Kematian Makuthang bukan berarti berakhirnya terror horror --- ia malah menggegerkan seluruh kota, (di tahun 2000-an ia telah ditemukan berdiam di bawah tempat tidur, seorang wanita kesepian di Ciputat).
Di kampung asal Makuthang, tercekam, bukan hanya menyangkut 3 keluarga yangkehidupan mereka masih terikat dengan roh si Makuthang --- geger pula, anak-anak Cina yang bermain Jailangkung, kedatangan roh Makuthang di Law Ah Yoek.Geger !
Besok sorenya geger pula lagi --- anak gadis yang turut bermain Jailangkung di Pasar Merah --- meraung-raung: Makooothaaong ---Maaaaaaaaaaaaakithoangngngngng !
Roh si Makuthang tidak mau meninggalkan gadis Ningsih.
Konon ada salah satu keluarga mendatangkan Paranormal dari daerah wingit --- Alas Ketonggo. Bahkan para dukun dan shaman daerah setempat pun sibuk menawarkan penangkapan roh Makuthang.
Akhir pekan menyusul geger lagi --- lebih seru, ujud Makuthang tertangkap di Perumahan DSM.
Ceritanya begini, subuh seorang muadzin pergi menuju Mesjid di mana ia bertugas --- kejatuhan ranting pohon sena di taman yang biasa dijadikan jogging track juga.
Ia melihat ada sesuatu yang melekat di antara dedaunan di ranting itu --- memang di sana banyak pohon sena yang tinggi dan besar-besar, yang berumur lebih 50 tahunan. Ia kasihan pada makhluk itu. Di taruh di rak sepatu. Ia langsung bertugas.
Selesai sholat berjemaah. Mereka bubar. Si Muadzin lupa pada makhluk itu.
Seorang kakektua ketika akan mengambil sepatu sandalnya --- sesuatu benda langsung melekat di jempol kakinya --- astaghfirrullah, seekor makhluk kecil sedang meneteskan air mata --- wajahnya seperti ketakutan. Ada naluri pak tua menyatakan, makhluk kecil itu seperti minta dikasihani --- dibawa pulang.
Rumah di sanarapat --- dan masyarakatnya akrab, segera saja makhluk ganjil itu menjadi tontonan, dirubung --- kasihan, dibuatkan tempat di bekas akuarium berlapiskan perca kain satin merah. Enggak tahu, siapa yang memulai --- makhluk aneh itu dihubung-hubungkan dengan roh si Makuthang.
Geger, di kompleks ada 5 gadis kesurupan arwah si Makuthang --- Lebai Karim bertindak, dia berinisiatif, melakukan tahlil buat arwah si Makuthang.Pada hal sebelum ada hysteria itu, tidak satu pun warga di DSM mempunyai kepentingan dengan kampung Makuthang --- jaraknya lebih 10 kilometer.
Makhluk itu ada bulu coklat kemerahan di tengkuknya --- kepala dan mukanya mirip dengan Codot, bergigi tajam, ia menyeringai --- selain diceritakan ia bisa mengeluarkan air mata, ia tidak mau diberi tetesan susu --- tetapi ia lahap menghirup darah yang dibawakan jagal, pak Sobar--- ntah ide siapa itu mula-mula.
Makhluk itu entah keturunan apa --- dibilang codot tidak bersayap, dikatakan tupai tidak berkaki--- digolongkan tikus tidak ada buntutnya --- ia hanya menempel seperti cairan lem yang menjijikan.
Mahluk itu makin mengering kecoklatan --- rambut di kepalanya beberapa lembar makin memanjang --- ujudnya makin mengering. Kesepakatan orang kampung, ia diberikan kepada Paranormal dari Jawa.
Konon memang makhluk aneh itu arwah si Makuthang malih menjadi Jenglot --- Mbah Kolot si Dukun Alas Ketonggo itu mengatakan: Jenglot itu menangis kesakitan kalau mendengar suara adzan.
Yang paling mistis --- orang, terutama yang mendengar bunyi “Makuthang” --- dan terrekam di memori di otaknya, bila di-retriev bunyi itu --- Makuthang akan datang menghampiri dalam mimpinya.
Banyak pula beredar Makuthang dalam versi adegan dalam mimpi yang Surrealisme --- dapat ditafsirkan mimpi itu ber-Suasana dengan bentuk-bentuk dan warna yang seram --- ala lukisan Salvator Dali, pelukis Sepanyol (1904-1989).
Gadis atau para perempuan yang pernah memimpikan Makuthang setelah tahun 2000-an konon, makhluk Makuthang itu ber-bentuk wajahnya mirip Alien. Coklat berkerut-kerut berbulu merah kecoklatan di tengkuknya.
Makuthang tahun 2000-an telah malih berbentuk Alien, cuma berambut beberapa lembar panjang --- bentuknya konon kini seperti laba-laba berwarna merah kecoklatan. Ia menempel erat di pakaian wanita yang tergantung atau di bawah ranjang perempuan kesepian ……..
Mengapa --- enggak tahu juga (?)
[MWA] (Paranomal – 28/5 bersambung)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H