Mohon tunggu...
Muhammad Wislan Arif
Muhammad Wislan Arif Mohon Tunggu... profesional -

Hobi membaca, menulis dan traveling. Membanggakan Sejarah Bangsa. Mengembangkan Kesadaran Nasional untuk Kejayaan Republik Indonesia, di mana Anak-Cucu-Cicit-Canggah hidup bersama dalam Negara yang Adil dan Makmur --- Tata Tentram Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi. Merdeka !

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi dari Jendela Bis -15

22 Oktober 2012   13:34 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:31 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

*

Pemuda berteriak-teriak seperti Orang Gila :

 

Merdeka !

Merdeka !

Merdeka !

 

Dengan kantung gula-gula mereka mengemis, sepicis dua picis

 

**

Birokrat tertidur di meja kerjanya :

 

KPK !

KPK !

KPK !

 

Mereka mengigau seperti Orang Gila.

 

Di Kantongnya ada kliping --- berita tentang Menpora dengan para stafnya.

 

***

 

Orang Gila mengedor-gedor jendela :

 

BPK !

BPK !

BPK !

 

Ada apa dengan Istana ?

 

****

Presiden Fujimori ada berita

Bapak Mandela juga ada berita

Mengapa dengan Papua ?

 

Papua !

Papua !

Papua !

 

Kemarin Orang  Bima saling bunuh

Besok lusa kembali berita Orang Bakar-bakaran

Tahun depan Petani akan menuntut tanah --- untuk janji merdeka di tanah pusaka

 

Tanah !

Tanah !

Tanah !

 

Ada tanah tak ada air --- ada air tak ada tanah

Yang enak tetap, orang-orang di Istana Raja-raja.

 

Untuk apa pula Orang Indonesia merdeka, kata pemuda gila yang menghitung uang receh.

Di kaki pilar jembatan tol Lingkar Luar

Ia cengengesan menirukan wajah ceria Jokowi, idolanya.

Di tangga Istana ia melihat Presiden turun tangga berpiyama.

[caption id="attachment_212635" align="aligncenter" width="473" caption="Grafis MWA--- Puisi dari Jendela Bis 15"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun