Mohon tunggu...
Muhammad Wislan Arif
Muhammad Wislan Arif Mohon Tunggu... profesional -

Hobi membaca, menulis dan traveling. Membanggakan Sejarah Bangsa. Mengembangkan Kesadaran Nasional untuk Kejayaan Republik Indonesia, di mana Anak-Cucu-Cicit-Canggah hidup bersama dalam Negara yang Adil dan Makmur --- Tata Tentram Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi. Merdeka !

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Hari Raya --- Hari Kemenangan, Keseimbangan Spiritual dan Kepuasan Material [Hello hari ini – 10]

29 Agustus 2011   08:58 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:23 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Sepanjang hidup ini, harus mempunyai moment untuk merasa mencapai Keseimbangan Spiritual dan Material --- apakah semua manusia yang merayakan hari Raya mencapai hal yang sama ?

 

Yang kaya dan bercukupan bisa sambil menggoyang-goyangkan kakinya lega dan terjamin menyambut Hari Raya --- lantas seorang babu pencuci pakaian, pagi terakhir ini sengaja membawa anaknya yang berumur 9 tahun. Ia mencuci pakaian di 3 rumah tangga --- si Dina, anak itu  bersyukur, ia mendapat pemberian semuanya Rp. 45,000.  syukur Alhamdullillah.

 

Mursani merasa sial juga --- ia bersungut-sungut sambil menarik kereta sampahnya, hari terakhir, tahun ini ia melakukan pembersihan di RT 14, ia merasa sial.  Belum mendapat bonus tambahan .  Bak sampah sudah pada kosong dan rumah pun sudah tertutup.  Pada mudik.

 

“He, Mur kamu kerja di mana sekarang ?”

 

 “RT 14 Pak !’

 

“Tu sekalian angkat sampah di bak --- ke mana si Ahim  kok tidak lewat mengangkat sampah ?”

 

“Sudah pulang kampung pak !”

 

Tampak lelaki pemilik rumah itu menyodorkan uang warna hijau --- lantas isterinya pun menyusul menyodorkan tambahan Rp. 20.000,-- Bersyukurkah ia ?

 

Kalau Hari Raya diukur dari meningkatkan belanja kebutuhan, maka kiranya orang banyak yang bergulat mengejar kekurangan.  Ia akan kecewa bila tidak memperoleh kompensasi.

 

Lantas ?

 

Di kantor-kantor pemerintah --- ada larangan menerima parcel dan kiriman.   Kemarin tangkapan KPK terhadap Sekretaris Ditjen Pembinaan Pembangunan dan  Kawasan Tranmigrasi (P2KT), juga  Kepala Bagian Perencanaan dan Evaluasi Kemenakertrans, plus seorang pengusaha --- dari mereka di sita uang tunai Rp. 1.5 milyar. 

 

Untuk siapa saja uang tunai  sebanyak itu ? 

 

Apakah mereka telepon lebih dahulu ataukah inisiatif Pengusaha --- untuk menyambut Hari Raya.  Pokoknya perbuatan mereka adalah tindakan Sial Dangkal.  Merayakan (?) Hari Raya dengan uang haram berupa Uang Suap dan Korupsi.

 

Success fee-kah itu ?   Uang Sogok untuk mengatur Tender-kah ?  Uang apa itu yang masuk ke kantor Kemenakertrans ?                                                                                                                                                           

 

Keluarga mereka pasti menanggung malu (kalau masih ada perasaan malu) --- bahkan Pak Menteri Muhaimin Iskandar pun tampak ke-malu-maluan memberikan penjelasan kepada pers (bahkan keluarga pak Menteri, isteri dan anak-anak mereka pun barangkali turut menanggung malu).

 

PresidenRI dan Menteri-menteri sesama kolega Cak Imin pun seharusnya turut menanggung malu

 

Mengapa ?

 

Karena kami Rakyat sangat malu mempunyai pemerintah yang terus menerus, organisasinya melakukan Tindak Korupsi.  Rakyat malu Birokrasi Indonesia kok demikian lemah mentalnya.

 

Apakah semua jajaran Birokrasi kita di segala fungsi sudah demikian bobrok --- Attitude-nya ?

 

Bahaya mengancam  Negeri dan Negara ini --- kalau Budaya Korupsi sudah demikian luas Jejaringnya.  Negara bisa gagal !

 

Apakah mereka kekurangan Gaji dan Tunjangan ?

 

Di Semper arah ke Cakung, ada skenario di Pool Barang Bekas dan Limbah, dengantersenyum Mbok Min menerima pembayaran  Rp, 18.500, hasil penjualan beberapa kardus bekas minuman dan susu serta ada yang beraroma durian --- ia gemar menghirup bau durian dari situ.  Tentulah itu kardus bekas durian Monthong dari Thailand.  Nanti malam ia akan membelikan sandal buat anak bungsunya, dengan uang hasil memulung sampah sepanjang hari ini.

 

Hari Raya banyak --- sama saja, ada yang perlu dicapai, Keseimbangan Spiritual dan Kepuasan Material dalam menyambutnya.  Karena kini kita berada dalam kehidupan yang materialistis.  Bahkan doa kita pun bersifat materialistis kini (?)

 

Kalau dalam kenyataannya --- kamu tidak mencapai target materialistis.  Hanya satu dalil agama yang bisa kamu lakukan : Bersyukurlah.

 

Bersyukur adalah Upaya yang diberkati Allah SWT untuk engkau mencapai Keseimbangan Spiritual dan Material.

 

Cobalah bersyukur.

 

Bahkan bagi kamu-kamu yang kini meringkuk dalam Tahanan atau LAPAS  --- Bersyukurlah Allah telah memberi-mu  Hari Raya.

 

Hari Raya berarti hari Kemenangan keseimbangan antara Spiritualitas dan Materialitas.   Bersyukurlah .

 

Allahu Akbar – Allahu Akbar- Allahu Akbar wa lillahi Ilhamd [MWA]

[caption id="attachment_128404" align="aligncenter" width="300" caption="Bersyukurlah atas Nikmat apa pun yang Engkau terima --- Niscaya di Hari Raya Idul Fitri ini engkau mendapat Kemenangan --- Keseimbangan Spiritual dan Kepuasan Material. Allahu Akbar !"][/caption]

*)Foto ex Internet

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun