Mohon tunggu...
Muhammad Wislan Arif
Muhammad Wislan Arif Mohon Tunggu... profesional -

Hobi membaca, menulis dan traveling. Membanggakan Sejarah Bangsa. Mengembangkan Kesadaran Nasional untuk Kejayaan Republik Indonesia, di mana Anak-Cucu-Cicit-Canggah hidup bersama dalam Negara yang Adil dan Makmur --- Tata Tentram Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi. Merdeka !

Selanjutnya

Tutup

Catatan

R.A. Kosasih (93 th) tutup usia --- Mengenang Komikus Tahun 1950-an (Cermin-52)

24 Juli 2012   02:04 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:42 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“…………….JAKARTA--MICOM: Komikus legendaris Indonesia RA Kosasih meninggal dunia pada Selasa (24/7) dini hari di usia 93 tahun.

Jenazah komikus yang terkenal lewat komik-komik wayangnya seperti Ramayana, Mahabharata, dan Bharatayudha itu disemayamkan di kediamannyadi Jalan Cempaka Putih III Nomor 2 Rempoa, Ciputat, Jakarta Selatan. Rencananya, Kosasih akan dimakamkan pada Selasa (24/7) siang di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan. (OL-12)…………….”

[caption id="attachment_196008" align="aligncenter" width="473" caption="Grafis -Cermin 52"][/caption]

Kutipan dari MediaIndonesia.com (24/7) ……………. Menundukkan kepala ………….. Innallillahi Wa innailaihi Raji’un …………………. Segera terkenang tahun 1950-an, baru merdeka, kampung kami yang dilingkungi suasana Budaya Jawa, ada Jaran Kepang …………… di kampung kami disebut Kuda Kepang ………………. Ada Wayang Kulit…………………. Kami anak-anak Melayu dan Mandailing sangat mengenal tokoh-tokoh wayang ………….. Cuma dialog Dhalang kami tidak begitu mengerti …………….

Adalah waktu itu terbit secara serial …………………… komik Wayang ………………. Yang mengesankan “Ulamsari”(menceritakan episode lahirnya Abimanyu, anak Arjuna).

Kami berebut membaca komik wayang R.A. Kosasih, setiap  serial itu terbit,

Sri Asih super women-nya memperkenalkan kami pada Tokoh Perempuan Nasional dalam khayali Masa Kanak-kanak kami --- Ke-Benaran harus selalu memenangkan pertarungan melawan ke-Jahatan --- itu modal kami menatap hari depan Budaya Kemerdekaan ini

Komik Almarhum-lah waktu itu media yang mengkaitkan Gap Budaya antara kami anak Melayu dan Mandailing dengan Budaya Nasional unsur Jawa ………………. Karena Anak-anak Jawa pun telah berasimilasi dengan Budaya Melayu.

Kami Anak Indonesia ……………….. maka tidak mustahil menjadi kenyataan, kini …………….. Anak Jawa menjadi Plt Gubernur Sumatera Utara.

Eyang jasamu adalah turut membangun National Character Building !

[MWA] (Cermin Haiku – 52)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun