Mohon tunggu...
Muhammad Wislan Arif
Muhammad Wislan Arif Mohon Tunggu... profesional -

Hobi membaca, menulis dan traveling. Membanggakan Sejarah Bangsa. Mengembangkan Kesadaran Nasional untuk Kejayaan Republik Indonesia, di mana Anak-Cucu-Cicit-Canggah hidup bersama dalam Negara yang Adil dan Makmur --- Tata Tentram Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi. Merdeka !

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Ke Masjid, di Masjid, dan dari Masjid [Filsafat -15]

10 Juni 2011   08:28 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:40 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_113366" align="aligncenter" width="300" caption="Masjid --- Tempat ber-sujud, belajar dan berdakwah. Banyak Ide yang terilhami dengan properti Masjid."][/caption]

Berjalan menuju Masjid, terpikir perjalanan hidup yang telah demikian lama --- bersyukur kepada Allah.  Walau di dalam diri sering terjadi debat dan diskusi monolog tentang topik Kesuksesan Hidup --- tetapi telah dapat kesimpulan pada saat memasuki masa pensiun. “Kaya karena tidak berhutang, Bahagia karena tiada penyesalan dalam hidup “.

 

 

Lantas ada pegangan ……………” A man is not Old, until Regrets take place of his Dreams “ --- lantas dapat pula kata-kata mutiara yang sangat menantang, di dapat dari Paul Sutanto di KM Kelud  dalam suatu pelayaran (semeja makan dengannya) : “Bekerjalah Sepanjang Hidup --- Falsafah Cina”.  Memang Sutanto anak muda keturunan Cina.

 

Di Masjid melakukan I’tikaf dengan membaca kitab-kitab secara scanning dan acak ---- dapat beberapa ilham tentang “bagaimana Nabi Ibrahim memelihara tauhidnya”, dan generasi-generasi selanjutnya --- sementara Ka’bah yang dibangunnya, berubah menjadi tempat Masyarakat Arab Mekah  memajang berbagai Berhala (sebagaimana juga di setiap Kabilah dan Suku-suku Arab selalu mempunyai Berhala untuk disembah). Di sana ada Hubal, Lata, Uzza dan Manata --- ternyata Umat Ibrahim sambung menyaambung meneruskan Ajaran Agama Tauhid, Agama yang Menyembah Allah Yang Maha Esa tetap lestari diantara masyarakat Arab ---

Jaman sebelum Nabi Muhammad diutus Allah ke Bumi.  Tetapi telah dijanjikan di dalam Kitab-kitab Suci : Zabur, Taurat dan Injil.

Kaum Tauhid, mereka sabar menantikan kedatangan Muhammad Rasullullah.

 

Generasi demi generasi --- sampailah salah seorang lelaki Arab bernama Abu Bakar.  Ia adalah pengikut Ajaran Nabi Ibrahim yang mengetahui, bahwa Nabi Muhammad akan datang untuk menyebarkan Agama Tauhid.  Agama Islam yang meruntuhkan semua berhala yang berada di sekitar Ka’bah dan dimana-mana…………… Abu Bakar adalah Salah Seorang Sahabat Rasullullah yang menegakkan , membela dan meyebarkan Agama Islam --- di mana di dalam kitab itu, digambarkan sebagai Pemimpin yang kompeten, Kalifatur Rasyidin pertama --- yang  meneruskan membela dan menyebarkan Ajaran Islam…………

 

Khatib naik mimbar --- Sosoknya tinggi besar, dengan suara yang berirama, memakai baju Takwa berwarna putih, berbordir --- isi khotbahnya tertolak menyambut Bulan Ramadhan yang segera tiba (baru tersadar kalau segera akan memasuki bulan puasa --- Wah, sibuk banget enggak terasa Ramadhan telah dekat menjelang --- benar-benar banyak berkelindan dengan masalah Duniawi. Oh !).  Menurut Khatib dalam Ramadhan mendatang isilah dengan perbaikan Akhlak --- karena Akhlak dan Moral Bangsa ini telah demikian terancam. Oh. (Insyaf)

 

Sang Khatib setelah duduk --- berdiri memasuki Khotbah kedua, yang berisi Ajakan Takwa dan Doa-doa ……………demikian banyak Amin --- terkesiap ketika ia mengajak untuk mendoakan Bangsa, Agama dan para Pemimpin.

Pemimpin ! Ia menutup doanya.

 

Biasa sebelum memulai Sholat Jum’at, khotib tadi rupanya merangkap sebagai Imam.  Ia memerintahkan merapikan syaf-syaf dan…………ia berucap :”Setelah kita menunaikan Sholat Jum’at --- akan kita lanjutkan dengan Sholat Gaib untuk para Suhada dan Mujahidin yang telah wafat mendahului kita ! “

 

Masuk niat Sholat Fardhu Jum’at –-- selesai pula Rukun Sholat --- lantas diselenggarakan  Sholat Gaib.  Dilanjutkan dengan berdoa atau Sholat dua Rakaat.  Ada yang bergerak pergi meninggal Masjid, ada pula tafakkur antara memikirkan Akhirat dan Duniawi.

 

Dalam perjalanan pulang dari Masjid --- biasa dua Surat Al Qur’an yang selalu saja teringat --- karena sepanjang hidup, kedua Surat itu selalu meng-ilhami dan menuntun dalam Kehidupan Duniawi, tetapi juga Fil Akhirati.  Yakni Surat Alam Nasyrah dan Al ‘Ashr.

 

Demikianlah dalam perjalanan hidup ini --- penuh dengan kejutan dan segala sesuatu yang datang bersama makbulnya Doa.

Realitas  dihadapi hanya  oleh Makhluk yang masih hidup di Alam Dunia --- bagi mereka yang telah berada “ di sanatidak ada lagi soal duniawi. Tetapi yang masih hidup bisa mengakses “peranan mereka di sana” (?).

Bermanfaat bagi mereka ---  tetapi apakah ada risiko bagi Yang di dunia ?  Radix Kehidupan adalah risiko --- itulah politik.

 

Tiba di rumah diusik oleh dua kata-kata bernas :

  1. Filsafat bagaikan anjing menggonggong --- mengganggu --- dan menggigit” ( Profesor Frans Magnis Soeseno)
  2. “Mereka yang berpikiran hebat, membicarakan ide-ide; mereka yang berpikiran sedang, membicarakan peristiwa-peristiwa; mereka yang berpikir sempit, membicarakan orang lain “  (Eleanor Roosevelt --- First Lady, 1884-1962)

 

Aku masih di dunia, maka ke Masjid, selama di Masjid, pun juga sepulangnya Aku masih berpikir. Filsafat !

*)Foto ex Internet

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun