Mohon tunggu...
Muhammad Wislan Arif
Muhammad Wislan Arif Mohon Tunggu... profesional -

Hobi membaca, menulis dan traveling. Membanggakan Sejarah Bangsa. Mengembangkan Kesadaran Nasional untuk Kejayaan Republik Indonesia, di mana Anak-Cucu-Cicit-Canggah hidup bersama dalam Negara yang Adil dan Makmur --- Tata Tentram Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi. Merdeka !

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Indonesia Jangan Perang, Basmi Dulu Korupsi! [Tajuk Ide – 17]

2 September 2010   23:43 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:30 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bulutangkis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Vladislav Vasnetsov

Ingat memerangi 300.000 Fretilin, Indonesia tidak mampu mengalahkan. Mengapa ? Budaya Korupsi-lah yang membuat Peperangan dan pertempuran tidak ampuh --- milyaran Dana terkuras untuk membangun Timor Timur, sia-sia --- Indonesia kalah perang fisik, maupun diplomasi.  Intervensi Asing tidak dapat lagi memicu pelatuk Sang Tentara.  Timor Timur yang telah ber-integrasi.  Kembali terlepas.

Berapa jumlah GAM ? Hanya beberapa ratus ribu simpatisan dan angkatan bersenjata-nya (puluhan ribu saja).  Tidak terkalahkan --- seandainya Rakyat dan Daerah Aceh tidak dilanda Gempa dan Tsunami --- Mungkin peluang diplomasi damai itu tidak terwujud.  Mungkin Sejarah Indonesia tidak seperti ini.

Bagaimana dengan anasir OPM dan RMS  ? Apa yang bisa dilakukan agar total beres --- agar Investor nyaman, Rakyat tentram.  Di jaman Orde Baru ada analisa tentang potensi pemberontakan di Indonesia. Yakni  Aceh, Timor Timur dan ............ini Kalimantan !   Mengapa  ? Analisa  waktu itu  Aceh memang dalam Operasi Militer, dan di Timor Timur Fretilin tidak dapat dikalahkan tuntas.  Mengapa Kalimantan potensial memberontak ?

Analisa  waktu itu, bahwa Rakyat di sana silau dengan kemakmuran dan kemajuan Malaysia--- padahal mereka itu se-suku dan serumpun. Ingat waktu itu Orde Baru, secara ekonomi dan politik lebih stabil dan meningkat.

Indonesia tidak mungkin memenangkan perang dengan Negara mana pun --- IPOLEKSOSBUD HANKAM Indonesia sangat kritis.  Sewaktu Presiden Megawati berkuasa ia mengatakan ; ".........Indonesia kalau berperang dengan Negara lain, hanya bisa bertahan 3 hari ..........." Waktu itu Jenderal Sayidiman lantas membantah, katanya : "...........Indonesia bisa berperang 100 tahun dengan taktik HANKAMRATA .........."  Terlatihkah Rakyat-mu Jenderal ?  Adakah ideologi mereka yang mengikat Cita-citanya ?   Semua sendi kekuatan Indonesia saat ini De-moralisasi.

Dari segi Ideologi dan moral saat ini , Indonesia tidak bisa menyamai Rakyat Afghanistan (yang teruji dalam sejarah mereka --- atau Rakyat Vietnam jaman Ho Chi Minh )     Mengapa ?

Budaya  korupsi-lah yang menggerogoti Moral Bangsa ---- pelan tetapi pasti tanpa perang pun Indonesia akan makin lemah --- IPOLEKSOSBUD HANKAM-nya makin kropos.  Mana Dadamu ?  Penyakit didalam dadamu adalah Korupsi.  Korupsi adalah musuh Indonesia yang nyata .  Tidak dapat engkau rasakan, engkau lihat --- engkau sadari ?   Mengerikan sekali kalau tidak engkau sadari.

Krisis dengan Malaysia saat ini --- semoga menyadarkan para Jenderal Indonesia, para Cendiakawan Indonesia, para Politisi Indoinesia.   Bahwa Indonesia harus dipulihkan !

Basmi Korupsi ---Hukum Tembak para koruptor !   Hukum teringan adalah Seumur Hidup dan 20 tahun Penjara --- Penjarakan mereka di daerah terasing --- perlakukan mereka agar mengabdi dan produktif.

Jangan jadi beban moral dan sosial Rakyat pemilik Negeri ini.    Lakukan cara Deng Xiaopeng dalam me-reformasi  Cina.

Jangan buang waktu lagi !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun