Mohon tunggu...
Muhammad Wislan Arif
Muhammad Wislan Arif Mohon Tunggu... profesional -

Hobi membaca, menulis dan traveling. Membanggakan Sejarah Bangsa. Mengembangkan Kesadaran Nasional untuk Kejayaan Republik Indonesia, di mana Anak-Cucu-Cicit-Canggah hidup bersama dalam Negara yang Adil dan Makmur --- Tata Tentram Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi. Merdeka !

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi dari Jendela Bis (05) Indonesiaku Janganlah Engkau Mundur !

26 Agustus 2010   10:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:41 990
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orang Indonesia membawa Tinja

Kemana ?

Orang Indonesia pada kencing berdiri, ditembok-tembok, diban-ban mobil, lho?

Budaya-mu di mana ?

Demontrasi membawa tinja

Bus dan Kereta Api dilempari botol minuman

Isinya ?

Kencing Orang-orang yang mundur

Kasihan aku, anak gadis akan pergi bekerja --- rambut dan wajahnya bau pesing

Miskinkah dia

Ya !

Orang Indonesia loyo-loyo jam 8 tiga puluh malam

Loyo-loyo ?

Pulang kerja menggenggam nasi kotak dan uang recehan

Di lambungnya ada tinja

Di kantong kemih ada kencing

Mengapa dikau Mundur Indonesia-ku ?

Bersenjata tinja dan kencing untuk menghina dirimu sendiri

Aku malu saudaraku --- "Mencerdaskan kehidupan Bangsa" adalah misi-mu

Pemuda-ku.

[kamu sedang mundur di semua front --- seperti Hitlerjugend dikepung Tentara Merah --- bersimbah tinja dan kemih-mu sendiri]

Bukan darah-mu

Kepalan tangan-mu telah berlumuran --- bukan darah.

Merah putih, itu

Artinya Darah dan Getih --- Bisa Mengerti ?

[tak tahu lagi --- mengerti dan pengertian, bungkam]

(MWA-260810)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun