Memang dia sedang bingung, karena ia memang masih tergolong manusia --- Cuma ia terpilih untuk menjadi Pemimpin di antara bangsa manusia.
Togog bingung jadi pemimpin --- dia juga heran mengapa mengibuli Orang Indonesia begitu gampangnya, dulu sampai kini.
Memang, saksikan saja sejarah, betapa gampangnya para Imperialis-kolonialis mengibuli Bangsa Nusantara --- jangan dulu dihitung kaum feodalis yang memang vested-interest, para manusia yang memperoleh legitimasi sebagai pemimpin formal pada umumnya pun adalah, penipu Rakyat, pembohong dan penghisap --- bersama-sama kaum Penjajah itu.
Perlawanan terhadap Penjajah harus ada casus-belli-nya, Rakyat yang menjadi umpan pelurunya. Tumbuhnya Nasionalisme Indonesia berasal dari Pemikiran Cerdas --- yang menjadi alur cerdas Paradigma, hanya dalam 2-3 generasi saja. Ada tujuannya, Kemerdekaan Indonesia yang Adil dan Makmur. Setelah itu Bangsa Indonesia secara budaya mundur lagi.
Mudah dikibuli Elite Bangsanya sendiri .
Togog bingung karena ia menyelewengkan Amanat Pancasila --- Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan.
Togog berada dipuncak Jejaring Kekuasaan dengan melanggar Amanat Konstitusi --- penuh Kebohongan, money-politics, sogok-suap, transaksi politik hitam, korupsi, manipulasi --- semua rekayasa yang sekarang membelit dirinya. Proses demokratisasi penuh tipu-tipu politik --- itulah resultante Budaya Retrogresif.
Ia bingung --- Orang bingung adalah biduk yang mengalami disorientasi. Itulah dia.
Aguste Rodin (1848-1917) adalah Bapak Seni Patung Modern, ia menciptakan patung-patung yang bernilai seni dan filosofis tinggi. Karyanya banyak tersimpan dan dipamerkan di beberapa museum . Untuk menyaksikan karyanya dapat dikunjungi Musee Rodin, Hotel Biron, Paris; Rodin Museum Philadelphia, dan di Palace of the Legion of Honor, San Franscisco, USA.
Karyanya yang sangat filosofis menjadi lambang kemampuan manusia berpikir --- harkat manusia dalam menjalankan misi kemanusiaannya. Tertinggi adalah menjadi Pemimpin, menjadi Negarawan. Patung itu berjudul The Thinker.
The Thinker menjadi nisan-kepala pada kuburan Augeste Rodin di Kampung Halamannya, Meudon, Perancis.Ia wafat 17 Nopember 1917.
Togog miris, hasil renungannya sangat terbatas, sampai --- “bahwa nasib para Togog hanya tercatat dalam sejarah sebagai manusia kardus; pembohong, tamak dan rakus, sosok wayangnya abadi sebagai manusia sisi kiri yang koruktif dan bodoh.”
[MWA] (Karikatur Sospol – 12)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H