Â
Kekuatan Susilo Bambang Yudhoyono sebagai sponsor pendirian, melemah setelah gagal mengendalikan Kongres PD; Susilo gagal mengusung Andi Mallarangeng sebagai Kekuatan Resistensi, kekuatan penghantar --- Anas Urbaningrum menang telak, setelah menggeser Marzuki Ali. Kongres Partai Demokrat di Bandung bukan saja Anas Urbaningrum berhasil menjadi Ketua Umum --- tetapi Anas Urbaningrum pun berhasil menyusun DPP yang optimal untuk meneruskan ambisi politiknya lebih lanjut. Ia hanya memberikan satu slot buat kekuatan Susilo Bambang Yudhoyono, Ibas sebagai Sekjen. Susilo Bambang Yudhoyono salah perhitungan dengan menggunakan Andi Mallarangeng sebagai pion resistensi pada perebutan "Jabatan Ketua Umum" --- Basis Partai Demokrat lebih dikuasai oleh Anas Urbaningrum. Rakyat menyaksikan betapa Susilo Bambang Yudhoyono masgul ketika itu. Masih ingat dalam benak anda gambaran video dari berita TV tentang Kongres PD saat itu ? Dari wajah dan body-languagenya tampak jelas ia kecewa dengan hasil Kongres itu. Tetapi ia melihat masih ada peluang untuk memenangkan pertempuran akhir --- karena ia adalah Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, merangkap Presiden RI Ingat ?  Salah satu kalimat bombastis pada awal-awal "penangkapan Mindo Rosalina Manulang " (kasus Suap-Korupsi Sesmenpora) . Dalam percekcokan dan kemelut antara tokoh-tokoh yang terekam dalam adegan sebenarnya itu --- ada ucapan politis yang bombastis "Kita hancurkan Partai Demokrat !" Putarlah kembali video itu --- itu adalah fakta sejarah perpolitikan di Indonesia. Jadi pada Kongres Partai Demokrat di Bandung itu, jelas ada tiga Kekuatan yang potensial : Kekuatan Susilo Bambang Yudhoyono, Kekuatan Andi Mallarangeng --- dan Kekuatan Anas Urbaningrum. Dan kekuatan  yang tersisihkan, Marzuki Ali. Selain kekuatan politis yang diandalkan untuk "Perebutan Kekuasaan Konstitusional 2014" --- juga diperlukan dana yang besar untuk memenangkan Perang Politik 2014 tersebut.  Dari mana sumber  yang besar dan potensial ? Tentu dari Proyek-proyek APBN ! Ratusan proyek APBN, dapat disebutkan yang paling populer adalah Proyek Gedung baru DPR sekian triliun, Proyek Asean Games sekian trilun, Proyek Infra Struktur sekian triliun rupiah --- dan ada ratusan lain proyek yang bernilai triliunan rupiah pula. Itulah target yang diincer oleh berbagai kekuatan politik dan Partai-partai Politik di Indonesia. Kalau Bapak Republik Tan Malaka, Bung Hatta dan Bung Karno; bersemboyan politik --- "Menuju Indonesia Merdeka" --- dan beliau-beliau  bersedia mengorban Jiwa Raga, dan apa saja. Maka, Kaum politisi Indonesia saat ini , bersemboyan "Menuju Pemilu 2014".  Dan mereka bersedia Mengorbankan apa pun --- termasuk Konstitusi dan Norma Hukum . Tobat. Rakyat Indonesia perlu menyaksikan dengan seksama 2 Skenario Drama Indonesiana :
- Front Rakornas Partai Demokrat akhir pekan ini
- Front Terbongkarnya berbagai kasus Korupsi di proyek APBN (syukur Alhamdullillah Proyek Gedung Baru DPR RI ditunda atau dibatalkan (?)
Dua Skenario di atas akan menjadi mata rantai Sejarah Indonesia --- yang seharusnya dikoreksi untuk menyesuaikan dengan Visi Konstitusi. Sehingga resultante dari kedua front itu sangat penting bagi Indonesia. Rakyat Indonesia hanya berkepentingan bahwa Partai Demokrat harus menjadi Infra Struktur yang bersih dan Visioner : Untuk Indonesia-ku. Dan proyek-proyek APBN harus benar, di atas norma Konstitusi dan  Undang-undang --- dengan pelaksaannya yang Patriotis ! [MWA]
Â
[caption id="attachment_120671" align="alignleft" width="300" caption="PROYEK GEDUNG BARU DPR RI ini seharusnya juga akan menjadi Skenario di Panggung Drama Sejarah Budaya Korupsi di INDONESIA."][/caption]
*)Foto ex Internet
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H