Mohon tunggu...
Muhammad Wislan Arif
Muhammad Wislan Arif Mohon Tunggu... profesional -

Hobi membaca, menulis dan traveling. Membanggakan Sejarah Bangsa. Mengembangkan Kesadaran Nasional untuk Kejayaan Republik Indonesia, di mana Anak-Cucu-Cicit-Canggah hidup bersama dalam Negara yang Adil dan Makmur --- Tata Tentram Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi. Merdeka !

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Lambang Sea Games --- Menggambarkan Garuda atau Ayam Keok ? [Hello Hari Ini -17)

19 September 2011   11:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:49 742
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Slogan Sea Games XXVI adalah “Indonesia Siap” --- Rakyat bertanya sore ini : “Siapkah Indonesia –ku ?”    Pada umumnya mengerutkan kening mereka, cemas dan hampir-hampir putus asa., berkecil hati  “Mengapa Negeri ini kian lemah --- kian mundur ?”

 

Secara detail kita tidak menemukan apa pula makna Lambang Sea Games XXVI itu ; yang konon Garuda --- kita mengerti pemakaian Lambang Garuda --- selalu dengan doa, setidaknya harapan,  agar --- Tim Nas atau apalah, dan Sea Games .  Berjayalah !

 

Tetapi biar di kaos Timnas Sepak Bola Indonesia  --- prestasi dan kinerja akhirnya, ditentukan oleh ‘Kehandalan Management” .  Kalau Mismanagement yang dipraktekkan.  Yah --- hasilnya Keok.

 

Garuda adalah Hewan Sakral yang Sakti dalam Mitologi Suku-suku Bangsa Indonesia .  Dan tercantum pula dalam Hikayat Ramayana, antara lain Garuda yang bernama --- Jatayu, yang berusaha membebaskan Dewi Shinta dari Agresi Dasamuka --- Sang  Rahwana Raja Alengka Si Angkara Murka..

 

Lambang Sea Games “ Garuda dengan sapuan kuas garis, warna biru untuk menggambarkan Lautan Indonesia, menyatukan Bhinneka Tunggal Ika.  Lantas warna  hijau menggambarkan harmoni perbedaan yang ada (pluralisme),  dan warna merah menggambarkan semangat yang berapi-api dalam perjuangan  memberikan yang terbaik bagi Bangsa dan Negara.

 

Baik (?)

 

Bagus (?)

 

Lambang yang Bagus (?) --- tetapi apakah Kinerja Management-nya, persiapan penyelenggaraan ( baik pra-Sarana dan Sarana) dan Event-nya bermutu baik --- nyatanya  mencemaskan.

 

Belum final, tunggulah dalam minggu-minggu ini (?).

 

Dari penyaksian Acara TV di hari Minggu  yang lalu ,  seorang tokoh Olah Raga, anggota Inasoc (?)  --- sangat menyangsikan kemampuan “EKSEKUSI” untuk mengejar persiapan dan penyelesaian  penyelenggaraan.   Wah !

 

Eksekusinya Bung --- Bagaimana ?   Kinerjanya bagaimana ?

 

Lantas baru saja seorang penduduk Palembang menelpon : “ Ah, aku pesimis penyelesaian venue itu --- kalau pun selesai, memenuhi Standar Olah Raga enggak ?” .  Bisa sia-sia. Persiapan penyelenggaraan itu, kalau seandainya ditolak oleh Komite Olah Raga.   Merinding.

 

Cina telah sukses menyelenggarakan Olympiade, Pesta Olah Raga Se-dunia  ---  sejelek-jeleknya  Indonesia entah berapa kali telah menyelenggarakan PON, ASIAN Games, SEA Games --- masa sih tahun 2011 betul-betul begitu sialnya, Indonesia-ku.  Menyelenggarakan Sea Games XXVI belepotan. Enggak karu-karuan mencemaskan.   Malu (?)

 

Budaya Retrogresif.

Indonesia mengalami Kemunduran (?).

 

Tahun 1950-an memandang lambang GIA --- Garuda Indonesia Airways,   karakter Garuda dengan Bendera Dwi Warna Merah-Putih.  Gagah dan penuh pandangan Visioner.  Maskapai Penerbangan Nasional itu bisa mencapai Cakrawala Kemajuan Indonesia masa depan (?).

Baru-baru Merdeka itu : sangat membanggakan.

 

Sore ini tertegun Anak Bangsa memandang karakter Lambang Sea Games XXVI --- glagatnya menggambarkan “Ayam Jago Kandang” yang terbang melarikan diri.

 

“KEOK”

 

“Keok” dalam Khazanah Warisan Leluhur Bangsa Indonesia --- adalah  “kata-kata” yang bermakna dipecundang.

 

Dalam suasana batin- harap-harap-cemas --- baiklah kita mengkaji Pepatah Nenek Moyang ini :

 

            “Ayam hitam terbang malam, bertali ijuk bertambang tanduk , hinggap pula di kebun rimbun “ ---- tahu artinya ?  Pepatah ini bermakna :

 

“Dikatakan tentang orang-orang jahat yang melakukan kejahatan di dalam masa sulit. Sungguh pun telah disangka-sangka orang, tetapi ia tidak dapat  dituduh dengan pasti “.

 

Warisan ke-Arifan Lokal yang fantastis.  Kita saja yang bodoh.  Tidak mampu menghasilkan Negarawan.

 

Indonesia-ku, tobatmu kapan Le ? [MWA]

 

[caption id="attachment_132174" align="aligncenter" width="200" caption="Bukan Bunyi Enggang, bukan Bunyi Kuwau, tetapi terdengar seperti Bunyi Ayam."][/caption]   *) Foto ex Detik.Com, Internet.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun