Mohon tunggu...
Muhammad Wislan Arif
Muhammad Wislan Arif Mohon Tunggu... profesional -

Hobi membaca, menulis dan traveling. Membanggakan Sejarah Bangsa. Mengembangkan Kesadaran Nasional untuk Kejayaan Republik Indonesia, di mana Anak-Cucu-Cicit-Canggah hidup bersama dalam Negara yang Adil dan Makmur --- Tata Tentram Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi. Merdeka !

Selanjutnya

Tutup

Puisi

2010 Kidung Kelahiran (Puisi II-08)

3 November 2012   20:35 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:01 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13519747172043943833

[caption id="attachment_214582" align="aligncenter" width="473" caption="Grafis MWA --- Puisi II-08"][/caption]

 

Mungkin dulu proses kehidupan kita berdua, sama seperti ini

Pertemuan Ovum dan Sperma

Tafakkur dalam nikmat yang sangat indah

Namanya orgasme

 

Ketika kita menari dalam gerak musik alami

Kau dengarlah gesekan dedaunan bambu, dan rantingnya

Ada pula dalam jalin jemalin batang dan tunas

Tetap berdawai, semacam desahan.

 

Tiba

Kita bertatap mata

Tiba

Kita berbisik (jelas malam ini engkau subur)

Kita berdoa dan berpelukan (ada bisikan, bahwa konsepsi itu akan berlaku)

Terlintas tunas bung-rebung di rumpun bambu

Sumilir lir kelana menentram gelora hati

“engkau akan menjadi ibu”

Sayang, mari menyanyikan kidung kelahiran --- sebagai buah rindu.

 

[MWA] (Puisi II -08)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun