Mohon tunggu...
Muhammad Wislan Arif
Muhammad Wislan Arif Mohon Tunggu... profesional -

Hobi membaca, menulis dan traveling. Membanggakan Sejarah Bangsa. Mengembangkan Kesadaran Nasional untuk Kejayaan Republik Indonesia, di mana Anak-Cucu-Cicit-Canggah hidup bersama dalam Negara yang Adil dan Makmur --- Tata Tentram Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi. Merdeka !

Selanjutnya

Tutup

Humor

Sultan Harun al Rasyid memberi Fatwa kepada para Menteri; 1001 malam kontemporer

30 Desember 2011   03:48 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:35 520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertama-tama Sultan sidak ke Pasar Beras Jatinegara --- harga beras memang cendrung menanjak; angka inflasi Desember 0,6 persen. Ia mencari info ke mana saja para menteri menjelang akhir tahun.

 

Sultan ke Pasar Bitung, ia mendapat informasi --- panen cabe merah menurun, produksi dirusak hujan --- ia ke pasar Kramatjati.

“Wah, ane baru tahu --- masyarakat Indonesia mirip di Irak, Suriah, Mekah atau Madinah; dan  seluruh Timur Tengahlah --- doyannya buah-buah imfor (?)”

 

Di terheran=heran melihat puluhan kios dan toko, truk, mobil-box --- semua sedang transaksi buah impor.

 

Mata Sultan Harun al Rasyid sungguh jeli, di dalam hatinya : “Alangkah bodoh Orang Indonesia mau dikirimi buah-buahan afkir alias buangan non standar “ . Sultan melihat buah-buahan yang sangat parah kerusakan dan busuk, dibuang di berbagai wadah --- dan dilihatnya Orang-orang Jembel mengambil buah imfor buangan itu.

 

Anak-anak Kaum Zembel itu menyaruti bagian=bagian buah yang layak telan. Sultan melihat beberapa anak Gembel itu mengunyah sampai penuh rongga mulutnya.

 

“Mereka lafar ?”                                                                                                 

“Tidak Sultan, mereka selalu kenyang --- mereka tidak mengenal sarapan  pagi, makan siang atau makan malam --- mereka tidak mengenal break.  Mereka di sini selalu kenyang Sultaniiiiiii”  Entah pedagang, entah pemulung yang menjawab itu, Sultan mengelus-elus jenggotnya yang memutih.

 

Sultan menjulurkan kepala ke segala arah --- ingin mencari-cari rombongan menteri. “ Arab mengimfor buah-buahan kelas satu, mengafa Indonesia memberi makan rakyatnya dengan buah-buah afkir ?  Keluhan  Sultan rupanya terdengar Orang di sampingnya.

 

“Tuan Sultan, Orang Indonesia jago dagang tuan --- ijin bisa sesuai, bea bisa tidak sesuai, imfor  (ikut latah) volume cocok --- buah kelas 2 titipan Sultaniiiiiiiiii.  Orang Indonesia pintar tuan, teori dan praktek kalah pedagang Arab --- Indonesia ada pasar deravatif surat ijin atau quota --- legal dan illegal bisa seiring Sultan………….”

Sultan mengernyitkan keningnya --- wajahnya merengut.

 

“Zabe merah berafa ?

“Minggu lalu Rp. 45.000 per kilo --- kini hanya Rp. 22.500 tuan, zabe imfor”

Sultan baru tahu kalau Indonesia juga mengimpor sayuran dari Negeri-negeri Tetangganya.

 

“Indonesia imfor  bawang, kentang, lobak, kubis merah, labu, macam-macam tuan, ikan-ikan, garam gula, segalanya wan --- Indonesia makmur tuan.  Orang-orangnya kaya dollar !”

 

“Fetro dollar ha ?”

Tiba-tiba saja satu benda hitam melesat meningalkan suara bledek di Pasar Kramat Jati --- Sultan mencari-cari asal suara --- sudah menghilang.

“Habibie, Habibie …………. Na’am, fandai itu Orang Indonesia.  Hebat !”

 

 “Sukhoi Sultan, ……………….. ada satu squadron atau berapa, abdi entek ngertos !”

Sultan kecewa, bangsa yang besar dan kaya ini --- sudah merdeka 66 tahun lebih, ngurus industri  pesawat tidak genah ( seperti Bangsa Arab jaman sekarang --- tinggal beli bae !}.

Sambil berjalan tertatih-tatih ditabrak para kuli pengangkut barang  --- Sultan berpikir selintas ……………….. “Arab Saudi membeli pesawat tempur dari USA sekian milyar USD (ia mengernyitkan dahinya ) …………… USD 30 milyar ?  zuga mau membeli senjata nuklir ………….. aih mau mengebom siafa ?  Israel --- afakah akan diadu dengan Persia, ha ?”. Kaki Sultan tersandung mahkota nenas.

“Masya Allah, hamfir ane jatoh”

“Hati-hati wan”  Enak saja ada Orang yang berlogat betawi itu, menjambak bahu Sultan.

“Mane itu rombongan menteri ?”  Tanya Sultan.

“Tauuuuuuuuuuuk, kalau menteri datang juga sebentar, enggak ada ngaruhnya Wan. Menteri sendiri, Pemerintah sendiriiiiiiiiii ---------- rakyat mah kebijakannya sendiri. Nafsi-nafsi Tuan !”

Sultan berkesimpulan banyak Rakyat Indonesia tidak menyintai menteri dan Presidennya.

 

Ia bersungut-sungut sambil membentangkan Permadani Terbang-nya. Di gambaran mentalnya adegan “rakyat Korea menangisi  kematian Pemimpin Tertingginya --- bahkan alam pun berkabung dengan derasnya kejatuhan salju di angkasa perkabungan”

 

Dari angkasa di musin hujan --- tanpa kebakaran hutan,  tetapi asap hitam-putih mengangkasa.  Rakyat Indonesia menunjukkan kekecewaannya --- membakar ban-ban bekas, kantor-kantor, pesantren, rumah ibadah ,rumah bupati dan gubernurnya.

Sultan menelpon seorang menteri,  Ini fatwa ane, kabarkan pada semua menteri-menteri ---- satu : cintailah rakyatmu, kedua : cintailah rakyatmu, ketiga : cintailah rakyatmu, keempat : cerdaskan kehidupan bangsa --- panenlah kebutuhan Indonesia dari tanah dan lautnya; kelima :Jangan  korufsi”

[MWA] (Hello Hari Ini -33)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun