Mohon tunggu...
Sigith Prabowo
Sigith Prabowo Mohon Tunggu... -

i'm the master of my fate, and i'm the captain of my life [Nelson Mandela]

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cerita tentang Kupu-kupu [Kisah Gadis Purnama]

1 Juli 2011   09:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:01 530
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_120000" align="aligncenter" width="300" caption="kupu-kupu"][/caption] sore itu sasya termenung seorang diri di depan kamar kos dina. menikmati secangkir teh hangat sambil memandangi langit sore kota jogja. entah mengapa ia cepat sekali jatuh cinta pada kota ini. mungkin memang benar kata orang, Jogja itu berhati nyaman, sehingga membuat setiap orang ingin lebih lama tinggal di kota ini, atau setidaknya cepat jatuh hati pada kota yang terkenal dengan gudeg nya itu. memandangi langit kemerahan membuat sasya teringat saat dia menghabiskan sore bersama lelaki itu. lelaki yang saat ini sudah terbujur kaku dimakan cacing itu. lelaki yang membuatnya "memberontak" akan hidupnya. lelaki yang membuatnya memutuskan untuk pergi ke jogja tanpa sepengathuan keluarganya. kala itu lelaki itu bercerita tentang seekor kupu-kupu.... pada suatu masa, seorang putri berjalan-jalan di hutan dekat istana di mana ia mendapatkan segala kemewahannya. tanpa kekurangan satu apapun. segala hal yang diminta pasti akan selalu ada tersedia. bahkan hal yang tidak mungkin bisa menjadi mungkin. kala itu ia bertemu dengan seorang gadis pencari kayu bakar. gadis itu terlihat kumuh, tidak seperti dia yang cantik jelita dan wangi. seddangkan gadis itu hanya berpakaian kumal dengan rambut kusut tak disisir, serta bau keringat menyertai tubuhnya kemanapun tubuh langsing itu pergi. lalu bertanyalah sang putri kepada gadis itu tentang kehidupannya. lalu sang gadis pun menceritakan kehidupannya secara singkat kepada sang putri. akan tetapi sebelum gadis itu bercerita, dia bertanya lebih dahulu kepada sang putri tentang bunga dan kupu-kupu. gadis itu bertanya, jika disuruh memilih, sang putri akan memilih menjadi kupu-kupu ataukah bunga? setelah berpikir sejenak, sang putri menjawab bunga, karena bunga itu indah dan hampir semua orang menyukai bunga. tanpa bertanya lebih lanjut, sang gadis mulai bercerita. sebenarnya sang gadis adalah seorang putri dari negeri tetangga. ia memilih menjalani hidup seperti ini karena tidak ingin orang lain menentukan hidupnya. dia ingin bisa menentukan arah hidupnya sendiri. dia tidak ingin menjadi bunga yang walaupun cantik, tetapi hanya menunggu nasib. menunggu dipetik pada saat mekar, atau malah menanti layu karena terlewatkan oleh orang-orang. dia ingin menjadi kupu-kupu, yang walaupun hidupnya singkat, tetapi dia berhak menentukan ke bunga mana ia akan hinggap, dan kepada siapa dia akan menyerahkan hidupnya (menikah). sang gadis pergi ke hutan karena menolak perjodohan yang direncanakan oleh sang ayahanda raja. sebab ia telah memiliki kekasih, walaupun sang kekasih bukanlah seorang pangeran. karena penolakan tersebut, ayahanda raja menantangnya untuk bisa hidup sendiri di luar dari negeri nya selama 3 tahun. jika ia bisa kembali ke kerajaan tanpa bantuan siapa-siapa, maka ia berhak menentukan nasibnya. mendengar cerita sang gadis, tersentaklah sang putri. teringat akan perihal yang membuatnya memutuskan jalan-jalan di hutan ini. ya, dia berada di sini untuk menimbang keinginan ayahnya yang menjodohkannya dengan pengeran dari negeri seberang. padahal ia sangat mencintai kekasihnya yang hanya seorang ksatria, bukan pangeran. setelah berterima kasih dan mengucapkan selamat tinggal kepada sang gadis, putri pun kembali ke istana untuk memutuskan akan ke mana arah hidupnya. satu hal yang dia pahami, bahwa dia tidak ingin menjadi sekuntum bunga yang hanya menunggu, tetapi ingin menjadi seperti kupu-kupu yang bisa bebas menentukan hidupnya. ah, sayang dia memutuskan untuk menjadi kupu-kupu saat semua sudah terlambat. akan tetapi, tidak pernah ada kata terlambat untuk memperbaiki kehidupan. sebuah sapaan lembut seorang pria membuyarkan lamunannya. menatap pria itu membuat sasya serasa kembali ke masa lalu. ingin hati menghindari, tetapi tiada kuasa sasya menolak pria yang baru saja mengajaknya berkenalan. dan dina pun datang tepat waktu untuk menyelamatkan sasya dari kegugupan, seiring dengan senja yang semakin beranjak gelap. *kisah gadis purnama*

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun