Mohon tunggu...
Muhammad Wislan Arif
Muhammad Wislan Arif Mohon Tunggu... profesional -

Hobi membaca, menulis dan traveling. Membanggakan Sejarah Bangsa. Mengembangkan Kesadaran Nasional untuk Kejayaan Republik Indonesia, di mana Anak-Cucu-Cicit-Canggah hidup bersama dalam Negara yang Adil dan Makmur --- Tata Tentram Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi. Merdeka !

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Irian-ku, Papua-ku - Dari Tanah Merah Boven Digul, Orang Kaya-kaya Papua sampai Orang Rantai dari Belawan Deli

22 Oktober 2011   01:51 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:39 614
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Salam hangat.

MemangIrian dan Papua sangat dekat secara emosional dengan keluarga besar kami --- dari kecil jiwa kepahlawanan, rela berkorban demi Tanah Air telah tertanam di dalam sanubari.

DuaOrang dari keluarga kami --- telah menjadi Orang Papua sejak tahun-tahun 1928 di Boven Digul, Tanah Merah.

Mereka para Orang Buangan yang telah menyatu dan berasimilasi secara politis ---- Orang Papua, yang dalam pengertian masa itu --- Orang Kaya-kaya, telah melakukan pendekatan politis.Senasib sepenanggungan.

Rakyat yang menderita, dan bercita-cita yang sama, Merdeka dalam sebuah Negara Republik --- mengenyahkan kaum Kolonialis Belanda.

Orang Kaya-kaya belajar membaca, bercocok tanam, berpolitik --- bersama-sama dengan Orang Buangan.Mereka merasa Satu Bangsa Satu Nusa --- itulah unsur yang menjadikan Nusantara menjadi gugusan pulau yang menjadi Wilayah Indonesia Raya.

Siapa dua tokoh dalam keluarga yang menanamkan Nasionalisme dan Patriotismesampai sekarang ?

  1. Abdul Hamid Lubis, seorang pemuda bujangan yang tidak meneruskan studinya ke Kedokteran --- ia mempunyai kesempatan untuk menjadi mahasiswa kedokteran, karena ia cerdas, dan ayahnya adalahKepala Stasiun Pangkalan Brandan, di Sumatera Timur.

Ia memilih menjadi wartawan, yang gigih mengkritisi Pemerintah Kolonial dan Onderneming yang beroperasi di Sumatera Timur --- karena sikap politiknya --- ia berkali-kali dipenjarakan di Medan dan Pematang Siantar.Ia bersama antara lain, dengan Adam Malik menjadi aktivis Partai Indonesia.

Ia menjadi salah satu Orang Rantai --- orang hukuman Kolonialis Belanda, yang setiap geraknya harus dalam keadaan dirantai tangan dan kakinya, bahkan dirangkai bersama pesakit lainnya --- begitulah sekitar tahun 1929-30 dengan dirantai ia dibuang ke Boven Digul, untuk hidup dan membangun Nasionalisme di Tanah Papua.

Abdul Hamid Lubis hidup sebagai Orang Buangan di Papua selama lebih 20 tahun --- tahun1945setelah Proklamasi kemerdekaan RI, ia dibebaskan oleh tentara Australia, dan kemudian dia bergerilya bersama TRIP Jawa Timur dengan Isman (Jenderal) --- bertempur untuk mempertahankan Kemerdekaan RI

  1. Muhammad Yunus Matondang, pemuda yang telah beristeri dan mempunyai seorang puteri --- ia adalah Orang Rantai yang dibuang Belanda ke Papua, Tanah Merah , Boven Digul --- di sana ia menjadi Pembina rohani anak-anak dan keluarga Orang Buangan, ia juga berinteraksi dengan Orang Kaya-kaya, penduduk asli Pulau Papua.

Ia tertuduh sebagai anggota kelompok penduduk Sumatera Timur yang selalu menyabot perkebunan dan fasilitas perkebunan tembakau di daerah Langkat.

Ia dikembalikan Pemerintah Kolonial setelah belasan tahun di Tanah Papua --- ia kembali ke Stabat, Sumatera Timur, sebagai Guru Mengaji, dan mengurus keluarga serta seorang puterinya --- ia meninggal dunia di usia muda, karena sakit Malaria dan Paru-paru yang diidapnya sejak dalam pembuangan.

Setelah Perjuangan Pembebasan Irian Barat dengan  Trikora --- tidak ada alasan untukOrang Papua atau Suku manapun memilih jalan lain, selain Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Memang kekecewaan dan provokasi bisa mempengaruhi Orang Indonesia yang mana pun di mana pun --- Kemiskinan, ketertinggalan, dan ketidak adilan adalah pemicu Orang Indonesia bisa kecewa.

Bung, apakah engkau menyadari itu --- Berantaslah Budaya Korupsi yang menjadi radix yang menghancurkan sendi-sendi Bangsa dan Kebangsaan ini.

Selamatkan Indonesia-ku(Salam hangat buat Hadasa Zebuda --- dan kawan-kawanku Anak Papua dan Timor Timur yang di tahun-tahun 1996-an bercita-cita membangun Bangsa dan Negara ini, menjadi Bangsa dan Negara yang Maju dan Bermartabat)

“Ipsa multa tuli non leviora fuga, dalam pembuanganku, aku telah menanggung penderitaan yang tidak lebih ringan (Ovid, Trisia 4, 10, 102) --- ungkapan yang dipinjam Eduard Douwes Dekker untuk pseudonym “Multatuli”.(Provebia Latina, B,J. Marwoto- H.Witdarmono).

[MWA] (PolhankamNet – 31)

*)Foto ex Internet

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun