Mohon tunggu...
Muhammad Wislan Arif
Muhammad Wislan Arif Mohon Tunggu... profesional -

Hobi membaca, menulis dan traveling. Membanggakan Sejarah Bangsa. Mengembangkan Kesadaran Nasional untuk Kejayaan Republik Indonesia, di mana Anak-Cucu-Cicit-Canggah hidup bersama dalam Negara yang Adil dan Makmur --- Tata Tentram Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi. Merdeka !

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Atrium & Pasar Senen

26 Juli 2015   06:19 Diperbarui: 26 Juli 2015   06:19 457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Lama tidak mengunjungi Mall dan Department Store Atrium ... Bangunan lama yang antik di mana makanan khas Italia itu masih tetap ada di sana ... dulu favoritku menjamu teman-teman. Ingin kembali menjamu teman di sana nanti-nantinya ...

Suasana toko jauh berbeda ... lebih lega menarik, udara sejuk cukup dan lighting juga bagus --- yang sangat menonjol pemasaran Gadget mutakhir. Mendongak ke atas dari lantai Ground tampak deretan toko yang meriah dan mengundang.

Terbaca logo Restoran Amerika, segera terbit selera minuman khasnya ... Sarsaparilla Okay ke sana. Untuk mendengar musik dan membaca. Minuman yang menyegarkan (dan konon bersifat Aphrodiac) plus French Fries dengan saus dan sambal yang sedap sekali.

Teringat kebiasaanku ... beli baju Arrow atau Balanchiaga di Kuningan dekat kantorku ... di Atrium belanja merk Henry Adams --- tidak tahu apakah masih ada counternya sekarang. Terakhir membeli sabuk dan satu kemeja kotak-kotak kesayangan (2002 ?)

Membuat catatan untuk sinopsis novel "Atrium" ... kisah karyawati bank yang berasal dari sudut Yogyakarta, Wening ... pensiun dini untuk membayar DP dan KPR rumah idaman --- berbulan-bulan hidup dengan hanya gaji suaminya yang bekerja di bank swasta ... ia masuk bekerja sebagai agen Asuransi. Liku-liku kehidupan dan godaan ..

Di restoran Amerika itu cukup banyak pengunjungnya ... tidak jauh duduk serombongan keluarga dengan 2 anak kecil yang berpakaian yang lucu-lucu, mewah ... yang menjadi seperti ibunya seorang wanita dengan Jeans Chanel plus kaos warna ungu, juga Chanel dengan payet berkelap kelip.

Satu anggota keluarga itu juga ber-Jeans Chanel 3/4 ber-blus motif batik --- perempuan gemuk anggota rombongan itu juga dengan jurk bermerk ... tetapi tampaknya mereka itu tidak hair-stylist karena potongan dan sisiran rambutnya biasa-biasa saja.

Baby-sitternya dengan jurk terusan batik warna kemerahan motif besar-besar dengan kain gendongan batik motif Liong ...

Lingkungan lain yang menonjol adalah para gadis dan perempuan dengan Hijab berbagai mode ...

Jalan melintasi lantai Ground ... mampir di counter penjual batu akik yang sedang ngetrend ... tampaknya ia menjual batu sintetis dan alamiah berharga antara RP 35.000 sampai Rp. 600.000 ,-- "Batu mahal tidak main disini bang !"

Turun ke basement membeli anggur hitam Australia ... untuk hidangan buka puasa cucu yang melaksanakan Puasa Syawal.

Ada jembatan penghubung ke arah Pasar Senen.

Luar biasa begitu melangkah disambut oleh lemari kaca pameran Kamera digital masa kini.  Di kiri ada toko kecil menjual tas tangan pria yang sangat cantik-cantik modelnya ... memang tas fantasi harga antara Rp. 200.000 sampai Rp 1,2 juta. Desain bagus-bagus dengan kompartemen yang fungsional. Bahan kulit kombinasi dengan sintetis, konon.

Betul-betul bagus-bagus (menyesal aku membeli, memang kulit asli tetapi merk tidak meyakinkan ... harga jauh lebih mahal di toko batik terkenal di Menteng). Tertarik membeli, tetapi kuatir menyempiti ruangan rumah ...

Departemen store kiri-kanan dan tengah semua menjual barang-barang yang menarik dan murah meriah.

Kaget !

Ternyata ikatan (embanan) cincin batu akik yang indah-indah seantero Jabodetabek, berasal dari sini ... bertimbun-timbun, berbagai desain dan bahan. Hebat betul.

Di kepalaku tinggal satu keperluan ... membeli bumbu masak Medan, Melayu dan Padang.

Cari jalan ke lantai dasar Pasar Senen ... tempat penjual barang-barang etnik dan tradisional Sumatera, dari bumbu segar sampai ikan asin --- dari Ulos sampai Kain Songket Batubara. 

Beli bunga Kincung segar (beraroma khas untuk masuk dalam Gulai Daun Ubi Tumbuk), resep Mandailing/Melayu --- bumbu kari Malaysia/Thailand, tentu yang utama bumbu Rendang Padang dan Gulai-gulai Minangkabau.

Puas, cukup segar ... namanya juga pasar tradisional ! (MWA) 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun