Kuikuti saja dulu jejak lelahku
sampai dimana ia bertahan
berhenti dan menyuguhkan kesegaran
memelukku dalam damai yang entah kapan ku dapatkan
Di ujung serambi rasaku
aku termangu memandang rembulan yang semakin lesu
menggeliat ingin bebas lepas dari pelukan ragu
yang hanya suguhkan mimpi tak tentu
Rasa sesak semakin melesak
namun ia tak dapat memberontak
terkurung jiwa yang gemeletak
menahan beribu angan dalam benak
Aku tak mencoret waktu
yang ku rasa tak perlu
menulis detil langkahku
menjadi lembaran sejarahku
Di kesenyapan kaki pagi
aku mengurai cintaku
resahku...
rinduku...
tanyaku...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H