Mohon tunggu...
Muhammad Wislan Arif
Muhammad Wislan Arif Mohon Tunggu... profesional -

Hobi membaca, menulis dan traveling. Membanggakan Sejarah Bangsa. Mengembangkan Kesadaran Nasional untuk Kejayaan Republik Indonesia, di mana Anak-Cucu-Cicit-Canggah hidup bersama dalam Negara yang Adil dan Makmur --- Tata Tentram Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi. Merdeka !

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Upin dan Ipin membina karakter Anak Bangsa [Features -43]

4 September 2011   06:48 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:15 817
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_129392" align="aligncenter" width="300" caption="Upin & Ipin, Karakter kamu ada pada Baju dan Tas Sekolah Kami, bahkan sekarang Industri Telekomunikasi pun memakai Karakter kamu --- Datanglah ke Indonesia."][/caption]

 

 

Dora dan Bush mengajarkan initiatif dan kecerdasan --- Tom & Jerry memberi contoh tentang hidup harus usil dan jahil, Naruto dan film video Jepang di acara TV,  mengajarkan  kepahlawanan, gaya masyarakat Jepang yang “menggemari kemajuan dan teknologi” --- banyaklah film kartoon dan animasi sejak jam 05.00 telah membangunkan anak-anak berumur  3 – 4 tahun ke atas, untuk menonton film  idola mereka.  Sampai sore bahkan petang menjelang waktu istirahat atau belajar mereka.

 

Dari pengamatan kepada anak-anak Indonesia --- mereka pada umumnya sangat terkesan dengan lakon Upin dan Ipin serta kawan-kawannya ----  film animasi itu memberikan pengajaran tentang masyarakat pluralisme, toleransi, kemauan belajar, permainan kreatif dan kampungan, silaturarahmi, bertetanga, menghormati orang yang lebih tua --- ya, Upin dan Ipin memberikan pelajaran Civic dan Sosial yang sangat bagus.

 

Latar belakang setting film Upin dan Ipin adalah Budaya Melayu --- sangat dekat dengan Budaya Orang Indonesia.  Anak-anak pandai sekali menirukan langgam dan bahasa  Upin dan Ipin.   “Betul, betul, betul Cik Gu !”

 

Upin dan Ipin berinitiatif mengumpulkan derma --- untuk membantu temannya, Ijat, yang rumahnya terbakar.  Ketika misi itu tidak dapat dilanjutkan oleh kedua bocah itu --- karena kehujanan, demam, mengumpulkan “derme”. Sigap teman-temannya meneruskan pengumpulan sumbangan itu --- semua bergerak, termasuk si Mai-mai dan Darjit. Bagus skenario film itu.

 

Begitu pula ketika melakukan adegan “Pahlawan Melayu dengan para Bajak Laut” --- mengajarkan latar belakang Budaya Melayu yng pernah menguasai Laut  di selatan Laut Cina Selatan dan Selat Melaka.  Mereka diperkenalkan pada sejarah dan kostum Nenek Moyang mereka.

 

Ada lagi skenario yang bagus sekali --- pada cerita Ilmu Kontemporer.  Sebagai Astronaut --- mereka kompak bekerja sama.  Mereka mengajarkan “kerja Team”.

 

Film-film mereka kocak dan lucu khas anak-anak --- tetapi mereka bisa berinteraksi dengan “tokoh”  tuha --- Atuk  dan Opah (kakek dan nenek).  Bahkan tampaknya mereka mempunyai teman anak asal Indonesia --- Susanty (jangan-jangan anak TKI atau Orang Indonesia Perbatasan yang numpang hidup di sana).  Pokoknya film itu dari aspek sosial sangat integratif.

 

“Mengape pula kita harus bergaduh ?”

“Mari kite bermain lempar kasut bersame-same”

Upin dan Ipin meriah di film --- anak-anak Indonesia meriah mendapat Ajaran Moral dan Etika.

 

Film itu konon juga mendapat pasaran di Eropa --- film animasi Malaysia  yang bagus untuk mengatasi contoh “burok” acara di TV Indonesia --- berkelahi, bergocoh, kroyokan, maling dan pencuri, narkotika, dan macam-macam adegan kemunduran Budaya.   Banyak kita temukan --- kasihan anak Indonesia, mereka harus diawasi dan dibimbing untuk menyaksikan film dan  berita di TV.  Menakutkan, tetapi boleh dicontohlah , oleh Bawah Sadar mereka.  Lantas bagaimana masa depan anak-anak Indonesia ?

 

“Ngerilah Awak pakcik !”

 

Baiklah Upin dan Ipin datanglah selalu ke serambi atau ruang keluarga kami di Indonesia --- engkau memberi kompensasi dan mengisi kekosongan Budaya khas Indonesia.   Teladan tak punya --- Idola pun tiada di Indonesia.

 

Renungkanlah ketertinggalan Indonesia [MWA]

[caption id="attachment_129393" align="aligncenter" width="300" caption="Gajahmada dan Bapak Republik Tan Malaka, menyatakan Negeri-mu adalah Senasib dengan negeri kami."][/caption]      

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun