Mohon tunggu...
Muhammad Wislan Arif
Muhammad Wislan Arif Mohon Tunggu... profesional -

Hobi membaca, menulis dan traveling. Membanggakan Sejarah Bangsa. Mengembangkan Kesadaran Nasional untuk Kejayaan Republik Indonesia, di mana Anak-Cucu-Cicit-Canggah hidup bersama dalam Negara yang Adil dan Makmur --- Tata Tentram Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi. Merdeka !

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Purwokerto – Brisbane [Sanjak Stasiun Kajeksan – 04]

25 September 2011   03:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:38 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_133106" align="aligncenter" width="800" caption="Apalah Arti Kekayaan ? Selain Manusia bebas melakukan sesuatu melewati Batas Kemanusiawian (?) "][/caption]

 

 

 

 

 

 

Ingat Tris ?

Di bawah Kelapa Gading rumah Tante Yo

Kita berfoto ---- rambutmu sebahu

Baju ungu, dengan mode berlubang amor di dadanya

Terlihat lekuk buah dadamu yang memang sedang ranum-ranumnya

 

Ingat Tris ?

Kita dipisahkan kaca jendela bis di pagi yang berembun

Pelan-pelan gerakan bis mengakhiri pertautan

Aku kembali ke kampus

Kamu kembali ke Purwokerto

 

Ingat Tris ?

Kubelikan celana dalam yang berwarna-warni polos

Ku antarkan ke Karang Kobar

Di Purwokerto, aku takut bertemu Bapakmu

 

Ingat Tris ?

Ronggo Semangsang di tengah jalan

Aku takut pada bapakmu yang CPM itu

Sang Komandan.dengan kopel rim dan baretnya.  

 

Ingat Tris ?

Kita makan siang di Hot Pot Jalan Sabang

Sayuran dan sea food, kuah saus yang lezat dengan potongan daging

Terkenang  daku membawakan roti  bakar kegemaranmu dari Semarang,

Rasa macam-macam --- dalam adonan hari depan yang menanti.dalam keraguan

Di Karang Kobar  Raga Semangsang.

Kini kamu tawarkan investasi besar-besaran di kotaku, Batam

Aku terbatuk-batuk, keselak.

 

Tris ingat ?

Di mobil bertiga dengan anak buahmu

Terbatuk-batuk keselak karena diingat orang

Siapa ?

Si Kukuh anak Semarang --- Tuti Andanari anak Surakarta.

 

Kini kita berada di Brisbane dalam Lautan Kekayaan

Kini kita bersua dalam acara-acara antar kota dan benua

Jangan lupakan Kelapa Gading Tante Yo

Dan teman-teman yang tertinggal di Jalan Seroja Selatan.

Di Semarang.

Terakhir Haiku-ku :

“Di Pelabuhan,

Pantai Semarang kita

Ber-ombak malam”

 

Ingatlah !

(September ini, aku enampuluh enam kamu pas enampuluh}                                            

[MWA]

 

 

*)Foto ex Internet

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun