Mohon tunggu...
Muhammad Wislan Arif
Muhammad Wislan Arif Mohon Tunggu... profesional -

Hobi membaca, menulis dan traveling. Membanggakan Sejarah Bangsa. Mengembangkan Kesadaran Nasional untuk Kejayaan Republik Indonesia, di mana Anak-Cucu-Cicit-Canggah hidup bersama dalam Negara yang Adil dan Makmur --- Tata Tentram Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi. Merdeka !

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Nyonya Ratri di Antara Yoga Om Visnupada dan Senandung Ombak Yukio Mishima (02/19)

21 Oktober 2011   13:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:40 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

[caption id="attachment_138559" align="aligncenter" width="250" caption="Kebugaran Tubuh dan Fantasi adalah Unsur penting dalam Mbangun Tresno."][/caption]

Sudah tiga kali Markus menelfon Ratri --- ketika akan boarding, saat telah sampai di Singapura, dan ucapan selamat tidur malam ini.Jam 21.45 WIB. Ratri merasa rindu dan kangen --- debaran jantung hatinya terasa mendorong semangatnya dalam suasana bahagia. Ia ingin melakukan Meditasi untuk memblending rasa kangen dan imajinasi serta erotisme yang mendesak dalam relung hatinya.

Ia ingat lagu Alda Risma yang dinyanyikan Syahrini --- lagu itu menggelorakan erotisme di permukaan kulit dan lipatan tubuhnya. Ah.

“Ori sudah tidur ?Besok ke Jalan Sabang cari lagu-lagu Alda Risma dan Syahrini, yang ……….yang memuat lagu “Aku tidak Biasa”. Dalam bentuk CD atau rekaman MP3 pada flash disk, ingin ibu ramu menjadi untaian lagu”.Ah.

Ia bersila dalam sikap Patma --- ia membiarkan imajinasi dan rentetan memorinya beterbangan di alam mentalnya --- senyap, sinyup dan ia mencapai terang benderang.Lagu dari kelompok The Deep Forest masih melatarbelakangi suasana batinnya.Hentakan drum dan timpani membawa memorinya ke rimba perkampungan Orang Papua. Ia merindukan Papua --- ia kembali terseret arus irama dan lagu para penyanyi kelompok Deep Forest. Dari rimba di Afrika. Ia menjadi mengenang Muammar Kadhaffi dan gurun-gurun pasir yang coklat semu kuning ke-emasan. Byar, ia tiba di Teluk-teluk dan Tanjung Pulau Papua. Ia ingin kembali ke sana.

Ia mengenakan piyama katunnya --- dan rebahan di sofa untuk membaca,ia raih buku tipis Om Visnupada A.C. Bhaktivedanta Swami Prabhupada, Kesempurnaan Yoga, ini untuk ketiga kalinya ia mengkaji isi buku itu --- ia merasakan tidak ada gangguan atau unsur-unsur yang merusak iman atau aqidahnya. Malah membuatnya paham bahwa manusia bisa menemukan wujud Tuhan dan cara pengabdian manusia yang tidak ingin terlepas dari --- haribaan Tuhan semesta Alam. Hablumminallahi.

Ratri sangat sepakat dengan tulisan di dalam buku itu tentang “bersamedi” : “…………Sekurang-kurangnya di Negara-negara Barat, pada umumnya orang menganggap bahwa yoga adalah bersamedi dalam kekosongan. Tetapi dalam Pustaka Suci Veda tidak disebutkan agar orang-orang bersamedi pada kekosongan. Melainkan, Veda mengajarkan bahwa yoga berarti bersamedi pada Visnu, dan ini dibenarkan pula dalam Bhagavad Gita……….”

Ratri mencoba membalik-balik lembaran yang lalu, ia ingin membaca ulang tentang Ajaran Batara Kresna kepada Arjuna.Melakukan yoga dengan tetap secara simultan melakukan hal-hal yang manusiawi. “Kresna meminta agar Arjuna menjadi seorang yogi dan sekaligus ikut bertempur dalam perang Baratayuda, perang yang mengerikan pada waktu yang sama. Begitulah rahasianya Bhagavad Gita: seseorang tetap bisa sebagai prajurit dan pada waktu yang sama menjadi yogi dan sannyasi…..”. Ratri pun dalam Meditasi menjadi pengikut yang membiarkan alam mentalnya mengembara aktif menjelejahi liku-liku memori dan imajinasinya.

Ia letakkan buku itu --- ia paham pada dasarnya semua hamba Allah harus mempunyai hubungan erat dengan Sang Khalik. Itulah Zikirullah.

Ia menjadi teringat bahwa pengajian dan studi Islam Markus akan tammat bulan Desember nanti. Setelah itu Januari 2012 ia dan Markus akan melangsungkan pernikahan.

Awal bulan tadi dengan bimbingan Ustadz Mesjid Sunda Kelapa. Ia mengiringi Markus melakukan khitan di ruang praktik dokter di salah satu Klinik di Menteng. Ia menyaksikan proses operasi kecil itu.Memang ialah pemilik penis itu.“Ya penis itu milik mama”.

Mereka, sejak saat itu  tidak akan berzina lagi --- ia bangga bahwa Markus mempunyai pengertian yang dalam tentang tuntunan agama Islam.Ia kini mengoleksi buku-buku Fikih dan pemikiran dan filsafat Islam.Ia rajin memperdalam pengertiannya untuk menuju iman yang lebih baik lagi.

Ratri jadi teringat pada Kisah Cinta Cliff Sangra dengan Suzanna --- wajar saja.Kalaulah nanti mama telah demikian tua, mama akan berlaku menjadi Si Mbok yang dulu melayani si Markus Bocah.Ratri yakin betapa besar cinta Markus.Markus menyintainya dengan latarbelakang kasih sayang Sang pengasuh, kepada Bocah yang merindukan belaian ibu yang sakit menahun dalam kelumpuhan.

“Biarlah mama menjadi pengasuhmu, Markus --- mama hanya menitipkan diri di haritua, tidak kesepian dan ada kawan yang seiya sekata.Kini Markus ke Singapura untuk tiga hari mengikuti Seminar tentang Taman Hiburan di Universal Studio, Pulau Sentosa Singapura.

Pekan lalu mereka juga telah tawar menawar tanah 7.000 meter yang cocok untuk membangun Sekolah Kejuruan dengan basic dan design Pesantren Modern.Tanah itu hanya berjarak satu kilometer dengan Taman Budaya yang mereka bangun saat ini.

Ratri meraih fotonya di rak buku --- Ratri dalam pelukan paha Markus di tangga Piramid mereka yang sedang dibangun.Ratri tersenyum bahagia --- dua tangan Markus yang kekar memeluk leher Ratri, dan kedua tangan Ratripun melingkar menyusup ke bawah betis Markus.

Ratri kembali tersenyum bahagia.Ia teringat gurauan dokter yang akan melakukan khitan. “Ibu tidak ada pesanan khusus, mungkin akan dibuat bergerigi atau bersayap…………”.

“Ah, enggak-lah !”Ratri kembali tersenyum. Ia meraih buku NovelYukio Mishima, Senandung Ombak. Ia gemar cara penulisan novel dari Pengarang Jepang itu……….bahkan terkadang ia berulang-ulang membaca paragraph yang menggambarkan indahnya suasana alam laut yang menjadi setting cerita itu.

“………Uta-jima --- Pulau Nyanyian --- hanya berpenduduk sekitar seribu empat ratusorang, sedangkan garis pantainya tidak sampai tiga mil panjangnya…………. Pulau itu mempunyai dua buah tempat yang sangatindah pemandangannya. Satu di antaranya ialah Kuil Yashiro yang menghadap ke arah baratlaut dan terletak hampir di puncak pulau itu.Pemandangandari kuil itu tak terhalang ke sekitar Teluk Ise, sementarapulau itu sendiri terbentang lurus di antara selat yang menghubungkan teluk itu dengan Samudra Teduh………………..”

Ratri membayangkan pulau itu, keindahan geografis dan tata kampung dan desa khas Jepang --- ia ingin meraup air Lautan Teduh dan mencuci wajahnya di sana --- ia teringat sewaktu ia dan teman-teman Jepangnya belanja dan tamasya di Kittery di pantai Atlantik --- semua teman-teman Jepangnya menyuci muka dengan air Lautan Atlantik (yang tidak menyentuh negeri mereka di Pasifik)………………….

Ia memutuskan akan berlibur dan honey-moon dengan Markus ke Pulau kecil Jepang itu. --- ia dan Markus akan bertualang mencari setting novel Yukio Mishimu itu.

“……..Semenanjung Atsumi membentangke arah timur laut. Ke arah barat sayup-sayup dapat kita lihat garis-pantai antara pelabuhan-pelabuhan. Uji-Yamada dan Yokkaici di Tsu………”

Ratri menarik nafas dalam-dalam, kemudian ia kembali bersila di atas sofa yang lembut itu. Sehingga pantatnya terbenam dan otot pahanya tertarik mengencang. Ia teringat melakukan “senam Kegel”, entah berapa belas kali --- sampai ia merasa mencapai orgasme. Ah.

Ratri sedikit menggeliat --- dan menghembuskan nafas leganya. Memang senam Kegel adalah gaya hidup sehat yang baik.Gerak sehat dan singkat yang menyenangkan. Ingat Senam Kegel di mana pun engkau berada, kata Bu Mince yang mengajarkannya pertama sekali di Mendawai Club.

…………Pemandangan terindah lainnya di pulau itu ialah dari mercu suar di dekat puncak Gunung Higashi, yang tertuju ke atas batu karang di laut. Pada kaki batu karang itu arus Terusan Irako gemuruh tiada hentinya. Pada hari-hari berangin, selat-selat sempit yang menghubungkan Teluk Ise dengan Samudra Teduh selalu penuh pusaran air…………”

Ah. Ratri jadi teringat Markus lagi --- ia raih bantal guling yang terbenam di ujung sofa, dan memeluknya dengan kedua pahanya. Ia bertekad akan melayani Markus sebagai suaminya yang manja --- syarat hidup bermanja dan makmur telah dipunyainya. Ia yakin Markus tidak akan berpaling kepada wanita lain. Walaupun ia terpaut jauh dalam hal usia. Ratri yakin latarbelakang kehidupan psikologis Markus, akan diolahnyanya menjadi “mbangun tresno”.

Ratri tahu caranya --- hanya kesehatan dan kebugaran tubuh yang bisa memelihara gelora cinta, berapa pun tingkat umur yang dicapai.Ratri memejamkan matanya.

Terbayang dan terasa belaian dan pelukan Markus di seluruh pori tubuh dan syarafnya.Ia kangen.

*)Foto ex Internet

[MWA] (Nyonya Ratri ;bersambung ke Novel02/20)

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun