Mohon tunggu...
Muhammad Wislan Arif
Muhammad Wislan Arif Mohon Tunggu... profesional -

Hobi membaca, menulis dan traveling. Membanggakan Sejarah Bangsa. Mengembangkan Kesadaran Nasional untuk Kejayaan Republik Indonesia, di mana Anak-Cucu-Cicit-Canggah hidup bersama dalam Negara yang Adil dan Makmur --- Tata Tentram Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi. Merdeka !

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Gazal Upy untuk Leo (SCUL)

28 Juli 2012   09:19 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:31 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13434664841260700821

  [caption id="attachment_196841" align="aligncenter" width="473" caption="Grafis MWA- Gazal Puisi II"][/caption]

*Gazal adalah puisi ikatan suara asmara yang menurut wujudnya berasal dari Persia. Terdiri dari 8 larik tiap bait, tiap larik terdiri 20-22 suku kata. Tiap larik berakhir dengan kata yang sama. Sajak/rima yang sebenarnya terdapat pada kata kedua dari belakang (Glosaria, Istilah Bahasa dan Sastra, Penerbit Intan, 1984).

 

(1)

Gempa dan Tsunami Aceh 2004 oh kekasihku, Aceh

Dalam bau mayat dan keringat, lapar terluka kau tatih aku, Aceh

Aku kebat luka kakiterkena paku, infeksi tiada bersihku, Aceh

Menggigil demam antara bakteri dan virus hepatitis kasihku, Aceh

Antara denyut dan ratapan pengorbanan bunga selasihku, Aceh

Terkapar kecapaian rahimdidera kanker, mengasoh kasihku, Aceh

Terbaring dalam gemertuk gigi, Relawan gempa, dua kekasihku, Aceh

Oh Aceh-ku --- oh, Pulau Nias di selatan kutebarkan bertihku, Aceh

(2)

Hepatitis merenggut jiwa kemanusiaanmu, di makam Medan

Diopname di Adam Malik, operasi rahim malam-malam di Medan

Terkenang di Calang kau memanggul kakek-kakek pingsan terdiam, oh……… Medan

Ada korban terkubur tiada dikenali lagi di kapal karam, ah Medan

Ada suratku dari Medan dan suratmu dari Teluk Dalam, aih Medan

Kita takkan menyerah pada penyakit dan nasib dalam temaram, di Medan

Minta dikuburkan dalam satu liang atau berdampingan bersalaman di Medan,

Percintaan, naluri cinta, tatap mata berpengalaman, dari Medan

(3)

(SMS-mu berbunyi : Tuhan tlah merencanakn aku & kamu b’temu di waktu itu)

[MWA] (Puisi II -03)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun