Mohon tunggu...
Mimi
Mimi Mohon Tunggu... Buruh - Nothing

M.I.L.S.B

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hujan di Wajahku

21 Agustus 2020   11:12 Diperbarui: 21 Agustus 2020   11:09 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hujan yang ada diwajahku

Tak dapat gambarkan piluku

Sedihku mengenang yang dikasih

Pergi tinggalkan daging dan tubuh

Selisih waktu dapat dimengerti

Tapi, bisakah itu diterima hati?

Kugapai, kudapatkan memori

Diam diam mengintip ditirai

Berbalik aku mengutus luluhku

Dimanakah aku harus tempatkan

Tapak kakiku dan diriku ini teradu

Ku kerjakan bagian yang ada padaku

Demi sebuah upah lelah dari sang tuan

Tak senang hatiku menekan tuts tuts itu

Terasa melukai didasar sumur sanubari

Ditambahlah berita duka yang dicuri dengar

Sengaja ku hentikan sejenak kerja rodi ini

Aku ikut dalam sebuah upacara

Hujan di wajahku

Ku nikmati

***

Ditulis, awal bulan Juni

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun