Mohon tunggu...
Muhammad Wislan Arif
Muhammad Wislan Arif Mohon Tunggu... profesional -

Hobi membaca, menulis dan traveling. Membanggakan Sejarah Bangsa. Mengembangkan Kesadaran Nasional untuk Kejayaan Republik Indonesia, di mana Anak-Cucu-Cicit-Canggah hidup bersama dalam Negara yang Adil dan Makmur --- Tata Tentram Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi. Merdeka !

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Blues untuk Nyonya Ratri [Mini Cerpen - 82 Novelet 02/9]

9 Juli 2011   13:43 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:48 711
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Makan pagi bertiga --- mereka bergembira, bergurau, dan ini……….kepandaian Markus meengumpan dengan cerita-cerita kocak, konyol dan rada-rada menggoda.Makanan terus menerus datang berganti-ganti, terus menerus tidak putus-putus.Selalu membayangkan cara makan yang dialaminya itu seperti , kemakmuran Dinasti para Kaisar dan Ratu Cina. Alunan musik Mandarin mengiringi kenikmatan yang mereka reguk.

“Ram, aku senang makan di sini, makanannya sehat, lezat --- dan itu lho, aku selalu membayangkan aku seperti seorang Ratu Wu Zetian, seorang Kaisar yang legendaris ………….ia masih penikmat cinta sampai umurnya lanjut di delapan puluh tahunan”. Ratri tersenyum ke arah Raminah dan Markus.

“Apa itu rahasianya Rat ?”

“Air “.Ratri bercerita tentang kesukaannya memakan sayur bening, air mineral, air putih, sayur-sayuran, buah-buahan. Tubuh manusia dominan air. Tubuh sangat membutuhkan air untuk metabolisme menjadi tetap normal.

“Juga kemampuan kita melakukan visualisasi dan imajinasi --- menyampaikan ide ke bagian-bagian tubuh yang akan kita perbaiki sistemnya”

“Bahkan kita harus berkomunikasi dengan organ-organ tubuh kita --- aku meminum air atau pada saat bersyukur setelah kenyang, selalu kubayangkan --- bukan wajahku saja yang lembab tampak lebih muda, tetapi otakku pun kubayangkan menjadi encer cukup air, selalu segar --- jangan ia membatu, membuat kita pikun” Kemudian Ratri membisikkan sesuatu.

“Gila lu, masa sih ?”Markus hanya tersenyum memandang kedua wanita lanjut usia itu masih genit.

“Ya, di situ rahasianya ---- mata air jangan sampai mati, jangan !”Mereka berdua tertawa.Datang makanan berikutnya.Smoor ceker ayam ala kulineri Cina Tsi Chuan, Cina Utara.

“Ini favorit-ku”Kemudian kedua wanita itu masih berbincang dengan suara yang sedikit pelan.Markus membiarkan keasyikan kedua wanita itu.

Ketika menuju mobil di lapangan parkir, Raminah tidak sabar, terdesak ingin penegasan Ratri : “ Jadi Mas Markus itu calon suamimu berikutnya ?”

“Belumlah, masih dianggap mitra imajinatif --- mitra untuk mencerdaskan kehidupanku.Kawan rundingan --- kebetulan kami dalam satu Tower apartemen “Ratri menceritakan bantuan pemuda mahasiswa arsitek itu, dari teman berolah raga sampai menyupiri kemana ia memerlukan.

“Ia juga pemijat yang handal lho --- pemijat pribadi, banyak pemijat telah dicoba. Ia paling telaten. Ia memijat dengan kasih sayang --- konon mbok pengasuhnya, orang Wonogiri yang melatihnya “Raminah tertegun membayangkan keasyikan dan keberuntungan sahabatnya itu.

Di mobil.

“Ram aku ada rencana ke Lasem, Cepu lantas ke Karananyar --- kamu mau turut ? …………… Ingin merintis bisnis minyak dan mengunjungi Candi Sukuh.Kamu mengerti Candi Sukuh ?Raminah menggeleng saja.

“Aku sebenarnya orang bebas --- tetapi aku harus mengatur si Dadan yang mengawasi Bengkel, untuk juga mengawasi Restoran. Seperti ini, dua tiga hari kutinggalkan ini harus aku atur --- di restoran ada sih yang berbagi tugas. Yang masak, yang belanja dan yang mengatur keuangan.Tetapi meninggalkan lama tidak pernah.Kalau lama yah, diliburkan saja.”

Sementara Raminah berisirahat.Ratri menarik Markus ke rumah Samping --- mereka berjalan berdampingan, sampai di ruang setelah beranda, melewati regol lagi terus ke taman samping kamar almarhum Pak Mulyoto.Markus mencium Ratri.

Mereka berbincang di ruang kerja Pak Mulyoto.“Max, mama mau semua bahan candi terdiri dari batu alam. Batu granit…………..tidak ada sama sekali kramik dan semacamnya.Semua alamiah --- mama anti kramik, mungkin marmer boleh di beberapa ruang”.Mereka melanjutkan diskusi mengenai renovasi rumah dan pembangunan candi di Cicurug.

Pikiran Markus mengambang ; “ Di sini bisa ma ?”Ratri merangkul Markus, menuntun jari telunjuk Markus ke kamar atas dekat Mezzanine.

Bagi Nyonya Ratri --- Markus adalah pelayannya yang sangat memuaskan. Bagi Markus, nyonya Ratri adalah mamanya yang melebihi si mbok yang memberikan pelayanan selama masa-masa remajanya. Yang sepi dan penuh khayalan.

Mereka mandi berdua --- bagi Ratri, orgasme adalah pengobatan alamiah menunda ketuaan dan kepikunan.Sex-healing, orgasme membuat ia tetap cerdas, ceria dan ingin terus menikmati duniawi…………….

“Terima kasih Ma “.Sementara mereka bersiap akan tidur siang …………..terdengar sayup-sayup jeritan Aretha Franklin,jeritan wanita Negro yang enerjik dan menyuarakan tenaga spiritualitas. Seperti jeritan Ratri beberapa saat lalu, memenuhi ruang kamar --- jeritan, desah dan sepoi desis hembusan lembut AC.

Lagu-lagu Blues itu akhirnya fade-away bersama senyapnya mereka tertidur.

Di bawah sadar, sementara Ratri tertidur --- telah terekam, bahwa ajakan nikah Ratri telah dianggukkan Markus dalam pelukan kedua manusia yang dimabok cinta itu.

(bersambung Novelet 02/10) [MWA]

[caption id="attachment_118919" align="alignleft" width="300" caption="Percintaan adalah Katalisasi Kehidupan Alamiah............Uuuh"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun