Mohon tunggu...
Muhammad Wislan Arif
Muhammad Wislan Arif Mohon Tunggu... profesional -

Hobi membaca, menulis dan traveling. Membanggakan Sejarah Bangsa. Mengembangkan Kesadaran Nasional untuk Kejayaan Republik Indonesia, di mana Anak-Cucu-Cicit-Canggah hidup bersama dalam Negara yang Adil dan Makmur --- Tata Tentram Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi. Merdeka !

Selanjutnya

Tutup

Money

Proyek Jembatan Selat Sunda Tidak Optimal Visioner; Bermegah-megah!

9 Januari 2012   23:45 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:06 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tanpa membandingkan pembiayaan; proyek itu tidak visioner secara ekonomi Maritim Indonesia --- proyek itu juga kurang bermanfaat optimal secara Unitarisme Ekonomi Nasional Indonesia.

Jembatan Selat Sunda rawan terhadap potensi bencana alam dari Gempa Ring of Fire dan G. Anak Karakatau --- kemungkinan menghambat kelancaran pelayaran Internasional.

Mengapa Indonesia membangun hambatan di Selat Sunda yang strategis itu ?

Dari sudut Pertahanan dan Perekonomian, proyek itu sia-sia dibanding Indonesia membangun 4 pelabuhan di Pulau Sumatera (umpamanya 3 pelabuhan di pesisir Timur, dan 1 di pesisir Barat) --- 4 pelabuhan itu adalah Infra struktur yang bisa link dengan pelabuhan-pelabuhan lain di Nusantara.

Industri dan Sumber Daya lain di Pulau Jawa didukung pula oleh pelabuhan baru (?) yang link secara Antar Pulau yang potensial dengan Pulau-pulau lain di Indonesia.

Indonesia harus cerdas dengan potensi APBN yang relatif terbatas dan diancam Birokrat yang korup --- cegah proyek Wah, bermegah-megah.

Indonesia harus dibangun dengan Visi Unitartisme --- Selat Sunda adalah potensi pertahanan dan perekonomian Indonesia.

Proyek pembangunan harus mendorong pertumbuhanNetwork Indonesian Corporation.

[MWA] (EkonomiNet – 41)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun