Mohon tunggu...
Muhammad Wislan Arif
Muhammad Wislan Arif Mohon Tunggu... profesional -

Hobi membaca, menulis dan traveling. Membanggakan Sejarah Bangsa. Mengembangkan Kesadaran Nasional untuk Kejayaan Republik Indonesia, di mana Anak-Cucu-Cicit-Canggah hidup bersama dalam Negara yang Adil dan Makmur --- Tata Tentram Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi. Merdeka !

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Imanda Amalia [2010 Puisi -08]

3 Februari 2011   07:36 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:56 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di bawah mihrab mesjid ini aku menangisi

Al Qur’an yang kucari untuk menjadi referensi-ku, tentang Exodus Nabi Musa

Pada Surah Al Baqarah Ayat 49

Ayat 53 --- ke-lima Ayat tentang kebesaran

Nabi Musa

Bani Israil

Mu’jizat membelah Laut Merah

 

Imanda (kalaulah benar)

Aku menangisi, terkenang wanita-wanita cerdas dan berani

Aku terkenang Nona Purnomo Wulan di Sumpah Pemuda 1928

Aku terkenang Perhimpunan Indonesia mewakili dalam Kongres Wanita Internasional di Gland Swiss 1927

Aku bersorak bangga

Kongres Perempuan Indonesia pertama di Yogyakarta 22-25 Desember 1928

Imanda

Aku terkenang ibu Kartini

Ibu Siti Fadilah Supari

Ibu-ibu yang menadahkan tangan-tangannya sepanjang kolong jembatan Jalan Tol

Imanda

Aku terkenang pada sosok wanita anggota Parlemen

Sementara ini suara gending dan Sinden di rongga telingaku.

Imanda

Aku menangis  bukan menyesali

Aku bangga

Ini, kubacakan ayat 53

“Dan (ingatlah) ketika kami berikan kepada Musa Al Kitab (Taurat), dan keterangan yang membedakan antara yang benar dan yang salah agar kamu mendapat petunjuk” 

 

Imanda

Aku tetap menantikan beritamu

Sukses adik-ku (Sukses adalah terminal seperti di dalam Alam Barzah --- di sana langit tenang cakrawala tenang)

 

 

*) Foto ex Kompas.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun