Mohon tunggu...
Muhammad Wislan Arif
Muhammad Wislan Arif Mohon Tunggu... profesional -

Hobi membaca, menulis dan traveling. Membanggakan Sejarah Bangsa. Mengembangkan Kesadaran Nasional untuk Kejayaan Republik Indonesia, di mana Anak-Cucu-Cicit-Canggah hidup bersama dalam Negara yang Adil dan Makmur --- Tata Tentram Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi. Merdeka !

Selanjutnya

Tutup

Catatan

EkonomiNet (04) Jangan Neko-neko, Sebaiknya Seperti Cina saja

2 Agustus 2010   12:46 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:22 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cina mempunyai Renminbi dan Yuan --- mengapa untuk proyek Redenominasi Rupiah --- tidak dilakukan demikian, Indonesia mempunyai dua macam Mata Uang --- Umpamanya Rp. 100.000 = (Ringgit Indonesia  100). Tujuan Redenominasi tercapai Rakyat tidak dirugikan.


Kesan Redenominasi yang sudah dilemparkan wacananya ke tengah masyarakat --- jelas akan merugikan kemampuan daya beli rakyat di daerah pinggiran --- yang masih mungkin mempunyai "nilai ekonomi", memerlukan uang pecahan Rp. 500,-- ; Rp. 200,-- dan bahkan masih ada transaksi Rakyat yang Rp. 100,-- Enggak percaya, jalan-jalanlah ke desa yang tidak produktif (tidak jauh-jauh sekitar Kabupaten Sukabumi masih ada).


Dari Running text beberapa hari yang lalu --- sampai akhir Juni 2010 uang yang beredar Rp. 265,9 Triliun dan Koin saja ada  Rp. 3, 2 Triliun (kedua data itu dari Bank Indonesia ). Lantas kalau cara redenominasi tanpa memperhatikan perekonomian Rakyat memang bisa simple.  Apa uang yang dikantongi Rakyat berupa recehan , sejumlah demikian besar tidak segera melenyapkan transaksi kampungan ?


Sebaiknya Bank Indonesia jangan neko-neko-lah --- urus saja bagaimana bisa mengatur tingkat suku bunga yang bisa mendorong Sektor Riil.  Tugas utamamu --- biar mendorong investasi dalam negeri --- lapangan kerja terbuka --- pengangguran berkurang ---  kemiskinan akan berkurang --- dan itu namanya, Republik Indonesia pro Rakyatnya. Cintailah Kemerdekaan Indonesia, cintailah Rakyat Indonesia.


Kalau hanya bertujuan Redenominasi --- maka laksanakan dengan Dua mata Uang RI.

IDR Rp. 100.000 = Ringgit Indonesia RIN. 100.

Secara historis Ringgit adalah mata uang yang berlaku di Nusantara --- Sederhana  diberlakukannya --- Perekonomian Rakyat (kecil) tidak dirugikan.

Malah, kalau Birokrat yang berada di Bank Indonesia bisa bekerja lebih cerdas --- dua mata uang itu bisa "dimainkan",  seperti Bank Sentral Cina. Memainkan Renminbi dan Yuan.


Selamat bekerja --- jangan neko-neko. Pikirkan Kemerdekaan dan Rakyat !


 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun