Mohon tunggu...
Muhammad Wislan Arif
Muhammad Wislan Arif Mohon Tunggu... profesional -

Hobi membaca, menulis dan traveling. Membanggakan Sejarah Bangsa. Mengembangkan Kesadaran Nasional untuk Kejayaan Republik Indonesia, di mana Anak-Cucu-Cicit-Canggah hidup bersama dalam Negara yang Adil dan Makmur --- Tata Tentram Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi. Merdeka !

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Semua Penyakit berasal dari Pemikiran yang Negatif [Hello Indonesia-ku – 23]

4 September 2011   13:56 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:14 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Most Illness begins with a negative mind”

            (Civil Engineer – Pakistan)

 

Semacam booklet yang diterbitkan oleh Insinyur Tehnik Sipil  Pakistan --- bagus sekali isinya selain berbagai tulisan, karya lapangan, dan informasi kesempatan kerja --- booklet itu berisi banyak sekali kata-kata Mutiara yang memberikan motivasi dan inspirasi.

 

Rubrik ini memang design-nya Motivasi dan ke-Arifan  Lokal Indonesia --- sambil membahas berbagai masalah Bangsa.

 

Libur Hari Raya,  Cuti Bersama apakah anda mendapat Pencerahan ?   Mendapatkan ide dan dorongan yang lebih produktif --- untuk bekal kembali berkarya.   Atau kecapaian dan kepenatan yang malah menumpuk dalam benak anda.  Karena memang selama ini pun anda telah berada di “Comfort-Zone”.

 

Jadi Hari Raya dan Pulang Mudik  tahun ini bisa menjadikan anda Orang yang “berubah” lebih maju atau tetap mandeg tidak mau tahu Kemajuan.  Sayang anda telah membuang biaya --- secara Management Keuangan Pribadi. Itu rugi, sia-sia dan waste.

 

Ini dari Insinyur muda Pakistan lagi : “ The mind grows only through use, and it atrophies through idleness “.

 

Memang kebiasaan untuk mengumpulkan dan mencatat berbagai kata-kata mutiara yang isnpiratif --- di Hotel, di perjalanan, dari hiasan  dinding kantor Orang yang dikunjungi.  Nah terakhir dari Civil Enginer, Pakistan (dari berpuluh-puluh kata-kata inspiratif booklet itu):

            “Money may not make a man a success --- but it does give him a mighty good reputation “

 

Coba hayati.

 

Tahun 2014 dalam Pemilu dan Pilpres yang akan datang --- setiap Rakyat harus hati-hati menggunakan Hak Pilihnya --- itulah senjata Demokratis yang masih dimiliki --- kita telah rugi total periode ini.  Sama memilih Perwakilan dan Pemimpin. Kita melupakan kata-bijak Orang Jawa :

            “ Gemblung Jinurung (berasal dari Tembung Entar) --- artinya Manusia yang nakal, hati busuk, politisi busuk; diangkat-angkat dan dielu-elukan, dipuji-puji karena terpesona --- malah tabiat burukny  itu mendatangkan kesialan bagi Bangsa dan Negara Indonesia.

 

Mari kita tunggu apakah ada Menteri, Dirjen dan Elite Partai Politik yang akan diseret ke Pengadilan karena Mencuri APBN atau Aset Negara.

 

Para Politisi Busuk itu kini berkuasa --- berpredikat DR, S1 atau S2 malah jangan-jangan keluaran Pesantren pula --- yang senang dipanggil “  “Gus”  --- Den Bagus.   Tetapi mereka adalah :

 

            “Maling Caluwet --- Maling yang menawarkan Janji Palsu, sejak semula Rakyat telah curiga, tetapi Sistem di dalam Negara ini bisa di-engineering” agar hanya “mereka-mereka” yang akan tetap berkuasa.”

 

Rakyat Indonesia jangan mau memerankan nasib Keledai --- yang terjatuh berkali-kali dalam lubang yang sama.   Tobat.

 

Orang jawa mempunyai ukuran Nilai : Nistha – Madya – Utama --- yang sekarang ini berkuasa diberi amanat adalah, pada umumnya  dari  kelas Nistha dan Madya.

Indonesia setelah 2014 hanya membutuhkan Pimpinan Nasional yang Utama --- karena mereka akan bekerja keras untuk :

 

  • 1 .Memberantas Budaya Korupsi
  • 2. Menegakkan Hukum di Negara Hukum yang ber-Konstitusi Undang-undang Dasar 1945 Amendemen.
  • 3 .Menyelamatkan Sumber Daya Indonesia, Aset Negara, dan APBN/APBD
  • 4 Meng-koreksi Budaya Indonesia yang menghasilkan Kinerja Retrogresif

 

Gunakan kesempatan untuk mengkoreksi Daftar Calon Anggota Parlemen --- apalagi figur seorang Calon PresidenRI dan Wakil PresidenRI.

 

Lakukanlah fit dan proper test dengan membuat kriteria yang sesuai untuk Masalah Bangsa setelah 2014.

 

  • Jangan terkecoh dengan penampilan --- tetapi track record dan prestasi yang meyakinkan
  • Prestasinya, prestasinya, dan prestasinya --- perhatikan gelagatnya Apakah ia Manusia yang berambisi Kekuasaan semata.
  • Indonesia membutuhkan Negarawan Visioner --- NKRI menuju arah yang Gawat saat ini.   Negara ini tidak kokoh-kokoh amat .
  • Negara ini : Nir Daya nir Wikara --- Pribahasa Jawa itu menyatakan : Tanpa Kekuatan Tanpa Penjagaan.

Saksikan si semua Penjuru Tanah Air,  Plong Blong ! Ada  sekedar senjata dan manusia, tetapi tanah tempat berpijak pun telah goyah. Mungkin Orangnya pintar, tetapi tidak bisa menciptakan Sistem.  Buat apa !

 

Okay, masuklah bekerja dengan semangat, enthusisme yang kokoh : 

 

            “Orang yang memendam Kesedihan biasanya Stamina tubuhnya loyo. Sebaliknya Orang yang selalu Siap menghadapi Masa Depan memiliki Stamina Tubuh yang lebih kuat “

                       

-Robert A. Hicks, Ph D.

 

Rakyat akan memilih Pemipin Primus inter Pares --- Diutamakan di antara yang Sederajat Utomo !” , yakni

 

  • Mempunyai Martabat yang baik
  • Mengetahui soal hukum (baca, berani Menegakkan Hukum)
  • Beribadah (Tekun bersyukur untuk kebajikan Dunia dan Akhirat --- tidak mempunyai kecendrungan melupakan Pemberi Amanat)
  • Wirangi (Orang yang patuh terhadap Agama dan suka prihatin) --- bukan manusia tidak sadar diri, bermewah-mewah untuk menebar pesona di antara Rakyat yang mengais-ngais rejeki untuk hidup.

 

-Wulang Reh, Etika pemerintahan, Pakubuwono  IV.

 

Ayo bekerja dan berkarya ! [MWA]

 

Kondisi Negara ini sangat Mengerikan Hari Depannya --- Kalau Bendahara Umum dan Elite Partai Politik dan Para Menter sampai terbukti terlibat pada Kasus Korupsi --- Tinggal pada Siapa Yang harus di percaya Menjaga Negeri ini ? *)Foto ex Internet

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun