Mohon tunggu...
Muhammad Wislan Arif
Muhammad Wislan Arif Mohon Tunggu... profesional -

Hobi membaca, menulis dan traveling. Membanggakan Sejarah Bangsa. Mengembangkan Kesadaran Nasional untuk Kejayaan Republik Indonesia, di mana Anak-Cucu-Cicit-Canggah hidup bersama dalam Negara yang Adil dan Makmur --- Tata Tentram Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi. Merdeka !

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Tembang Gorowongso dengan Dewi Maerah (03/02)

31 Oktober 2011   07:35 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:15 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

 

Seperti juga Rumahtangga --- Negara pun kalau sudah dsusupi Politik Selingkuh yang Koruptif , Manipulatif dan Kebohongan, kiranya menurut Ki Dhalang Tukidjan segera menuai Krisis Kewibawaan, seperti Kilat mendahului Gluduk, seperti Tremor mendahului Letusan Gunung Merapi.

 

 

(1)

Tunting Wulandari melagukan Tembang pada putaran sisi kuning  gambaran Raksasa Gendarwa dengan suasana romantis, bercinta selingkuh dengan Sang Dewi.  Suara gadis itu begitu merdu --- dengan alunan suara yang menghayati kisah filsafati dari bait-bait Tembang yang dinyanyikan. Kisah dan pengertian yang terkandung di dapatnya dari Sang Mbok Ratnaningsih, ibu yang melahirkannya dari bapa biologisnya Bupati Kalangean.

 

Kisah cinta Prabu Gorowongo mengilhami para Abdi Dalem --- para penghuni harem di lingkungan Istana untuk bersedia menjadi taruhan, hidangan maupun upeti bagi kegiatan konspirasi para penguasa.

 

 

 

Selingkuhan Gorowongso dengan Dewi Maerah mengandung pesan --- merebut, melanggengkan  dan mempertahankan Kekuasaan dengan cara yang koruptif, manipulatif serta penuh sogok dan penyuapan……………..

 

 

 

Terdengar ia melanjutkan melagukan Tembang dari putaran Damar Kurung……………

 

 

*

 

Damar Kurung berputar di pusat Cahaya

Dari kegelapan menuju ke Gemilangan Sanggabhuana

Oh- Rakyat Tanah Jawa Kawula patuh pada Sang Raja

Tanah Pindrikan direbut Sang Penyamun

Seperti datangnya rayuan Sang Gorowongso di fajar sejuk

Mendidihkan air di jerangan Sang Dewi Maerah

Yoninya yang mrebesmili di jemari Sang Jantan, oh

Oh Dewaku, aku kangen dengan jamahanmu di kolam embun.

 

 

**

 

Gunung Mahameru diapit Bukit Srandil si bukit busut

Petani menangisi panen puso beras tertumpah, aduh biyung

Petani menangisi umbi yang atos di parutan tidak bergajih, pukulun

Petani memeluk pacul, sarungnya sowek, aih

Hai para dewa mengapa kenikmatan selalu bagi para ponggawa dan kaum ningrat

Mengapa mereka menikmati hidup di kasur-kasur yang empuk, kami terdampar.

Mengapa panen dibagi pada paduka dan tuan kompeni

Ya, Allah mengapa mereka beruntung kami yang buntung

Sang Gorowongso menikmati saresmi, Sang Dewi Maerah menjadi bunting

 

 

***

 

Sang Raja berjanji

Sang Bupati bersumpah

Sang Ponggawa bersumpah darah

Kami kawula memacul lahan bersimbah keringat

Kami mengabdi tapak menangkup nafas di tahan

Yang kami genggam adalah pusaka dawuh kramat Sang Lurah

 

 

****

 

Oh, Bupati mengapa kini kami harus bekerja 12 hari di Sampeyan

Di kompeni  15 hari --- tanpa mengenal Subuh tanpa mengenal Duhur ?

Hai Orang Samin berilah kami ketentraman batin menjalani hidup

Seperti para pendakwah di Bukit Danaraja sampai Ronggojampi

Seperti para Mpu menitipkan Keris Glugut

Oh, Mpu Ni Mbok Sombro, kerismu sejengkal di bawah pusar

Ada rimbunan Sentigi menelan Cahya Murup di Garba Mrapen

Mintalah dawuh Sang Raja untuk benihmu --- puteramu.

Pangeran putera di bawah Payung Kencana

Engkaulah abdi pemelihara Bibit

Engkaulah pembentuk Watak Kesatria yang ber-Bobot

Kerismu mBok Ni Sombro Janggal di nasib Unggul di Bebet

 

 

(2)

 

 

Setelah melagukan Tembang, Tunting Wulandari berdoa agar diberi rejeki yang halal, suami yang agung, dan bisa membela yang lemah seperti para Sahabat Rasul dan para Wali --- ia ingin menjadi Satria  seperti  Dewi Srikandi dan menurunkan putera seperti Dewi Utari --- puteranya menjadi Raja Astina…………………..

 

[MWA] (Damar Kurung Nyai Moravia, bersambung 03/03)

*)Gambar ex Internet

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun