Mohon tunggu...
Muhammad Wislan Arif
Muhammad Wislan Arif Mohon Tunggu... profesional -

Hobi membaca, menulis dan traveling. Membanggakan Sejarah Bangsa. Mengembangkan Kesadaran Nasional untuk Kejayaan Republik Indonesia, di mana Anak-Cucu-Cicit-Canggah hidup bersama dalam Negara yang Adil dan Makmur --- Tata Tentram Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi. Merdeka !

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Indikasi Demoralisasi TNI, Opini Positif Kolonel (Penerbang), dan Krisis Komando [Tajuk Ide -20]

7 September 2010   00:08 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:24 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kolonel (PNB) Adjie Suradji --- tampaknya, adalah  seorang yang cerdas dan berpengetahuan, konsiderans-nya dalam tulisan itu, penuh kalimat dan kata-kata yang filosofis --- ia tidak main-main --- itu hasil perenungan dan tulisan yang bernas.

Ini kutipan, dari paragraf terakhir tulisan-nya :

Indonesia harus bisa lebih baik. Oleh karena itu, semoga di sisa waktu kepemimpinannya-dengan jargon reformasi gelombang kedua-SBY bisa memberikan iluminasi (pencerahan), artinya pencanangan pemberantasan korupsi bukan sekadar retorika politik untuk menjaga komitmen dalam membangun citranya. Kita berharap, kasus BLBI, Lapindo, Bank Century, dan perilaku penyelenggara negara yang suka mencuri, berbohong, dan malas tidak akan menjadi warisan abadi negeri ini. Sekali lagi, seluruh rakyat Indonesia tetap berharap agar Presiden SBY bisa membawa perubahan signifikan bagi negeri ini.

Adjie Suradji, Anggota TNI AU

Mengapa ia tidak menyampaikan ide-nya langsung via komandan ? Mungkin sudah --- tetapi tidak ada perubahan.  Sangkut di mana, tidak tahu  (?!).  Ia orang cerdas, tekanan pengetahuan, realitas yang dihadapi --- dan ini, Hati Nurani,  hasil renungan itu harus di-ketahui khalayak, umum, dan ini --- Rakyat ! Rakyat yang membesarkan-nya, Rakyat tempat ia mengabdi, tempat ia seharusnya berbakti.

Sang Kolonel juga seorang Reformis --- ia mendesak agar Amanat Reformasi dalam Penegakan  Hukum dilaksanakan :  Berantas Korupsi !

Ia dan Rakyat yang Cerdas --- menginginkan Pemimpin yang Visioner ----  bukan manusia sekedarnya --- yang mendapat Pulung menurut Konsep Filosofi Politik Budaya Jawa --- ber-megah-megah  dalam Khayali dari Alam Dongeng yang legendaris.

Ini Abad XXI, Negara dan Bangsa ini dalam tekanan Peperangan --- perang intelijen, perang ekonomi, perang budaya, dan tekanan Globalisasi.  Sejarah membuktikan makhluk Manusia mempunyai sifat Hegemonistis --- Manusia bersifat Homo Homini Lupus. L'exploitation de  Nation par de Nation.

Pemimpin Indonesia di semua tingkat haruslah orang yang cerdas --- melihat ke depan, mengetahui dengan seksama Kekuatan bangsanya --- dan Kekuatan ATHG yang dihadapi.  Jangan pelihara Budaya Korupsi, bertindak dengan tegas dan keras  --- Hukum mati para Koruptor --- Jangan ada lagi Remisi dan Grasi bagi Koruptor --- segera koreksi apa yang telah diputuskan !

Ajie Suradji menuliskan dalil dan konsiderans-nya, dengan kalimat di bawah ini :

Quid leges sine moribus (Roma)-apa artinya hukum jika tak disertai moralitas? Apa artinya hukum dengan sedemikian banyak perkuatannya jika moral pejabatnya rendah, berakhlak buruk, dan bermental pencuri, pembohong, dan pemalas?

Memang Rakyat menyaksikan Ke-Culasan, Kebohongan,  dan Tindakan Budaya yang Retrogresif --- bukan tindakan progresif dan memberikan Keteladanan.   Tindakan Ajie Suradji adalah sisi nyata dari Indikasi De-moralisasi di dalam Bangsa ini !  De-moralisasi di tengah-tengah Rakyat, di TNI dan POLRI, di Birokrasi, dan di semua Jajaran Sosial.

Ada yang berpangkat Jenderal, ada para Pensiunan, para Pejabat-pejabat yang bersih dan Cerdas, para Mahasiswa, dan semua; makin banyak mengalami Proses De-moralisasi.  Bagaimana menyelamatkan Bangsa ini, kalau proses de-moralisasi ini tidak disadari oleh Presiden --- Panglima Tertinggi --- Kepala  Pemerintahan dan Kepala Negara.   Bangsa Indonesia tidak boleh "Menunggu Godot", Ia akan menjadi bangsa Kintel --- jadi mangsa Bangsa dan Negara lain.  Karena menjadi tergolong bangsa Bodoh dan Lemah --- sadarilah itu realitas --- itu kenyataanya.  Sang Waktu yang menyatakannya !

Tulisan Sang Kolonel (PNB) Adjie Suradji --- memberikan per-tanggungjawaban-nya kepada Rakyat --- kepada Rakyat yang lebih cerdas.

Bung !  Segera beri Komando :

Ø      Berantas Korupsi --- hukum berat para Koruptor --- hukuman mati dan penyitaan kekayaan para koruptor --- demi keselamatan Moral Bangsa. Indonesia pasti selamat dari Krisis Moral, krisis APBN, Krisis Budaya, dan Krisis Kedaulatan Negara.

Ø      Gerakkan Reformasi yang sistematis dan Cepat serta Cekatan --- Komando Lanjutkan Reformasi tahun 1998 dengan Reward dan Punishment !

Ø      Koreksi lagi Tindakan Remisi dan Grasi kepada Para Koruptor, itu melukai Seluruh Rasa Keadilan Rakyat Indonesia

Pulihkan Semangat Prajurit TNI,  Penyelenggaran ber-Pemerintahan dan ber-Negara --- berdasarkan Ideologi Preambule dan Undang-undang Dasar 1945 Amendemen. Selamatkan Republik Indonesia !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun