Mohon tunggu...
M Wahyu Agani
M Wahyu Agani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Master's student in public administration at Gadjah Mada University

Saya merupakan lulusan S1 ilmu pemerintahan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, dan sekarang mahasiswa S2 Ilmu Administrasi Publik Universitas Gadjah Mada. Saya memiliki hobi mendaki dan editing

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Masa Depan Teknologi Indonesia: Apakah Kita Siap Menghadapinya?

12 Oktober 2023   21:37 Diperbarui: 12 Oktober 2023   22:03 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Revolusi industri 4.0 sering kali dibicarakan banyak orang, hanya saja masih banyak yeng belum mengerti konsep itu. Perkembangan revolusi industri dari 1.0, 2.0, 3.0 sampai dengan sekarang ini yakni 4.0 dan bahkan menuju 5.0. Menurut pengertian yang disampaikan Kominfo (Kementrian Komunikasi dan Informatika) disampaikan bahwa industri 4.0 adalah saat pelaku industri memberikan komputer untuk bisa terhubung dan melakukan komunikasi satu dengan yang lain tanpa keterlibatan manusia di dalamnya.  Di tengah gelombang revolusi teknologi yang melanda dunia ini, pertanyaan yang sering muncul adalah, apakah kita bangsa Indonesia siap menghadapi masa depan yang penuh dengan inovasi ini? Apakah kita telah mempertimbangkan konsekuensi moral, etika, dan sosial dari kemajuan teknologi yang terus mempercepat laju kita?

Ketika kita memasuki era kecerdasan buatan Artifisial Intelence (AI), kendaraan otonom, dan penggunaan data yang semakin meluas, pertanyaan tentang privasi dan keamanan data menjadi semakin mendesak, khususnya di Indonesia bahkan informasi terkait warga negara banyak yang salah digunakan dan bahkan berujung pada masalah cyber crime (kejahatan siber) seperti studi kasus serangan siber pembobolan data oleh hacker Bjorka pada tahun 2022, yang mana bahkan sekelas Kemkominfo terkena serangan. Perusakan dan pencurian data Kejaksaan Agung RI pada tahun 2021, dan yang terbaru adalah pencurian data Bank Syariah Indonesia (BSI) tahun 2023 serta deretan kasus lainnya. Dalam upaya memajukan kemampuan mesin, kita sering kali mengabaikan potensi risiko terhadap privasi individu. Apakah kita benar-benar mengerti sejauh mana data kita digunakan dan disimpan oleh perusahaan teknologi raksasa? Seiring perangkat pintar yang semakin memahami kebiasaan dan preferensi kita, bisakah kita memastikan bahwa kontrol tetap berada di tangan manusia?

Selain itu, pertanyaan etika juga muncul dalam konteks pengembangan kecerdasan buatan. Apakah kita akan membiarkan algoritma mengambil keputusan yang pada akhirnya mempengaruhi hidup dan nasib manusia? Ketika kecerdasan buatan mulai digunakan dalam bidang seperti peradilan, pengobatan, dan bahkan pertahanan, apakah kita telah mencapai tingkat pemahaman yang memadai untuk memastikan bahwa keputusan-keputusan ini adil dan benar? Di tengah perkembangan teknologi yang ada munculnya peluang pekerjaan seperti seorang data analyst, seorang diplayer data, dan juga lainnya. Dengan seluruh perkembangannya yang ada, muncul kembali pertanyaan dengan sumber daya manusia Indonesia yang ada, apakah mampu untuk bisa beradaptasi menjadi SDM yang mampu diandalkan dalam sektor-sektor itu?.

Di sisi lain, teknologi juga memiliki potensi besar untuk memecahkan tantangan besar manusia. Misalnya, dalam menghadapi perubahan iklim global, kita membutuhkan inovasi teknologi untuk menciptakan solusi yang ramah lingkungan. Namun, apakah kita dapat memastikan bahwa teknologi ini akan diakses oleh semua orang, termasuk mereka yang berada di negara-negara berkembang? Bagaimana kita bisa mengurangi kesenjangan digital global dan memastikan bahwa manfaat teknologi dapat dirasakan oleh semua orang, bukan hanya oleh segelintir?

Jadi, di tengah riuh rendahnya kemajuan teknologi, saatnya bagi kita untuk berhenti sejenak dan merenung. Kita perlu melibatkan diri dalam pembicaraan yang mendalam dan berkelanjutan tentang dampak teknologi terhadap masyarakat, budaya, dan individu. Kita perlu mendesak para pembuat kebijakan dan perusahaan teknologi untuk bertanggung jawab atas inovasi mereka, dan memastikan bahwa kepentingan manusia ditempatkan di atas segalanya. Ditakutkan dengan seluruh kemajuan yang ada dengan peran serta teknologi akan menggeser peran manusia untuk memperoleh lapangan pekerjaan, kemudian beralih ke masalah ekonomi, yang mengakibatkan rentetan masalah lainnya seperti tingkat kejahatan yang meningkat dan lainnya. Kita tidak bisa hanya menjadi penonton dalam perubahan besar ini. Kita semua memiliki peran dalam membentuk masa depan teknologi. Supaya bisa berpihak pada manusia secara penuh sehingga melahirkan suatu kondisi sosial, ekonomi, dan bahkan politik yang baik kedepan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun