Mohon tunggu...
Muhammad Wislan Arif
Muhammad Wislan Arif Mohon Tunggu... profesional -

Hobi membaca, menulis dan traveling. Membanggakan Sejarah Bangsa. Mengembangkan Kesadaran Nasional untuk Kejayaan Republik Indonesia, di mana Anak-Cucu-Cicit-Canggah hidup bersama dalam Negara yang Adil dan Makmur --- Tata Tentram Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi. Merdeka !

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Gempar, Heboh, dan Bergairahlah si Perawan (BCDP-Novel 04/04)

1 Februari 2012   05:19 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:12 1152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terkadang terdengar raungan motor --- Mila menjulurkan kepala keluar jendela. Pasti pasangan muda atau remaja sedang menunggang speda motor, berpelukan erat --- buah dada dan sisi perut gadis itu menyatu erat.

Tidak jelas apakah anak desa Nawungan atau entah dari desa mana --- atau anak sekolahan berpasangan mencari desa dan hutan untuk berpacaran. Malah telah tersiar kabar, tidak usah harus malam tahun baru pun --- anak-anak kota ke desa, maksudnya hutan di sekitar desa mereka kunjungi --- mereka bersenggama, malah berpesta seks di rumah kosong krabatnya atau warung sewaan.

 

Memang segera Mila terangsang --- 2 pekan setelah mens memang berahinya biasa tidak tertahankan.  Beberapa motor meraung-raung --- pengemudinya dan yang dibonceng, rapat erat seperti perangko --- malah terkadang si Cewek yang mengemudikan.

 

TV menyiarkan berbagai berita dan acara menyambut tahun baru 2012 --- dunia sepertinya menyatu dalam kegembiraan --- seolah-olah tiada masalah bagi manusia hidup di dunia. Bu Lik dan Mila berbincang-bincang menanggapi berita atau tingkah-polah para selebriti.

“Lik, pesinden Soimah lagi naik daun Lik” . Bu Lik tidak menanggapi, yu Siyem sahabatnya itu juga dulunya Sinden.  Sekarang ia jadi kekasih peliharaan Koh Marobun, pemilik toko mas “Pekasih”

 

Di kamar telah tergantung Jeans yurk Country ala Taylor Swift --- semula ia ingin memakai Celana Jeans panjang atau 3/4 --- tetapi menurut Bejo lebih baik dan praktis memakai Jeans yurk Country plus legging.

Apalagi ketika kemarin malam ia mematut legging hitam itu,  Bejo memelorotkannya, lantas mendorongnya ke dipan --- Mila menikmati rabaan Mas Bejo (memang Mas Bejo cukup lihai merangsangnya).  Mila memang haus.

 

 

Kalau tidak terdengar obrolan Bu Lik mendekat.  Wah, Mila tidak tahu apa yang akan terjadi. Legging dan celana pendek mas Bejo sudah berserak di lantai.

 

Ketika Bejo datang malam-malam, Mila menolak --- ia takut pada Bu Lik, bila Bu Lik mengadu ke Jakarta, ia bisa berabe, Tetapi sepanjang malam ia memasang telinga apakah Bejo menyambangi kamar Bu Lik. Enggak ‘tu !

 

Motor meraung-raung --- rasanya penduduk desa Nawungan pun telah tercekam dengan suasana menyambut tahun baru --- barang kali si Miskin  pun berjuang mencari pinjaman modal untuk dagang trompet atau jaburan. Bisa di Wonosari bisa di Kecamatan.

Bu Lik akan berdandan ala STW --- jarit motif kawung dengan kebaya kuning kunyit, potongan dengan cotour baru.  Ia ingin menonjolkan belahan buah dada montoknya.

“Kamu memakai apa Mil ?”

“Yurk Country Taylor Swift Lik --- musim hujan dengan bahan panjang dan tebal, asyik Lik, di dalam aku memakai legging hitam --- blus ini Lik”.  Mila sambil menunjukkan  blus rajut warna hijau muda kebiruan  dengan lengan 2/3 --- memang dadanya akan terlihat membusung, yurk itu  dadanya bisa dibiarkan lepas menyangkut di perut dan pinggul. Mila juga akan memakai sweater rajut yang minimalis.  Wah, gadis Jakarta itu modis banget.

 

Bejo belum pulang --- masa menjelang hari libur, hari besar, apalagi sebentar lagi imlek dengan suasana magis. Dagangannya laris. Cincin dengan nama batu dan penjelasan yang super metafisis. Cair !

 

Mila melapor pada Ayahnya. “Yah, dua anak lelaki sudah dapat yah --- walaupun dua-duanya tidak perpengalaman warung nasi, tetapi anaknya bersih, baik-baik tampaknya yah.”

 

Bejo bercelana loreng-loreng gelap pendek di bawah lutut sedikit --- baju kaos yang dibelikan Mila, corak belang-belang merah, putih, hijau, kuning --- garis kecil-kecil, dominan warna hijau tampaknya.

 

Sebelum memakai helm, di beranda mereka ciuman --- Bu Lik telah pergi dengan yu Siyem, tampaknya ada 2 ojek yang menjeput.

“Mil, ayo sekarang sebelum berangkat --- bu Lik ‘kan telah pergi. Tadi malam kamu menolak takut bu Lik.  Ngerti enggak wong Lanang kalau sudah terujung harus keluar”.  Mila hanya meramas-ramas kedua lengan mas Bejo”.  Mata mereka saling memandang mesra.

 

“Mengapa mas tidak mendatangi bu Lik malam tadi  ?”

“Aku telah menyintaimu Mil “. Mereka berciuman lagi --- Bejo mencoba meremas dada Mila, Mila merasakan penis Bejo mengeras mendesak perutnya.

 

Mila terkejut tiba-tiba serombongan anak-anak mengendarai empat apakah  lima motor --- melempar=melemparkan mercon.

Dor--- dor –dor ---dor slereeeeet dor. Ada sekejap sinar api memancar di atas langit desa.

[MWA] (Buah Cinta  dari Parangkusumo; novel 04/04 bersambung)  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun