Kugenggam tangan hangat Bung Sjahrir
Kami melihat Indonesia yang suram
Kaum Kapit-Kapit menjarah Gudang
O Sejarah, beri kami Kebijakan :
“………Yang dicarinya dalam pergumulannya dengan pembangunan bukanlah hari akhir keterbelakangan --- seperti diajarkan ahli-ahli ekonomi pembangunan --- bukan pula pembebasan revolusioner dari penghisapan kapitalisme dunia seperti pada mitos ekonomi politik baru. Ia mencari suatu alternatif peradaban baru bukan Barat yang mengambil tempat seiring dan berkedudukan sederajat dengan peradaban barat. Peradaban baru itu barangkali merupakan ragam peradaban Cina, Hindu, Islam atau yang lain …………..” (Aswab Mahasin – 1983, Sekapur Sirih --- Soedjatmoko dan Dimensi Manusia : buku Soedjatmoko:
Dimensi Manusia dalam Pembangunan, LP3ES, 1984.*)
Kugenggam tangan hangat Bung Hatta
Koperasi--- Koperasi --- bukan Konglomerasi
Kami menepi
Hujan tangis TKW/TKI
Tangan mereka dibelenggu para Tekong, para Sponsor
O
Mereka bukan gelandangan mati di Jembatan Berok
Mereka bukan kaum kelaparan mati di Gunung Kidul sepanjang 60-an
Mereka adalah kucing kurap di dapur para Tauke di Petaling Jaya
Mereka hamba Sahaya para Sheik Migas di Jembatan di kota Jeddah dan Abu Dhabi
O Sejarah
Kugenggam tangan hangat Bung Karno
Kutuding wajahnya
Bung
Kembalilah ke Yogya
Putar kembali jarum jam sejarah ke
Putar kembali arah revolusi ke
Putar kembali Komando Revolusi-mu
Merdeka atau Mati
(Indonesia kini --- memilih mati, lebih terhormat)
Kugenggam tangan hangat Pak Harto
Pak !
Beri kami petunjukmu ke mana arah ke Gudang Beras
Arah ke Pabrik Pupuk dan Gas penunjang Pertanian
Arah ke tentraman pembangunan bersinambungan
Pak !
Anak-cucumu tambah serakah
Memamah biak seperti gendon binyawak
Di Kementerian sampai di Kelurahan di tapal batas Sarawak
Di Bantuan Sosial sampai Kontrak Beli Persenjataan dan peluru bedil dalam latihan
Pak !
Pabrik-Pabrik strategis sudah runtuh dikukut, pak
Kami menyambut Marinir Amerika dari Darwin
Untuk mendirikan Kemah-kemah kami berteduh
Kemah-kemah mereka, dan
Kemah kami dari Merauke di Papua sampai di Meuriah di Tanah Gayo.
O Tanah Gayo sampai di Sabang
Welcome raise your Guns
“Tulisannya tentang Model Kebutuhan Dasar bahkan menyebabkan ia memperoleh Hadiah Magsaysay di tahun 1978. Dan kuliah yang diberikannya di Jepang tentang pembangunan dan kebebasan --- yang kemudian terbit dalam bahasa-bahasa Inggeris, Jepang, dan sebentar lagi Bahasa Indonesia --- barangkali merupakan puncak pemikirannya tentang pembangunan hingga saat ini ………..” (Idem ditto)*
O Sejarah
Terimakasih Bung Soedjatmoko !
*) Soedjatmoko, Cendiakawan (1922-2008) **)Foto ex Kompasiana.Com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H