Mohon tunggu...
Muhammad Wislan Arif
Muhammad Wislan Arif Mohon Tunggu... profesional -

Hobi membaca, menulis dan traveling. Membanggakan Sejarah Bangsa. Mengembangkan Kesadaran Nasional untuk Kejayaan Republik Indonesia, di mana Anak-Cucu-Cicit-Canggah hidup bersama dalam Negara yang Adil dan Makmur --- Tata Tentram Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi. Merdeka !

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Nyonya Ratri Berlatih Pencak Silat Kelantan, a la Kambing Gunung (#17)

5 Oktober 2011   11:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:18 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

    [caption id="attachment_135213" align="aligncenter" width="560" caption="Nyonya Ratri, wanita mandiri, wanita kaya harta, dan kaya gagasan --- Ia melakukan Meditasi, Yoga dan Pencak Silat, untuk memelihara Kemampuan Otaknya, Kesehatan Tubuh dan Kenikmatan Hidup-nya --- Ia sedang membangun Piramid cita-citanya dengan mengambil Model Candi Sukuh dan Candi Maya/Aztek di Amerika Selatan."][/caption]    

 

Setelah sholat Subuh ia membuka pintu geser ke arah taman --- segera udara sejuk menyapa wajahnya, dan tercium bau harum khas bunga mangga dan bunga rambutan . Ya, pohon mangga dan rambutan di taman belakang sedang berbunga. Ratri melakukan gerak stretching --- langit jauh dengan mega kedut-kedut jauh di angkasa., kelabu kebiruan.

 

Tiba-tiba ia melompat ke atas tembok yang membatasi Rumah Utama dengan Museum Sang Suami. Hop hush

 

Kemudian ia melompat ke bangunan kolam yang mempunyai undak-undakan yang memang bukan hanya sebagai hiasan taman, tetapi jugasebagaisarana ia berlatih melompat ala Pencak Silat Kelantan.

 

Kemarin ia juga berlatih di Project Site Piramidnya di Cicurug.

Di sana konturnya memang berundak-undak, sehingga ia melompat-lompat seperti Kambing Gunung yang sedang bertarung dengan Singa.Suaranya Hop hush berkali-kali terdengar setiap kali ia melompat ke atas atau pun ke arah gundukan bukit-bukitan. Dan di bangunan lahan pertanian yang memang berterasering.

 

Kemarin itu ia belatih di sana masih pagi juga --- para pekerja berada di bedeng mereka yang terletak di balik bukit di barat --- begitu keluar dari mobil Nyonya Ratri menghirup dalam-dalam sebanyak-banyaknya oksigen. Lantas ia membuka tas pakaiannya --- menyiapkan pakaian dalam yang terbuat dari katun. Bertelanjang sekelebat di depan pintu mobil yang terbuka.Markus mengawasi dengan jantung yang segera berdebar.

 

Dengan cekatan ia mengenakan celana dalam dan bra katunnya --- sekilas ada naluri exhibitionis, kalau-kalau ada orang yang melihat ia bertelanjang dan dengan sigap kemudian berpakaian lengkap lagi.Markus tersirap darahnya --- walau tadi malam mereka tidur di kemah Mongol, yang sungguh romantis ala Orang Nomaden.

 

Markus segera meringkus Ratri dalam pelukannya --- mereka berpagutan sebagai dua kekasih yang lagi mabok-maboknya.Segera tangannya melampiaskan naluri kejantananya.Nafas erotis segera terpancar.Ratri puas seperti seekor ayam betina yang mengibas-ngibaskan bulunya dan kepaknya. Hop Hush. Ia melompat.Markus memperhatikan.

 

Itu kemarin sewaktu latihan di Proyek Piramid.

 

Pagi ini ia ingin sekali mencoba melompaticanopy teras beranda, tetapi bangunan itu tidak memungkinkan ia menjejakkan kaki.Bangunan itu bukan ajang latihan untuk dilompati. Ia memandang jauh ke wuwungan di atas atap rumah --- seperti film Cina, pendekar mudah melompat ke sana. Konon Guru Silatnya di Kuantan mengatakan semua murid pendekar --- bisa juga melakukan seperti itu. Silat Melayu tidak kalah dengan silat Negeri Cina.

 

Segera ia menyeka keringatnya --- dan terpikir untuk memanggil Markus agar mendesain Beranda Belakang dengan duct beton agar bisa digunakan berlatih silat.

 

Memang Nyonya Ratri sering 3 atau 4 kali setahun pergi ke Kelantan Malaysia untuk berlatih silat --- silat di sana itu mengambil gerak kambing gunung yang sangat trampil melompat dari bebatuan karang di pegunungan. Gerak itulah yang menjadi ciri khas Silat Kelantan itu.

 

Ratri juga menguasai silat dengan gerak ala Ayam Kinantan atau Harimau Campa.

Ia adalah pencinta silat, walaupun bukan seorang atlit.

 

Setelah menelpon Markus ia kembali berlatih.Sosok wanita bugar ini sungguh cantik dalam pakaian silat. Celana Pangsa yang terbuat dari satin hitam, dengan desain komprang, bajunya longgar Hitam pekat. Setiap kali kakinya mengangkang, menendang atau memukul, terdengar desir kain itu dalam gesekan di tulang kering atau betis. Sret --- sret, sret.

 

Lantas ia memasang kuda-kuda, dan melesat ke angkasa ke atas tembok dan melompat kembali ke pelataran tangga-tangga-an cucunya. Setiap gerak itu terdengar serentetan suara Baju dan Celana Pangsa itu --- ditingkah pula dengan jeritan : Hop Uhsuush.Ah.

 

Ia mandi di whirpool sambil mendengarkan pembahasan mengenai pengaruh krisis ekonomi Amerika Serikat dan Eropa, terhadap perekonomian Indonesia --- sementara ia berendam ia memikirkan untuk “ cut lost” beberapa sahamnya yang mempunyai trend akan berlanjut kemungkinan meruginya.Sedang yang selebihnya  akan dipertahankan karena memang tujuannya untuk investasi jangka panjang

 

Markus tiba lantas memasuki kamar mandi yang mewah dan luas itu --- ia mengambil kursi untuk berdiskusi tentang rencana renovasi beranda.

 

“Berandaduct itu tingginya 3 meter”

“Enggak ketinggian itu ?

“Dilengkapi dengan property taman, semacam batu karang setinggi 2 meter dan satu setengah meter --- tadi mama melompat ke cabang pohon mangga itu--- itu 2 meteran lho, lantas mama melompat ke cabang yang satunya --- lihat itu ada berjarak 2 meteran pula.Kalau enggak sayang dengan bunga mangga tentu mama terus berlatih berkali-kali di situ.Ayam biasa tidur di cabang rambutan itu, tadi mama melompat seperti tupai ke situ “

 

Markus mengangguk-angguk mendengarkan --- ia memang sangat kagum dengan kekasihnya ini. Ratri adalah wanita ketiga yang lebih tua bercintaan dengannya --- Ratri cantik, sehat, cerdas, kaya harta dan kaya gagasan, sangat mengagumkan hati Markus.

 

Markus menggosoki sela-sela jari kaki Ratri, celah-celap di belakang lutut --- dan Ratri senang tempurung lututnya dibelai segala geligirnya.Ratri seperti seorang bayi yang dimandikan dan dibelai.Ia puas memakai foam susu dengan aroma oriental itu.

 

Sesi itu dilanjutkan dengan pijitan punggung setelah Ratri pindah ke meja pijit --- Markus memang mempunyai kepandaian memijat. Mbok Sam, pengasuhnya yang mengajarinya memijat. Mereka dulu sering saling memijat. Itu sewaktu Markus berumur  12 tahunan --- sebelumnya ia saja yang menikmati pijatan sejak kanak-kanak, karena Markus adalah anak manja --- yang merindukan sentuhan dan belaian ibundanya yang lumpuh.

 

Ia tidak bisa tidur tanpa pijatan mbok Sam.Kini ia memijat nyonya Ratri seperti ia biasa memijat mbok Sam --- sampai puas.Itulah yang melatarbelakangimengapa ia selalu mengandrungi wanita lansia.Mbok Sam adalah pengasuh, yang bekerja di keluarga Stephasus Wong, jauh hari sebelum Markus lahir, dulunya ia adalah abdi di Kraton --- ia mempunyai keturunan ahli memijat para keluarga kerajaan.

 

Ia mengajari Markus segala letak dan sifat otot, syaraf maupun organ-organ tubuh.Seni pijat adalah ketrampilan sensualitas.

 

Sesi pemijatan ini tanpa media apapun, dengan jemari mencubit setiap jengkal otot dan syaraf. Ujung jari Markus memang trampil --- ini salah satu kelebihan Markus, yang membuat Ratri terpesona dan terikat dengan Jejaka ini.  Kawan berbagi kebahagiaan dan kepuasan bathin di hari tua Ratri.

 

Ori membawakan jamu rebusan yang memang ada jadwalnya untuk diminum Nyonya Ratri --- Ratri dan Markus saling memandang.Glek-glek.

 

Mereka tersenyum.

 

“Mama tidur di Apartemen, ataukah di sini nanti malam ?”

“Anak mama belum boleh tidur di sini ya--- nanti siang mama akan ke Bursa.Markus siapkan saja draft perspektif renovasi. Mungkin mama tidur di apartemen. "

 

"Mama rencananya akan bertahun baru di Malaysia, mau ikut ?Tetapi di sana tidak boleh sekamar lho --- di sana terlarang !“.

 

 

Markus hanya bersenyum pahit dan merangkul pundak mama.[MWA] (Novel 02/17- Bersambung)

*)Foto Candi Sukuh ex Internet.

 

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun