Mohon tunggu...
Muhammad Wislan Arif
Muhammad Wislan Arif Mohon Tunggu... profesional -

Hobi membaca, menulis dan traveling. Membanggakan Sejarah Bangsa. Mengembangkan Kesadaran Nasional untuk Kejayaan Republik Indonesia, di mana Anak-Cucu-Cicit-Canggah hidup bersama dalam Negara yang Adil dan Makmur --- Tata Tentram Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi. Merdeka !

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Hello Indonesia-ku (07) Hikmah Kata-kata Mutiara

1 Februari 2010   01:39 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:09 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti pagar makan tanaman. “

                                    (Pepatah Indonesia, diucapkan oleh Mantan Ketua MPR Amien Rais,  berita  pagi Metro TV 010210)

 

            Pepatah itu diucapkan Amien Rais, untuk mendorong penegakan hukum terhadap dua (atau lebih) penjabat negara, yang seharusnya menjadi “pagar mengamankan” uang negara --- malah bertindak menjadi pembobol uang negara dalam kasus Bank Century.  Kemana Aliran uang yang dirampok itu ? 

Ini betul-betul tragedi kalau sampai Rakyat dan Pemerintah tidak berdaya mengungkap kasus ini, dan menghukum pelaku-nya.

Kasihan deh cucu cicit Patih Gajah Mada --- hanya diwarisi utang luar negeri dan sejarah murung bagi Indonesia-ku.

 

            He, pemimpin, lihat itu di selatan Cianjur ---kapal berbendera  asing  menjarah kekayaan laut Indonesia.  Beli mobil mewah saja--- jangan beli kapal patroli bertorpedo.  Siapa takut pada Indonesia ?  

 Jangan membangun rumah prajurit, lebih baik merenovasi rumah petinggi --- bagi-bagi  komputer mahal, dan lain-lain yang mengundang decak kagum bangsa kere di dunia.

 

            Pepatah yang diucapkan Amien Rais itu, terdapat dalam buku Peribahasa Indonesia, K. St. Pamuntjak + N. St. Iskandar + A. Dt. Madjoindo, Penerbit Balai Pustaka, 1983. 

 

Diucapkan Hang Tuah dengan : Pagar makan padi !  (tanda seru dari buku tersebut) . Pepatah itu di-cross-reference ke pepatah no. 3429 berikut,       

 

                        Sokong membawa rebah. “

 

Arti pribahasa itu dalam buku tersebut, dinyatakan ; Orang yang diwajibkan menjaga keamanan, merusakkan keamanan itu. Orang yang patut menguatkan atau harus kuat memegang sesuatu aturan, melemahkan aturan itu. Orang yang kita percayai berbuat khianat kepada kita.

 

Nenek moyang orang Indonesia telah meletakkan Konsideran hukum bagi anak-cucunya.  Mampukah cucu-cicit orang Indonesia menyelamatkan negeri-nya dengan, menegakkan hukum secara konsekwen dan  adil ?.

Ini Pantun lanjutan penjelasan dalam buku tersebut :

 

                        Takar minyak sapi,

                        Dibunuh diatas geta.

                        Pagar makan padi,

                        Telunjuk merusak mata.

 

He- Pemimpin,  mata rakyat telah merah melihat adegan “perampokan” itu. Tobat  Eyang ! 

 

 (Batara  Kala sedang menyiapkan sepikul bencana dari arah Laut Selatan)…………..Nguuuuuuuuuuuuuuuuuuuung.

 

            Ini dia penafsiran Orang Melayu yang tinggal di Semenanjung, di Serawak dan di Brunei :

 

            Pagar makan padi “, orang yang diberikan kepercayaan untuk menjaga tetapi dia sendiri yang melakukan khianat.

( Kamus Peribahasa Melayu untuk Pelajar, Mohd. Tajuddin Hj. Abd. Rahman, Penerbit Fajar Bakti SDN. Bhd., 2000) 

 

Ini dia pepatah Orang Jawa : “ Pager Klaras “, pager --- pagar; klaras --- daun pisang kering

Tafsirnya : Pelayan (Yang dipilih, ditunjuk, yang diamanati, yang diberi wewenang; dari penulis) yang tidak dapat dipercaya.

Pepatah itu dari Kamus Peribahasa Jawa, F.S. Darmasoetjipta, Penerbit Kanisius, 1990.

 

            Terima kasih Nenek-moyangku. Mari kita melihat hari ini melalui mata – hati --- mental --- intuisi ,  atau nurani kita.

 

                                                 Yang Bijak akan mempraktekkan Tao. Yang bodoh hanya akan mengaguminya saja. “

( Pemulihan Cinta dengan Tao, Mantak Chia & Maneewan Chia, Pustaka Delapratasa, 1996 )

 

                        Life is what is hapenning when you’re making other plan ? “

                                                                        ( John Lennon )

 

Saya senang dengan petualangan.  Di sana ada begitu banyak pintu terbuka dan saya tidak takut untuk melihat apa yang ada di baliknya. “

                                                                                                                   ( Elizabeth Taylor )

 

            Yang hanya dapat berfungsi dengan bantuan Yin, Yin hanya dapat tumbuh dengan adanya Yang.

                                               (Penasehat Wanita tentang Seks dari Kaisar Kuning)

 

            Apa pun sasaran anda, target anda --- ingatlah pada Visi dan Misi kehidupan yang ditetapkan.  Sahabat saya yang telah almarhum pada usianya yang ke-52,5 tahun mewariskan :

                                    Wis --- ingat selalu pada sukses-sukses kecil yang dicapai, jangan mengharapkan kesuksesan besar tetapi tidak bisa dicapai.  Nyalakan lilin kecil untuk mendapatkan sekedar cahaya, dari pada bertahan dalam gelap gulita yang pekat. “

“ Gid, kubacakan Al-Fatiha bagi-mu sahabat………………………”    Amin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun