Mohon tunggu...
Muhammad Wislan Arif
Muhammad Wislan Arif Mohon Tunggu... profesional -

Hobi membaca, menulis dan traveling. Membanggakan Sejarah Bangsa. Mengembangkan Kesadaran Nasional untuk Kejayaan Republik Indonesia, di mana Anak-Cucu-Cicit-Canggah hidup bersama dalam Negara yang Adil dan Makmur --- Tata Tentram Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi. Merdeka !

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Rumah Bertuah itu yang memilih Calon Pemilik-barunya (Paranormal)

24 Oktober 2011   02:31 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:35 956
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_139006" align="aligncenter" width="298" caption="Hanya Orang yang Cerdas bisa menafsirkan Segala Macam Gejala atau Fenomena --- maka Orang Cerdaslah yang selalu mendapat Keberuntungan Bernasib Baik."][/caption]

Memang aneh --- tetapi kalau mempunyai Kecerdasan yang menguasai Intuisi, banyak hal aneh bisa diterima oleh Akal Sehat.  Itulah antara lain mengapa kemampuan Tetumbuhan/Flora kini menjadi obyek penelitian para Ilmuwan di Barat dan Eropa Timur.  Tumbuhan hidup tanpa akal, tetapi mempunyai kemampuan emosi dan radio untuk memantau Manusia yang menyintainya.  Wah --- kalau rumah, benda mati ?

 

 

Rumah besar itu mempunyai bentuk wuwungan pelana, karena pemiliknya adalah Manusia Tropis yang sangat menyintai Tanaman dan Suseiki.  Cinta batu.  Kalau memakai istilah Arsitektur : batu adalah elemen yang mempunyai kedekatan dengan Daya Gravitasi.

 

Apalagi keterangan teknis rumah itu --- luasnya kira-kira 170 M2, rumah batu berlantai dua.  Wuwungannya tadi dihiasi dengan 9 Telalai Gajah dan satu Gunungan.  Ih, rumah paranormal barangkali !  Di halamannya rimbun dengan berbagai tanaman eksotik --- yang tidak dipunyai Orang lain --- apalagi apabila tidak mengerti khasiat herbal yang langka itu.

 

Ada satu pohon Bebuas yang subur sekali di depan  --- ada dua pohon bunga Wahyu Tumurun, juga di depan.  Lantas ada juga Bunga Wijaya Kusuma dan Handeleum yang subur dan terus menerus berbunga ungu.  Cantik dan Asri depan rumah itu.

 

Pemiliknya adalah Pak Imam Maliki, pasangan kombinasi  Orang Banten plus Orang Bawean --- ia seorang akademisi yang mumpuni di berbagai arena ---- tidak ketinggalan di bidang Paranormal.  Delapan Anak-anaknya bagian dari keluarga besar itu memutuskan, jual rumah itu !

 

Sejak Januari 2011 telah diiklankan dan dipasangi poster ---- Cuma memakai agen atau calo kampungan saja, dalam pemasaran aktifnya..

 

Sampai bulan Oktober ini sudah  ada enam penawar serius ---- tetapi tidak ada yang bisa finalisasi, ada-ada saja alasan tidak “close”.  Kalau tidak dari pihak calon pembeli, malah Pak Imam yang tidak mufakat.

 

Rumah itu telah dikosongkan, dan siap huni --- Fengshui selalu memberikan “kesimpulan” rumah itu membawa untung atau tidak dari Letak , bentuk, aksesori dan materi bangunannya.  Memang banyak aspek kalau dari sudut Mistik.  Apalagi mistik Jawa.

 

Rumah berapa lama kosong ?   Apakah ada “Isi” di rumah itu ?  Di mana sumurnya, bagaimana dan waktu  penggaliannya ?  Lha , ada lagi --- pemiliknya wetonnya apa ?   Susah dah !

 

Tetapi setelah Calon ke-enam ini --- ada wisik, ada intuisi, apakah ilham pada Pak Imam si Pemilik : “Rumah ini tidak mau dijual !”  Memang panjang riwayat rumah itu.  Dari jaman enggak enak, sampai  Pak Imam digelari Tuan Tanah dan Investor Properti yang sukses.

 

Macam-macam kegagalan finalisasi proses penjualan :

  • Ada tawaran tidak mengena (tampang Rakyat kebanyakan)
  • Ada uang tunai plus sebidang tanah --- tanahnya tidak mengena di hati keluarga Pak Imam  (Ekskutif muda, birokrat Pelabuhan)
  • Ada pula akan menggunakan kredit bank --- memberi uang jadi yang cukup besar, tetapi pelunasan menunggu cair kredit bank ----  sementara itu mau membongkar sana-sini untuk make-up atau window dressing. Oh ?  (Tampaknya pejabat Kota yang berjiwa manipulator, koruptor dan spekulator)
  • Ada yang telah sepakat eh, masih membawa rombongan sanak keluarga --- buntut-buntutnya mau nawar lagi (Ini juga setelah dipelajari Pak Imam Maliki --- rombongan rentenir yang akan berspekulasi ala pejabat juga)
  • Yang rada unik penawar terakhir --- suami-isteri muda, tampang Orang sukses.  Pengusaha Tempe, Kedele, dan Warung Bakso.  Ia serius suami isteri.  Tetapi begitulah ……………..hampir finalisasi rupanya ia bolak-balik mengunjungi dengan berbeda waktu.  Konon memang harus begitu investor rumah.

 

“Pak, bapak di rumah ?” begitu dia menelpon.

“Saya lagi di Jakarta

“Lha, mengapa pintu depan terbuka separoh ?  Pak Imam Maliki kuatir si Pemegang kunci bekerja tidak beres --- walaupun di sana sudah tidak ada barang, kecuali satu foto panorama “Air Terjun” yang belum diambil.

 

Kemudian berkali-kali interview dengan SMS --- menjurus klenik dan kekuatiran ada “Isi” dan penghuni yang serem-serem.

 

Pak Imam Maliki tidak mau melayani --- malah sudah pikir-pikir, rumah tidak jadi dijual --- karena memang rumah itu ada tuahnya, membawa keberuntungan selama ini --- Cuma anak-anaknya tidak mau mengurus, karena rumah itu berada di Tegal, jauh dari pusat keberadaan keluarga besar Pak Imam.

 

Pak Imam membatin --- rumah enggan dijual.  Mengapa pintu memberi penampakan “terbuka ?”.  Tentu menakutkan calon pembeli.  Ini bakal menjadi gossip negatif untuk pemasarannya.

 

Beberapa hari kemudian ,  “Maaf Pak Haji --- setelah kami bertahajjud dan mungkin (shalat istikharah pula ?) sudah jodo kami rumah itu --- Pak Haji kami siap lahir bathin dan keuangannya pak !”

 

Pak Imam Maliki terpana sekejap, merenung, Rumah itu telah memilih Calon pemilik baru !   Konon pasangan itu akhirnya menyimpulkan rumah itu menampakkan dirinya --- “Welcome !” ,  dengan memberi  gambaran pintu depan terbuka.

 

Itulah konon kesimpulan kedua suami-isteri itu --- “Semoga, Insya Allah  mereka menjadi Orang yang selalu Beruntung” --- itu doa Pak Imam dalam hati.

 

Pak Imam  tersenyum, membagi-bagi harga rumah itu ke rekening anak-anaknya --- memang sejarah rumah itu selalu ada penampakan, nenek-nenek yang menyertai lemari antik yang dibeli dari Orang Arab Cirebon (tetapi kini lemari itu telah diangkut ke Sukabumi); lantas disitu dulu ada 4 Ompak rumah kuno yang ditatah dari batu alam --- itu pun telah dipindahkan ke Taman Suseiki di Ciputat.

“Lantas siapa yang membuka pintu untuk pasangan itu ?”

 

[MWA] (Paranormal – 22)

 *)Foto ex Internet

   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun