Tiba-tiba ia kaget ada seorang pemuda berjubah putih bersih, memberi hormat dengan sikap sempurna. " Eyang Semar ya --- selamat datang di Banten eyang "
"Sampeyan siapa"
"Daan Mogot eyang !"Â Segera kang Semar bangun untuk menjabat tangan pemuda perkasa itu.
"Mengapa eyang mampir di Tigaraksa --- tidak ke Jayakarta mbah ?"
"Di sana ada Sang Togog sedang memperkembangkan Togogisme --- sopan santun politiknya kami bertentangan --- dia sedang turut berkoalisi di sana. Bukan urusan saya untuk berbuat apa-apa di sana --- Rakyat-lah yang harus bertindak"
"Betul eyang --- jangan harap apa-apa dari kami........kami ini hanya tulang-tulang berserakan, engkau-lah lagi yang harus bertindak !"
Arwah Daan Mogot bersalaman dengan Kang Semar. Langsung pupus.
Kang Semar menghentakkan tongkatnya tiga kali --- zeeeeeeeep ia melayang ke barat, tiba di 106 derajat Bujur Timur ia membelok ke utara --- ia tidak ingin melintas di atas Betawia atau Cikeas atau pun Cariu. Ia terus melesat ke utara kemudian menyerong mengikuti Bujur Timur pada derajat 128 .
Kang Semar akan mengabdi pada para Elit, Kesatria, Birokrat --- yang semuanya bekerja dengan cerdas, rajin, bersemangat dan jujur . Begitu pula Rakyat Korea yang dipimpin Pemerintah yang cerdas akan menjadi, pekerja keras yang produktif --- mereka hidup makmur dalam sistem yang demokratis. Mereka petani dan pekerja yang memperoleh apa yang dihasilkan oleh rencana dan sistem kerja yang modern --- dari jauh Kang Semar mendengar yel-yel para petani dan pekerja di sana, dengan bersemangat --- Ho lupis kuntul baris --- Ho Lupis kuntul baris --- Ho Lupis kuntul baris . Makin dekat makin jelas Ho Lupis kuntul baris ; menderu-deru bersemangat--- ia memalingkan wajahnya ke Selatan serong ke Timur terlihat kelabu --- aura redupnya Nusantara.
Horresco referens, aku bergemetar sewaktu menceritakannya.........................................
Ambalithuk kukum, melanggar hukum secara diam-diam atau pura-pura tidak mengerti .
Dua pribahasa dunia ini untuk memberikan trigger pada syaraf inspirasi anda.
(Tunggu Sang Togog memberikan Kuliah Umum dalam rangka menerima gelar Honoris Causa).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H