Mohon tunggu...
Muhammad Wislan Arif
Muhammad Wislan Arif Mohon Tunggu... profesional -

Hobi membaca, menulis dan traveling. Membanggakan Sejarah Bangsa. Mengembangkan Kesadaran Nasional untuk Kejayaan Republik Indonesia, di mana Anak-Cucu-Cicit-Canggah hidup bersama dalam Negara yang Adil dan Makmur --- Tata Tentram Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi. Merdeka !

Selanjutnya

Tutup

Politik

Presiden RI Bisa Panik?

17 Oktober 2011   08:59 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:51 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_137430" align="aligncenter" width="400" caption="Rapat Kabinet 100 Menteri Presiden RI Soekarno di Istana pada Maret 1966 mengakhiri Kabinet Gendon itu."][/caption] Kriteria Reshuffle harus Rational --- Target KIB II harus mendasar untuk mengatasi ATHG --- Tingkatkan Produktivitas Rakyat !

1.Presiden RI Soekarno di penghujung 1965 – Awal 1966 :

Dari sudut Ekonomi di masa itu Indonesia dilanda tingkat Inflasi ratusan persen, harga membubung, barang-barang langka, harga BBM pun terpaksa dinaikkan --- secara politik pun ketika itu, setelah Kudeta Gestapu/PKI Presiden RI Soekarno mendapat tekanan yang sangat berat dari Front Pancasila dan Kesatuan-Kesatuan Aksi --- terutama KAMI dan KAPPI.Konsep Nasakom hancur total.

Bung Karno tidak lagi berteriak “Go To Hell with Your Aid !” --- tetapi untuk menangkis gerakan Orde Baru yang akan memberangus Orde Lama, ia berseru :Indonesia bukan hanya Jakarta dan Bandung saja” .Maksud Bung Karno ia ingin mengecilkan peranan tekanan Kesatuan Aksi yang bergerak gencar di Bandung dan Jakarta.Ia ingin secara politis menggerakkan pendukungnya di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Kemudian ia memainkan “kartu naasnya” --- Presiden RI Soekarno ingin menggunakan Badan Pusat Intelijen (BPI) --- BPI di-Kepala-i oleh Dr. Soebandrio,lantas memberi komando aba-aba : “ Teror harus dihadapi dengan Anti-teror “ --- ia menyamakan Kesatuan-kesatuan Aksi sebagai pressure group terorisme.Lantas Kekuatan Orde lama membentuk “Aku Pendukung Soekarno” (APES).

Jadi setelah gerakan pengganyangan PKI dan Orde Lama itu berlangsung sejak Awal Oktober 1965 --- Bung Karno dan Soebandrio telah bersiap-siap dengan maneuver “Pembenturan Horizontal” --- hal itu sangat terasa di basis-basi PKI dan Orde Lama di seluruh Jawa dan Sumatera Utara.Tekanan Front Pancasila dan Kesatuan-kesatuan Aksi; yang bukan saja bertema Politik tetapi juga Ekonomi membuat Bung Karno panik.

Presiden RI Soekarno membentuk Kabinet 100 Menteri --- salah satunya seorang militer yang menguasai bandit dan preman Senen --- untuk menyelamatkan kegagalan politik dan ekonominya --- ia telah pula mempersiapkan benturan horizontal antara Kesatuan Aksi dengan Preman Senen dan sekitarnya.

Kabinet 100 Menteri Presiden Soekarno tidak bisa berbuat apa-apa --- di bulan Maret 1966 selagi mereka Rapat Kabinet di Istana --- tiba-tiba Bung Karno meninggalkan rapat akan bertolak dengan Helikopter ke Istana Bogor (bahkan waktu itu Soebandrio mengejar ingin turut serta --- tertinggal).

Sejarah mencatat bahwa Presiden RI Soekarno mengeluarkan Super Semar ( Surat Perintah 11 Maret), agar Pak Hartomengambil tindakan yang diperlukan untuk menyelamatkan NKRI.Era Orde Baru dimulai.Pembentukkan Kabinet 100 Menteri dan tindakan mengeluarkan Super Semar adalah Keputusan yang dalam keadaan panik.Kegagalan demi kegagalan yang menjadi Kenyataan yang harus disaksikan Rakyat.

2.ApakahPresiden RI Susilo Bambang Yudhoyono saat ini juga mengambil Keputusan Reshuffle dalam keadaan panik ?

Mengapa harus panik ?

 

  • Menurut UKP4, kinerja para Menterinya hanya mencapai target 50 persen saja --- sebagai Top Management memang hal itu harus di-tackle-nya.
  • Ancaman Harga Pangan Internasional yang menurut perkiraan Badan-badan PBB dan Pengamat Internasional, harga akan melambung selangit sementara program Swa Sembada Beras tidak mantap --- program Diversifikasi Pangan sepertinya tidak berjalan. Kenyataan Thailand membatalkan rancangan Kontrak Pembelian Beras untuk Indonesia.Thailand akan menaikkan harga, mereka akan memperkaya Petani-nya --- bukan semata-mata karena trend harga internasional.
  • Apalah arti Cadangan Devisa yang hanya USD 120 milyaran (walaupun meningkat dari ketika Indonesia menghadapi Krisis Asia 1997-98); dan itupun ditunjang dengan pasar modal yang bersifat spekulatif yang dilakukan Investor Asing --- yang sangat rawan Capital Outflow sewaktu-waktu bisa saja terjadi. Begitu tingkat bunga dan yield di Indonesia tidak menguntungkan mereka, Wuuuuuuuuuz !
  • Pertumbuhan Ekonomi Indonesia hanya ikutan pertumbuhan ekonomi Internasional, terutama Negara-negara Asia Timur --- Cina, Jepang, Korea ditambah India di Asia Selatan --- sementara ini makin akut, bahwa Ekonomi AS yang makin melambat karena masalah fiskal yang tidak berhasil dilakukan dengan “Quantative Easing”, Utang Amerika Serikat tinggi, penangguran tinggi --- Ekonomi cendrung makin melemah. Pada saat ini sangat tergantung dengan politik dalam negara Uncle Sam.Ekonomi Negara-negara zona Euro di Eropa juga sangat menguatirkan.Pasti kedua kawasan itu akan mempunyai efek kepada perekonomian Indonesia langsung ataupun tidak langsung (mengingat konon ekspor Indonesia tidak dominant ke sana).
  • EkonomiAS dan Eropa yang melemah akan mempengaruhi kemampuan mereka untuk impor dari Negara-negara Asia Timur.Wah !Informasi terakhir perekonomian Cina telah terasa menurun --- bagaimana “kecerdasan pemimpin Cina” dalam suasana seperti ini ?
  • Ada beberapa Kementerian telah terlibat Kasus Suap dan Korupsi APBN --- dari Net-workingtampak jaringan sejenis yang terjadi di Kemendiknas, Kemenakertrans dan Kemenpora --- bisa pula segera terungkap di Kementerian lainnya.Karena jaringan itu modus operandinya berpusat di Legislatif dan Ekskutif.PresidenRI harus bertindak cepat. Bukan masalah kepercayaan publik akan menurun, tetapi secara politis sangat eksplosif.Karena terutama melibatkan politisi Partai Demokrat yang dibina Susilo Bambang Yudhoyono.
  • Setgab Koalisi yang dibangun Presiden RI ternyata tidak setangguh yang dirancang --- sebagai seorang politisi Susilo Bambang Yudhoyono berlaku cerdas bahwa, Partai Golkar dan Partai Keadilan Sejahtera tampaknya telah tiba pada Jadwal untuk melakukan “Hak Menyatakan Pendapat” DPR atas Kasus Bail-out Bank Century yang telah merugikan Negara Rp. 6,7 triliun --- dimana Sidang Paripurna DPR telah menyatakan ada indikasi Korupsi dan Kriminal.Jadwal kasus itu konon akan dilakukan pada Desember 2011.Kalau Setgab tidak dapat diandalkan dapatkah PresidenRI mempertanggungjawabkan kasus itu dan lain-lain kasus ?
  • Masalah Internal Partai Demokrat yang dibinanya juga runyam --- bukan saja Kasus Bendahara Umum-nya Muhammad Nazaruddin kini sedang diproses oleh KPK.Juga demikian banyak politisi-nya yang terkait dengan berbagai kasus koruptif (sungguh membebani).
  • Hasil Survey menunjukkan “Kepuasan Publik terhadap PresidenRI Susilo Bambang Yudhoyono menurun drastis dan signifikan sampai saat ini”.

Memasuki tahun ke-3 periode kepresidenannya --- memang saat yang tepat (barangkali) untuk melakukan Reshuffle :

  1. Meningkatkan kinerja Kabinet Indonesia Bersatu II --- dengan mengganti Menteri yang tidak mempunyai performance yang tepat.
  2. Memperbaiki posisi tawar para Partai Politikmitra Koalisinya --- yang terbukti, ada Partai Politik yangmempunyai Taktik dan Siasat yang malah mengancam kekuasaannya.
  3. Last but not least mempersiapkan penyongsongan Pemilu 2014 dalam kondisi ATHG seperti di atas.

Begitu rancangan Reshuffle diutarakan PresidenRI --- reaksi pertama langsung datang dari Partai Keadilan Sejatera :“Tidak perlu dilakukan Reshuffle --- itu hanya tindakan yang mempersiapkan logistik Pemilu 2014 !”.Cerdas benar itu PKS --- kita kategorikan cerdas, karena Presiden tidak menanggapi dan klarifikasi antithese PKS itu.

Kini hiruk pikuk proses Reshuffle yang telah disaksikan Rakyat, sampai hari ini sudah nampak samar-samar hasilnya :

 

  1. Apakah ada Menteri PKS yang diganti ?Kalau ada --- mungkin PKS melakukan Filsafat Pangeran Samber Nyawa --- “TIJI TIBEH”;Presiden Susilo Bambang Yudhoyono harus melakukan kalkulasi yang cermat --- kalau keliru, Partai Golkar akan mempunyai posisi tawar yang menjadi lebih tinggi, tak akan terbayar oleh Susilo Bambang Yudhoyono.
  2. Menambah posisi sejumlah Wakil Menteri (mungkin untuk kompensasi tidak mengganti Menteri yang bersangkutan) akan menimbulkanKinerja Mismanagement baru yang lebih krusial dalam menghadapi Krisis Ekonomi Global (Nekad ?) --- dan implikasi pembiayaan Pemerintahan sangat membebani APBN --- hati-hati akan bisa timbul krisis fiskal lho !

Mungkin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak dalam keadaan panik mengambil Keputusan untuk Reshuffle kali ini --- tetapi melihat gelagat Komposisi Menteri plus Wakil Menteri serta Keadaan BUMN dan Swastayang akan menghadapi ATHG yang sudah nyata ini --- Presiden harus mawas diri bahwa, Ia harus mampu melakukan Direktif dan Instruktif terhadap KIB II kali ini lebih mantap dan rational.

Kalau tidak, makin hari makin panik Rakyat menghadapi hidup --- dalam risiko trend kemiskinan, pengangguran, meningkatnya inflasi, goncangnya kurs rupiah.Kalau mungkin buatlah Kebijakan untuk Meningkatkan Produktivitas Rakyat --- Hanya Pendapatan Rakyat yang mantap bisa memelihara Pasar Dalam Negeri yang potensial.

[MWA] (PolkamNet – 31)

*)Foto ex Internet

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun