[caption id="attachment_113999" align="alignleft" width="300" caption="Belajarlah Memberantas Budaya Korupsi kepada Presiden Hu Jintao dan Negara Cina Kontemporer !"][/caption]
Dari serambi rumah Bupati Jepara --- di selatannya ada pohon Sawo kecik
Adik
Jangan dikau gentar dengan para lelaki berwajah, merah padam bopeng-bopeng itu
Tu di sana ada lelaki daripintu Nusantara --- ia membenamkan wajahnya yang memerah, panas mendidih
Karena malu
Karena panik, dik
Adik
Jangan dikau gentar dengan para lelaki berwajah pisang goreng di Lobby hotel-hotel berbintang
Jangan dik
Adik
Dikau lihatlah para lelaki masuk ke mobilnya yang mewah --- yang joknya berdarah, ban mobilnya pun berdarah.
Rakyat di pinggir jalan bersorak menyoraki anggota parlemen pemakan barah
Barah
Darah dari pori-pori tambang-tambang, hutan-hutan dan lautan
Barah
Darah dari pelabuhan bea dan cukai --- dan pajak-pajak yang ditarik dari tanah gersang di Tanah Flores
Darah dari pungli-pungli oleh mobil sedan putih biru di sepanjang jalan tol
Hina benar bangsa ini
Hina dina bangsa ini --- yang bersorak karena marah, bukan karena benar
Hina dina bangsa ini --- yang tidak tahu malu berbelanja mewah sementara Rakyat menjemur nasi aking yang berbau
Naikilah mobil mewahmu --- ‘tuk melarikan diri karena ketahuan kejahaman-mu
Naikilah pesawatmu --- ‘na kau tidak tahu mau berbuat apa lagi setelah belangmu ketahuan jua
Adik-ku rangkul-lah Rakyat yang berjejer
Yang bertangisan
Yang harapannya terlepas lagi, dan
Lagi
Lagi Mereka menangis lagi.
Kejahatan dalam bangsa ini sudah memborok ke dalam Galih Asem yang Sakti
Akan tumbang ke Neraka
Beri komando Dik --- agar Rakyat merapat ‘tuk menyaksikan Para Koruptor digantung sepanjang Tol Dalam Kota.
Siapa yang menjadi Algojonya ?
Katakan : aku yang dilahirkan Kartini !
(MWA)
*)Foto ex Internet
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H