Mohon tunggu...
M Wahyu Alfandi
M Wahyu Alfandi Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

yang penting ganteng dulu

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh dan Perkembangan Aliran Jabariyah dalam Pemikiran Islam

15 Oktober 2024   12:01 Diperbarui: 15 Oktober 2024   12:31 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Segala perbuatan manusia, baik maupun buruk, adalah hasil dari kehendak Tuhan. Dengan demikian, dosa atau kebaikan bukanlah hasil dari pilihan manusia, tetapi merupakan hasil dari ketetapan ilahi.

Pandangan-pandangan ini menimbulkan kontroversi di kalangan ulama Islam. Banyak yang menganggapnya sebagai pandangan ekstrem karena menghilangkan tanggung jawab moral manusia atas tindakannya.

3. Perdebatan dengan Aliran-Aliran Lain
Aliran Jabariyah tidak berkembang dalam ruang hampa. Kehadirannya memicu perdebatan dengan berbagai aliran pemikiran lainnya, terutama Qadariyah dan Mu'tazilah. Kedua aliran ini berpendapat bahwa manusia memiliki kebebasan dalam bertindak, meskipun mereka berbeda dalam hal batasan kebebasan tersebut.

a. Perdebatan dengan Qadariyah
Qadariyah adalah aliran yang muncul sebagai reaksi terhadap determinisme Jabariyah. Mereka percaya bahwa manusia memiliki kehendak bebas dan bahwa manusia bertanggung jawab atas perbuatannya.

 Menurut Qadariyah, Allah memberikan manusia kemampuan untuk memilih, dan dengan demikian, manusia bertanggung jawab atas dosa atau pahala yang ia dapatkan.

b. Perdebatan dengan Mu'tazilah
Mu'tazilah, yang kemudian menjadi salah satu aliran teologi besar dalam Islam, juga menolak pandangan Jabariyah. Mereka menekankan kebebasan manusia dan tanggung jawab moral dalam segala tindakannya. Bagi Mu'tazilah, konsep keadilan Tuhan hanya bisa dipahami jika manusia memiliki kebebasan untuk memilih antara yang benar dan yang salah. Mereka juga percaya bahwa meniadakan kebebasan manusia akan merusak konsep keadilan Ilahi.

Dalam perdebatan ini, Jabariyah seringkali dianggap terlalu ekstrim karena menghilangkan unsur tanggung jawab moral manusia, sementara lawan-lawannya seperti Qadariyah dan Mu'tazilah berusaha untuk menjaga keseimbangan antara kehendak Tuhan dan kebebasan manusia.

4. Pengaruh Jabariyah dalam Pemikiran Islam
Salah satu pengaruh jabariyah adalah memicu perdebatan yang lebih mendalam tentang kehendak bebas, takdir, dan keadilan Tuhan. Beberapa pemikir kemudian berusaha mencari jalan tengah antara determinisme Jabariyah dan pandangan bebas Qadariyah.

Salah satu mazhab besar yang muncul sebagai tanggapan terhadap Jabariyah adalah aliran Asy'ariyah. Aliran Asy'ariyah, yang dipelopori oleh Abu al-Hasan al-Asy'ari, berusaha mencari keseimbangan antara kehendak Tuhan dan kehendak manusia. 

Mereka menolak determinisme mutlak Jabariyah, tetapi juga tidak sepenuhnya mendukung pandangan Qadariyah. Dalam pandangan Asy'ariyah, manusia memiliki kapasitas untuk memilih, tetapi kehendak Allah tetap mendominasi segala sesuatu

5. Kemunduran dan Pengaruh yang Tersisa
Aliran Jabariyah mulai kehilangan pengaruhnya pada abad ke-9 Masehi, terutama setelah munculnya mazhab Asy'ariyah dan Maturidiyah yang lebih moderat dalam memahami hubungan antara kehendak manusia dan takdir ilahi. Namun, beberapa elemen dari Jabariyah tetap hidup dalam beberapa tradisi Sufi yang menekankan penyerahan total kepada kehendak Tuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun