Mohon tunggu...
Muhammad Wislan Arif
Muhammad Wislan Arif Mohon Tunggu... profesional -

Hobi membaca, menulis dan traveling. Membanggakan Sejarah Bangsa. Mengembangkan Kesadaran Nasional untuk Kejayaan Republik Indonesia, di mana Anak-Cucu-Cicit-Canggah hidup bersama dalam Negara yang Adil dan Makmur --- Tata Tentram Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi. Merdeka !

Selanjutnya

Tutup

Money

Cacatan Kecil untuk Presiden RI Susilo

18 Maret 2012   05:33 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:53 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Presiden RI Susilo akan ke Republik Rakyat Cina lagi, tanggal 22-24 Maret 2012 --- konon ini kunjungan beliau yang ke-5 (atau ke-6 ?) ke sana. Karena sudah berulang kali ke sana ditambah betapa mudahnya sekarang mendapatkan informasi, tetapi tetap saja perencanaan target perjalanan dibutuhkan.

Ini urun-rembug.

Perekonomian Indonesia, bahkan Perekonomian Global sangat tergantung pada pertumbuhan ekonomi Cina. Maka kunjungan ini harus dipersiapkan betul --- selama ini Indonesia tampak hanya berkenan sebagai penyedia bahan mentah bagi Cina --- dan sebaliknya Indonesia pun berkenan pula menjadi lahan Investasi Cina, serta sekaligus Pasar yang empuk bagi Cina (Jadi teringat ide Tenno Haika dan Dai Nippon dulu itu --- serta Konglomerat Hitam berinvestasi uang korupsi dari Indonesia di Cina). Tidak seharusnya demikian, Indonesia harus mencapai kedudukan setara dan rasional.

Di samping informasi dari Kedutaan dan Kementerian terkait, di sini ada catatan kecil perlu diindahkan --- karena sampai hari ini mengapa belum dipetik manfaat-optimalnya dari Kemajuan Cina :

1.Kemajuan Kedokteran Cina --- Warga Negara Indonesia banyak berobat ke Cina, terutama dalam teknologi pencangkokan, transplantasi organ manusia. Dua teman saya berhasil melakukan cangkok hati ke sana, sekarang kedua-nya tetap fit dan produktif.Tetapi namanya manusia dan kebudayaannya, tentunya ada yang gagal --- baru saja teman saya seorang yang dulunya giat dalam olahraga otomotif, gagal dalam pengobatan kanker paru-paru di sana (mungkin cangkok-mencangkok juga). Upaya dan usaha manusia sangat tergantung pada Ridha Allah , jadi bisa ada yang gagal.

2.Kemajuan Industri Obat-obat Tradisional Shinse Cina --- bahan mentah berasal dari seluruh belahan dunia (seperti tulang belulang harimau Indonesia dan Asia lainnya, cula dan tulang badak Indonesia dan Afrika) --- mungkin diperlukan komunike bersama perlindungan satwa dan kemajuan pengobatan herbalistik.

Industri Jamu Indonesia pembinaannya ‘kan tidak karuan-karuan, malah dimanipulasi dengan kimiawi yang membahayakan kesehatan --- praktek demikian ‘kan menghambat ekspor dan hari depan jamu Indonesia. Reputasi jamu Indonesia harus seharum Cina.

3.Lantas, pelajari pula kecepatan kemajuan Industri Cina merebut pasar, konon trick-nya mudah, (a) membidik “susunan bata longgar” di pasar yang dituju, jangankan pasar Indonesia yang memang diliputi berbagai kelemahan Ekonomis dan Budaya --- Pasar negeri-negeri maju pun ditrabas. Beli patent teknologi, jual produk dengan harga murah, tentu ada trick penunjangnya. (b) Cina menunjang pertumbuhan perekonomian dan teknologinya dengan kegiatan R & D; Indonesia justru titik lemah di aspek ini, sepertinya semuanya bisa instant dan gampangan.

(c) ini rahasia yang perlu dipelajari Indonesia, “inovasi biaya” --- Indonesia tidak akan bisa bersaing, bahkan industrinya bisa tutup dilibas barang impor legal dan illegal, karena Indonesia tetap membiarkan High-Cost Economy --- yang ditimbulkan Birokrasi yang koruptif, dan Sistem Logistik Nasional yang tidak rasional dan diskonektif. Lihatlah pertumbuhan Sektor Retail Indonesia --- nantinya Rakyat Indonesia jadi Pedagang Import-oriented sampai jaringan asong nasional saja.

Itu saja. Ingat Hadist Rasullullah, dan catatan sejarah.

Tidak terlambat Indonesia belajar sungguh-sungguh dari Cina --- biasalah Orang Indonesia pelupa dan gampangan --- pada hal sejak Bung Karno jadi Presiden, ia telah mengarah ke Peking --- bahkan beberapa saat sebelum Kejatuhan Bung Karno, ia telah disarankan berobat ke RRT. Kalaulah beliau sehat dan kesehatannya prima, mungkin Orde Baru tidak mudah membangun Citranya.

[MWA] (Polhankamnet – 48)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun