Mohon tunggu...
Muhammad Wislan Arif
Muhammad Wislan Arif Mohon Tunggu... profesional -

Hobi membaca, menulis dan traveling. Membanggakan Sejarah Bangsa. Mengembangkan Kesadaran Nasional untuk Kejayaan Republik Indonesia, di mana Anak-Cucu-Cicit-Canggah hidup bersama dalam Negara yang Adil dan Makmur --- Tata Tentram Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi. Merdeka !

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Gubernur Jenderal James Loudon di Batavia; Kebon Kopi Karsiyem di Temanggung (DKNM #03/22)

3 Oktober 2012   00:02 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:20 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_209422" align="aligncenter" width="473" caption="Grafis MWA-- DKNM #03/22"][/caption]

(1)

Rudolfo Moravia merasa lega bahwa Kekasihnya Karsiyem telah terjamin dengan kebun kopi di Temanggung --- ia pun segera akan berangkat ke Medan Perang Aceh. Ia yakin dari Basis Legiun Afrika di Takengon, ia dapat menembus ke Sagi Mukim XXII Aceh Besar, dan pasukan yang di daratkan dari laut menyerang untuk merebut Pantai Gigieng ……………….. lantas, ya lantas Dalam, istana dan Raja Aceh dapat ditawan untuk mengakhiri perang ……………

Rudolfo memegang erat kusen jendela dan membayangkan peranannya dalam Perang Franco-Prussian terakhirnya, ia mengenang kembali perang pertamanya di Austria …….. perang-perang yang membawa kemegahan dirinya sebagai serdadu Prussia …………. Tetapi ia adalah keturunan petani Bavaria ………….. perkembangan investasi perkebunan di Sumatra Timur, di Hindia Belanda segera menggodanya untuk keluar dari dinas militer ………………. Ia magang di perkebunan teh Inggris di Candy Ceylon, bertemu dengan perempuan Jawa, Karsiyem, seorang hamba sahaya --- untuk memerdekakan Karsiyem, Rudolfo terpaksa teken soldadu lagi bagi militer Hindia Belanda. Sambil magang di perusahaan dagang Inggris di Pulau Penang, ia menjadi agen Belanda mempersiapkan Legiun Afrika, untuk menaklukkan Kerajaan Aceh.

(2)

Karsiyem memutuskan akan melahirkan di desanya, Mengkowo. Ia telah mengkhayalkan kehidupannya di kebun kopinya di Temanggung --- paklik Legiso dan keluarganya akan diboyongnya untuk mengurus kebun itu ………………. Ia masih mengharapkan akan bertemu dengan tuannya, kekasihnya, suaminya, Rudolfo Moravia.

Setiap selesai sholat Karsiyem tetap berdoa agar Rudolfo Moravia selamat dari perang di Aceh, yang didengarnya sangat seram dan kejam.

“Ya Allah selamatkanlah Tuanku ……………”, terkadang ia meneteskan air mata mengenang perjalanan hidupnya ………….. akan berangkat ke Suriname untuk menjadiKoeli Kontrak, berminggu-minggu berlayar ……………. tiba-tiba diserang oleh perompak Somalia …………… dijadikan budak dan dijual di pasar Arab-Oman, dibeli Orang Inggris, dipekerjakan di Perkebunan teh Candy, bertemu dan melayani Rudolfo Moravia, diboyong ke Pulau Penang …………….. hamil ………….. Rudolfo akan berperang di Aceh, ia diungsikan kembali ke Kebumen ……………. ( ……………. ia merasakan kini janin di rahimnya lebih gesit dan kuat, menendang-menendang) …………. Ia yakin janin itu akan lahir sebagai lelaki ……………….. Rudolfo Moravia telah mewasiatkan nama Saracen atau Saladin, Panglima Muslim dalam Perang Salib ………………….. ia harus dididik menjadi Muslim Jawa, ia harus diterima sebagai muslim Jawa …………….. Saladin adalah anak indo (ia akan gagah dan ganteng seperti bapaknya ……….) ……………. Ia bersyukur tuannya telah membelikan sebidang kebon kopi untuk kehidupan mereka ………………. “Tetapi ya Allah selamatkanlah tuanku, kembalikanlah tuanku ……….. aku ingin mengabdikan seluruh hidupku kepadanya …………… ya Allah”.

Karsiyem tersedu-sedu dalam sujudnya.

(3)

Tunting Wulandari dan mBok Atun bersimpuh di hadapan Adipati Branjangan --- mereka diundang untuk mendengarkan peristiwa penting dalam hidup Tunting …………………

“MBok …………… dan Tunting --- aku telah dipanggil Jenderal Elberg, dan dipertemukan dengan Kolonel Rudolfo Moravia ………………. Syukur, kamu Tunting dimuliakan Wong Londo …………….. Kolonel itu melamarmu, aku pikir kekuasaan mereka cukup untuk mengambilmu sebagai Nyai tanpa ‘nembung-nembung’ lebih dahulu kepadaku ………………… Tunting kamu perempuan Jawa yang dihormati, mereka memintamu dengan baik-baik …………… dahulu aku menghadap Jenderal Elberg untuk menyerahkanmu sebagai upeti ---- kamu sebelumnya kupersiapkan untuk menyuap Sultan Cirebon ………… untuk mendapatkan hak mengutip pajak dan cukai, seperti cukong-cukong Cina --- ternyata Sultan Cirebon nasibnya pun sama saja dengan Ningrat Mataram dan Jawa lainnya …………….. mereka tidak lebih pemakan pensiun Hindia Belanda belaka --- aku merubah taktik, lebih baik kamu ta’ serahkan langsung pada Kekuasaan Belanda ……………… nasibmu baik anakku, Tunting kamu akan menjadi Nyai Belanda yang terhormat ……………………… setelah selesai Perang Aceh, kamu akan diboyong Tuanmu ke Sumatra Timur ……………….. bukan sebagai Koeli Kontraak , tetapi sebagai Nyai Penguasa Perkebunan Sinembah …………………….”

(4)

Sementara itu Gubernur Jenderal James Loudon, memutuskan akan melaksanakan Instruksi Menteri Tanah Jajahan Negeri Belanda, tanggal 2 Januari 1873 James Loudon mengadakan Sidang Khusus Dewan Hindia Belanda, untuk menetapkan pelaksanaan perang penaklukan Kerajaan Aceh …………………….

[MWA] (Damar Kurung Nyai Moravia; novel bersambung ke #03/23)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun