Mohon tunggu...
Muhammad Wislan Arif
Muhammad Wislan Arif Mohon Tunggu... profesional -

Hobi membaca, menulis dan traveling. Membanggakan Sejarah Bangsa. Mengembangkan Kesadaran Nasional untuk Kejayaan Republik Indonesia, di mana Anak-Cucu-Cicit-Canggah hidup bersama dalam Negara yang Adil dan Makmur --- Tata Tentram Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi. Merdeka !

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat (05) Hanya Manusia yang Mempunyai Kesadaran Sejarah

29 April 2010   00:31 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:31 768
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Apa kepentingan Manusia menyadari bahwa berdasarkan temuan geologis Mamalia (termasuk Manusia) pertama sekali muncul di Bumi, sekitar 1 sampai 2 juta tahun yang lalu --- pada periode yang dinamakan-nya “ Quarternary “.  Manusia Primitif mulai berkembang sampailah menjadi  “Manusia Jaman Ini” --- di mana kita bisa menyadari peng-alaman-an bertemu dan bergaul sesama manusia dan lingkungan hidup kita.

Hanya Manusia yang berkepentingan dengan ‘Adanya’ --- Ia berkepentingan ke arah luar dirinya --- Anthropo-sentrisme. Manusia untuk Manusia, dan Lingkungan untuk Manusia.  Enak benar menjadi Manusia !

Karena hanya Manusia yang menyadari Ia  ada --- Ia mempunyai Kesadaran --- antara lain ada kesadaran tentang Waktu --- makanya ia bisa memperkirakan “Manusia primitif”  pernah ada pada Era Cenozoic --- yang terdiri dari masa 70 juta tahun lalu  --- mereka namakan Masa Paleocene --- dengan kemampuannya periode itu dibaginya pula pada “periode Quarternary” ,  sejak masa  Paleocene berurutan makin muda, hingga  1-2 juta tahun --- pada masa Pleistocene. Manusia primitif “itu Ada”

Dinosaurus dan kemudian Tikus sudah “berada” lebih dahulu --- pada periode Jurassic.  Banyak makhluk di Bumi ini berada dan kemudian lenyap.  Ada pula mereka bermutasi, berevolusi menjadi jenis yang lebih maju biologisnya --- menyesuaikan dengan Lingkungan Hidupnya. Mereka berubah secara Alamiah.

Hanya Manusia berubah --- diketahui berevolusi secara alamiah hingga jenis yang kini “berjalan, bergerak, menggunakan tangan dan otaknya” ---- merubah hidupnya dengan “Budaya”.  Wah ?

Kesadaran Sejarah Manusia berawal pada adanya kemampuannya menyadari “Waktu” (baca Serial Filsafat -03). Manusia membudayakan Waktu dalam Jadwal dan Periode.  Pintar itu Manusia, karena --- hanya Manusia yang mempunyai “ Kepentingan” (baca Serial Filsafat – 02).

Budaya Manusia melahirkan “Kepentingan Kekuasaan” --- Politik.  Membagi-bagikan “Kasta” – Ordinasi – Subordinasi – Patron Yang berkuasa dan Kawula – ini wilayah gue,  “Ini Kebenaran Gue”,  Manusia mulai mensyahkan Kekuasaan-nya ; dari Tuhan, dari Hegemoni --- sampailah kini “dari Rakyat untuk”.   Kalau Republik, ya dari Rakyat untuk Kepentingan Manusia Rakyat.

Vox Populi Vox Dei  !

Bagi-bagi pangan, bagi-bagi peran, bagi-bagi pekerjaan, bagi-bagi pendapatan – kemakmuran.  Itu Kepentingan Ekonomi Manusia.  Kok dapatnya  hanya Raskin, kok kami miskin mereka kaya, kok dia foya-foya – kami menganggur.  Banyaknya masalah sehari-hari Manusia karena Budaya Manusia --- saling berinteraksi – saling intersep – saling serobot !

Manusia dan Budayanya harus mengatur Masyarakatnya --- Itu Budaya, budaya harus progresif, ia harus proaktif meletakkan Norma dan Nilai-nilai menentramkan Manusia.

Kalau tidak diantisipasi – suasana jadi Chaos --- jadi kacau --- jadi Amuk --- jadi agresif.  Orang Malaysia mengatakan : Pencerobohan !

Orang Amerika mengatakan : Choistic.  Orang Komunis secara filosofis menggambarkan : Ada perjuangan kelas.  Lho ?

Lho kok kacau Manusia ?

Orang Romawi memperluas pengaruhnya --- Orang Tartar menyerang ke arah barat, ke utara, ke Selatan --- Mengapa Hitler melanda negara-tetangganya, apa tujuannya.  Mengapa ia melenyapkan Ras Yahudi  ?

Mengapa ada Sunni atau Syiah, atau lain-lain lagi.   Mengapa ada Kerajaan Demak ---  Mengapa Amerika Serikat menggunakan Bom Atom kepada Rakyat Jepang ?

Hanya Manusia yang bisa bertanya (baca Serial Filsafat – 01).  Manusia bertanya-tanya mengenai Eksistensi-nya --- banyak segi dan aspek hidupnya menjala Ratio dan Nalarnya.  Budayanya diperkembangkan untuk menjawab.   Masih juga kacau.

Sejarah menjadi alat Manusia melihat masa lalunya --- dengan Budaya dan sejarah ia kini melihat pula Masa Depan-nya --- Eksistensinya, terancamkah  dengan Teknologi Nuklir ?  Manusia lain melakukan agresi ke wilayah manusia lain.  Dulu dinamakan Agresi --- kini dibalut dengan Pre-emptive Strike .  Manusia memerlukan rasa aman.

Dulu pengaruh dijalankan untuk tujuan kolonialisasi –  imperialistik. Menegakkan Hegemoni.

Pendudukan dan Penjajahan. Kini secara multi nasional --- sikap agresi bisa dilakukan untuk membayar rasa aman.

Perangkat Perserikat Bangsa-Bangsa bisa digunakan untuk tujuan agresi dan membangun rasa aman Ke-Manusia-an.

Kesadaran Sejarah Manusia untuk membangun Nilai masa depan Manusia --- Manusia gelisah dan menakutkan Hari Depan-nya.  Gunakanlah Sejarah untuk Kelestarian Manusia --- jangan ia musnah bukan karena evolusi – mutasi – atau revolusi Alamiah.  Tetapi makin jelas bahwa Budaya yang dikuasainya sekarang , bisa melenyapkan Manusia dan Kemanusiaan.

Nanti kita tinjau lagi Mengapa ?   Mengapa aku bertanya ?   Mengapa ? (para Manusia saling bertanya)

Experientia docet sapientiam --- Pengalaman mengajarkan Kebijaksanaan  !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun