Setelah Makuthang diwisuda di Pelabuhan Ratu --- ternyata ia menjadi bola liar. Tindakannya yang horroristik, menjengkelkan Pangeran Jagur.
Bagi Makuthang meningkatnya kemampuan daya pesugihannya, mendorong naluri konsumsi darah segarnya meningkat --- ia melata-lata liar menggunakan Angkot --- seperti para Pemerkosa mengintai para perempuan untuk dikorbankan.
Pangeran Jagur kewalahan menjaga Makuthang setelah menjadi Jenglot --- ia menuntut menetek darah. Malam jam 9 baru Sang Pangeran menyadari Makuthang Jenglot telah lenyap dari kotak kacanya.
Menurut batu Golong-golong yang berfungsi sebagai GPS --- Makuthang ada di Timur Ciputat. Memang benar Makuthang tadi menempel di lipatan kemeja kotak-kotak gadis itu --- ia aman di situ karena ada wrist-belt.
Malam ia melata dan merayap ke bantal untuk menghunjamkan gigitan.
Pangeran Jagur merapalkan mantra berbisik-bisik ; “ Papan lebur tulis ilang , apa kang jumeneng dzat mutlak, cha king piyambake ……………..”. Entah sudah berapa ratus kali dibisikkan dengan memeras batu Golong-golong.
Di Jatiwaringin gadis itu bermimpi “indah” --- dia ikhlas karena ia mencapai orgasme. Ia tidak melihat, tanpa suara Makuthang merayap dan melata. Nalurinya bekerja karena bisikan mantra Kawruhing Rat.
Tawaran tertinggi harga Jenglot Makuthang baru diangka Rp. 3 M; si pemilik ingin lebih, tetapi Pangeran Jagur kuatir Jenglotnya akan dibajak atau diculik Orang Pinter yang lebih mumpuni.
Ia berangkat ke hutan di kaki Merbabu --- di bekas pertapaan Ajar Sidiwacana. Setelah melakukan ritual rajawedha (sedekah); Sang Guru yang bernama Begal Abilawa memberikan wejangan khusus untuk memelihara Makuthang, Jenglot peranakan Sumantrah.
“Makuthang memang rada Bengal, rada liar, tuntutannya banyak --- tetapi angsarnya luar biasa, ia kini bisa menggangsir triliunan ---- kecuali kalau ada perubahan besar ………… kamu hargai berapa ?…”
“……………. 20 m mbah, ya sedikitnya 15………….”
“Wah, aja sembrono --- saiki kowe harus menyimpannya di kantong mata ……………… makhluk halus senang tinggal di liang di batu-batu, tetapi ia lebih tentrem disimpan di kantong mata --- ojo di akuarium ……………. Ia akan gelisah. Perhatikan makanannya……………..”
Baru Pangeran Jagur mengerti mengapa pemain Jaran Kepang atau Perawan Sintren harus berkaca mata hitam pekat --- agar matanya jangan didiami makhluk halus. Enggak bisa diusir !”
[MWA] (Paranormal – 31/07)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H