Mohon tunggu...
Muhammad Wislan Arif
Muhammad Wislan Arif Mohon Tunggu... profesional -

Hobi membaca, menulis dan traveling. Membanggakan Sejarah Bangsa. Mengembangkan Kesadaran Nasional untuk Kejayaan Republik Indonesia, di mana Anak-Cucu-Cicit-Canggah hidup bersama dalam Negara yang Adil dan Makmur --- Tata Tentram Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi. Merdeka !

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Dewi Kwan Im Posat; dalam Intuisi dan Inspirasi [features – 34]

2 Februari 2011   05:17 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:58 501
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12966226331249509642

[caption id="attachment_86976" align="aligncenter" width="300" caption="Manusia diberi-Nya kemampuan : Refleksi ke Alam Benda. Bersyukurlah !"][/caption]

Ucapkanlah Adzan dan Iqamat ditelinga bayi-mu --- itu akan membekas dalam memori sepanjang hidupnya. Berilah pengalaman positif bagi Balitamu, niscaya akan menjadi references secara  dialektis dalam mentalnya. Hasilnya selalu sintesa Positif.

 

 

Di umur tiga tahun ---  seorang Balita terlepas dari pengawasan ibu yang sedang berbelanja di pasar ---  anak itu tersasar ke Klenteng di belakang pasar………. Itu adalah pasar di kota kecil yang di kelilingi perkebunan karet, jaman tempo doeloe.

 

Di kiri kanan jalan yang lebar itu adalah toko berlantai dua --- kalau jaman sekarang namanya rumah-toko (Ruko) --- di jalan itu terdapat Mesjid kota yang berdinding setengah batu setengah papan berwarna coklat --- mesjid itu besar dan kokoh.  Halamannya luas dengan permukaan pasir putih, sungguh teduh halaman itu --- di sana ada pohon sawo yang sangat besar dan subur.

 

Di samping mesjid ada rumah panggung, rumah kediaman Tuan Kadhi, lantas ada pula Madrasah tempat pengajaran dan pendidikan Islamiah.

Madrasah itu bersisian dengan Sekolah Cina --- secara diagonal Sekolah Cina dan Klenteng  itu mengapit kompleks Mesjid.

 

Jadi masyarakat di kota kecil itu sangat akrab --- walaupun masyarakat itu terdiri dari Suku Mandailing, Jawa, Melayu dan Cina. 

Waktu itu di awal Kemerdekaan Indonesia --- bangunan di sana tampak kusam, hanya Mesjid yang menonjol berwarna coklat kayu (mungkin dindingnya divernis). Walau pun suasana mencekam perang kemerdekaan --- tetapi kota kecil suasananya tentram, orang tetap bekerja.

 

Anak balita tiba di pelataran klenteng --- dan ia bertatapan dengan arca Dewi Kwan Im --- yang sosoknya sangat cantik dengan pancaran wajah ke-ibuan yang sangat membekas di hati Sang Balita.  Ia terpana saling memandang dengan Sang Dewi.   Ia tidak panik kehilangan si Ibunda. Mereka saling bertatapan --- anak itu dan Sang Dewi Kwan Im Posat.

 

Puluhan tahun kemudian --- tamunya pasangan keturunan Cina, Pak Raharso dan isterinya bercerita tentang Dewi Kwan Im dan Ibu Tien Soeharto. Cerita itu membangkitkan kenangan yang telah tertanam di dalam benaknya……………….berpuluh tahun yang lampau.

 

Dewi Kwan Im Posat kini terwujud dalam bentuk arca --- bukan saja keindahan dari arca itu mempersonafikasi-kan ujud seorang wanita cantik yang memantulkan kasih sayang --- tetapi Dewi Welas Asih itu juga memberikan pantulan getaran psikologis…………. Yang melegakan, memulihkan fisik dan mentalnya dalam menempuh gelombang kehidupan dan karier.  Bertahun-tahun kasih sayang itu membelai kehidupan yang lapang atau pun yang menekan.

 

Mengapa bisa dirasakan hubungan transcendental dengan “ke-maha-an” entah di mana ?

Kasih sayang Arrahman --- kasih sayang Arrahim  dari “Ke-Maha-an” yang di-imani --- bisa diwujudkan  di dalam hati, didalam hati nurani, di dalam sadakah, amal jariah, di dalam kotak amal, di dalam donasi, di dalam belaian, di dalam kasih sayang rumah tangga, di dalam Kaligrafi, atau apalah dari sisi manusiawi yang dhaif.

Kasih sayang di dalam masyarakat, di dalam Bangsa.

Ampunilah Ya Allah --- Hanya engkau tempat kami Meminta dan Menyembah.  Engkaulah Ash-Shomad !

 

Di rumah manusia memerlukan buku, memerlukan prabot, mobil, uang dan berbagai penunjang kehidupan --- untuk Jiwa dan Badan.

Body and Soul.  Kami manusia mempunyai berbagai kategori alam benda untuk menutup kelemahan manusiawi.

Di taman ada patung sosok Pahlawan, para teladan --- memberikan inspirasi generasi satu ke generasi selanjutnya.

Manusia membutuhkan Monumen --- Istana, rumah, vila, hotel, pasanggrahan, lukisan, foto kenangan ……………..dan banyak obyek Inspirasi.

 

Dewi Kwan Im di Pulau Sentosa-Singapura tergambar di ujud batu alam --- di rak buku ada batu alam berbentuk pyramid dengan sosok Sang Dewi. Di Ipoh-Malaysia ada guha dengan dindingnya berelief Sang Dewi Welas Asih --- intuisi menyatakan ada getaran kebahagiaan.

 

Kemampuan intuitif manusia bisa mendapatkan hubungan getaran kasih sayang yang menentramkan.

Allah memberikan kemampuan pada manusia untuk mengeksplorasi Alam Semesta.

Alam Semesta adalah Ayattullah.

Bersyukurlah Allah SWT memberikan manusia kemampuan memori, ratio, intuisi, dan menangkap inspirasi --- dari sebuah refleksi.

Hanya manusia yang membutuhkan --- me-reflesikan alam benda, dalam kriteria Makro Kosmos atau pun Mikro Kosmos !

Hanya manusia yang mempunyai kemampuan Transcendental...................

(Di sini juga ada Sang Dewi Welas Asih) link :

http://filsafat.kompasiana.com/2010/01/30/features-02-bulan-purnama-dan-dewi-kwan-im/

       

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun