Mohon tunggu...
Muhammad Wislan Arif
Muhammad Wislan Arif Mohon Tunggu... profesional -

Hobi membaca, menulis dan traveling. Membanggakan Sejarah Bangsa. Mengembangkan Kesadaran Nasional untuk Kejayaan Republik Indonesia, di mana Anak-Cucu-Cicit-Canggah hidup bersama dalam Negara yang Adil dan Makmur --- Tata Tentram Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi. Merdeka !

Selanjutnya

Tutup

Money

Penggembira, Pecundang dan Pemenang

31 Oktober 2011   01:33 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:16 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_140537" align="aligncenter" width="620" caption="Kemenangan tidak bisa ditentukan dengan Window-dressing atau menampilkan Angka Statisti semata --- Kemenangan pada Hakekatnya adalah Pengakuan dan Kepuasan yang dinikmati oleh The Silent Majority. Rasakanlah arti Kemerdekaan --- Selama masih ada Harapan, Aman ---- Bagaimana bagi Mereka yang putus asa terhadap NKRI ?"][/caption]

Hanya ada 3 kategori di tengah masyarakat, di dalam massa Rakyat, bahkan di Lingkungan Organisasi di mana kita bekerja.Pemenang, Pecundang --- dan Para Penggembira.Atau si Pelengkap-Penderita, bahkan the Silent Majority.Dari kisi politik, mereka yang dinamakan Massa Mengambang.

 

Hakekatnya masyarakat manusia, organisasi manusia, memang demikian ciri sosial Homo Socius.

 

Di mana anda berada ?

 

 

Direktur Utama, para Menteri, para Wakil Menteri atau siapa pun di dalam Organisasi --- di angkat atau ditunjuk, sama saja apakah mereka pribadi-pribadi yang efektif ?

 

Anda adalah Orang yang beruntung seandainya berperan sebagai Orang yang Efektif --- walaupunanda berada di kategori yang mana pun di dalam lingkungan Organisasi.

 

Suatu saat ada Olahragawan yang diangkat menjadi karyawan BUMN, ada pula seorang Merbot Mesjid yang taat tiba-tiba dimasukkan di dalam OrganisasiPerusahaan --- selama mereka adalah Orang Swadaya yang pandai “Men-develop”diri, besar kemungkinan mereka akan menjadi Orang yang efektif berada di sana.Menjadi Orang Sukses dalam perjalanan karier mereka.

 

Bagaimana ?

 

Begitulah mereka dapat menyesuaikan kompetensi mereka dari referensi dan preferensi --- menjadi Orang yang berkompetensi. Mereka tampil sebagai orang yang mempunyai spesifikasi tertentu --- di Lapangan Bola, di Band Tennis, di Court Badminton, di Driving Range Golf sampai mereka diakui, sebagai pemangku jabatan yang benar-benar efektif.

 

Si Merbot yang memulai kariernya sebagai Muadzin, merawat Mushalla, pengorganisir Pengajian -Manasik Haji sampailah dia pada Jabatan Kepala Jasa-jasa, yang mengurusi fasilitas Mess, Padang Golf dan membawahi organisasi yang luas --- yang menghasilkan jasa yang memuaskan semua pihak.Atau bahkan ia berhasil menjadi Orang Efektif yang melaksanakan tugas fungsi Humas.

 

Jadi pemenangkah mereka ?Bisa jadi --- tetapi mungkin tetap sebagai Penggembira, bahkan Pelengkap-Penderita, bisa pula mereka termasuk golongan yang menjadi Pecundang saja.

 

Seorang Sarjana S1, S2 dan S3, bahkan jenjang yanglebih tinggi,dalam Organisasi---- tidak dijamin akan selalu menjadi Pemenang, walaupun mereka diangkat dengan Surat Keputusan Instansi yang tertinggi.Apa gunanya apabila prestasi mereka sehari-hari “Tidak Efektif”.

Ingat JK ?Jusuf Kalla adalah, sampai saat ini, adalah Pemenang --- Ia seorang Negarawan, bukan ia mengaku-ngaku Negarawan --- tetapi Masyarakat dan Rakyat yang mengakuinya.Bagaimana ia menunjukkan Leadership dalam menghadapi Bencana dan proses penanggulangan di Negaranya; atau bagaimana ia tiba-tiba tampil dengan “Gagasan” mempromosikan Komodo (yang terpuruk dari proses arena “Keajaiban Dunia”).

 

Rakyat bangga melihat ia berada ditengah-tengah Elite Daerah Propinsi Sulawesi Selatan, kemarin --- bukan karena ia Orang Bugis, bukan !Ia berada di sana sebagai Negarawan yang selalu berada di depan mempelopori “penyelesaian konflik di arena Pluralisme”.Bahkan ia mempunyai gagasan memajukan Perekonomian Bangsanya --- bukan karena seorang Pengusaha (seperti dulu), tetapi ia melontarkan gagasan-gagasan ekonomi yang berwawasan Politisi-Negarawan.Masyarakat dan Rakyat mempercayai-nya !

 

Tidak usah pesimis dalam anda berkarya atau bekerja --- tekun, tegar dan berswadaya-lah.Walau seandainya engkau merenungkannya di pagi hari ini.“Anda diperlakukan sebagai pecundang di arena politicking di kantor anda”

 

Jadilah seperti Batu Karang yang tersisih, tetapi dihargai sebagai Mile-stone, menjadi Rambu terhadap prestasi kelompok kerja.Anda beruntung dibanding seorang Boss, yang tak bisa berbuat apa-apa, tidak efektif menghasilkan --- ia hanya beruntung mempunyai organisasi dan lingkungan eksternal yang memungkinkan ia masih tetap berdiri.

 

Banyak Orang yang beruntung di puncak-puncak piramid Organisasi --- tidak lebih adalah Pemenang yang Oportunistis.Sebaliknya “the Silent Majority” menilainya --- bak wayang “ Burisrawa yang merindukan Bulan”.Memang itulah lakon dalam lingkungan Homo Sapien, yang juga Homo Socius --- dalam engineering sosial.

 

Karena Demokrasi dan Ilmu Management yang dikuasai manusia dalam hidup bersama untuk mencapai “sesuatu itu (?)” juga terikat dengan hakekat kemanusiaan yang --- Homo Faber dan juga, Homo Luden --- Manusia Pekerjapun juga Manusia yang Senang Bermain.

 

Dalam Engineering Permainan itu --- tetaplah bekerja dengan tekun dan produktif, walaupun anda tidak lebih sebagai Pelengkap-Penderita --- bahkan seandainya anda kategorikan, sebagai Pecundang.

 

Karena di sana, di luar sana --- ada the Silent Majority yang berperan memberikan kesimpulan, bahwa anda tergolong Orang Efektif dalam bekerja.

 

[MWA] (Hello Hari Ini – 23)

*)Ilustrasi ex Internet

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun