Mohon tunggu...
Muhammad Wislan Arif
Muhammad Wislan Arif Mohon Tunggu... profesional -

Hobi membaca, menulis dan traveling. Membanggakan Sejarah Bangsa. Mengembangkan Kesadaran Nasional untuk Kejayaan Republik Indonesia, di mana Anak-Cucu-Cicit-Canggah hidup bersama dalam Negara yang Adil dan Makmur --- Tata Tentram Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi. Merdeka !

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Shohani Niu di Narita dan Tangga besi

11 Desember 2011   14:17 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:30 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_148909" align="aligncenter" width="298" caption="Marketing adalah Menjual Experience dan Impian. Bukan Material ataupun Harapan. Iya pula Niu-San."][/caption]

=====================================================================

Itu Akhir Agustus kita akan berangkat ke Singapura

Membeli Lolypop --- saling bertukar rasa

Kujilat dan kukulum kau punya, begitu pula kau.

 

 

Hampir terlambat check in --- stop-over di Narita

Membeli Lolypop --- saling bertukar rasa

Kaujilat dan kaukulum aku punya, begitu pula aku

 

 

 

 

 

 

Di cabin kau tumpahkan soft-drink, jas-ku basah

Kita berbisik-bisik di dalam gelap --- temaram yang indah

Makan pagi SIA ala Jepang, ada bintang-bintang engkau riang sekali ---

Dokter itu bernama Esther, ia baru kembali dari Phoenix --- kami lama bersahabat

Pertamanya Jakarta Singapore, di Changi berjanji --- kami tinggal di Corcorde

Dokter muda itu sahabat saya sejak dari Flores sampai kami di Boston

Niu, kamu gadis hebat, tidak memerlukan kecemburuan yang memang tidak perlu

Kita menari-nari di Selegie Road lantas berteduh di bawah rindangnya Rain Tree.

Oi Shohani Niu kita berlari-lari di antara semak belukar Rendezvous

Shonani kita menulis puisi berdua :

 

 

Rain-tree yang rindang

Matamu mata bayi

Matahariku

 

Bus-stop saksiku

Kaos kaki maroonku

Kau bukakan

 

Oh kekasihku

Kapan lagi bertemu

Oh kekasihku

 

Haiku Orchard Road

Cinta Oksigen kita

Di tangga besi

(Riwayat Selegie Blues sampai di sini --- feri menuju Batam. Tammat)

[MWA] (Puisi di atas Sofa – 06)

Ilustrasi ex Internet.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun