[caption id="attachment_92374" align="aligncenter" width="300" caption="bersama anak2 di Kolam Bebek"][/caption]
Sore menjelang saat saya sampai ke basecamp nya teman-teman canting, yaitu di greenz cafe. Sore yang cukup cerah, malah tergolong panas tidak menghalangi niat saya dan mas gugun untuk memenuhi undangan dari sebuah komunitas yang berada di bantul sana. Kolam bebek namanya. Sebuah komunitas yang bergerak untuk bermain dan belajar bersama di daerah ganjuran, Bantul.
Komunitas ini digerakkan oleh kakak beradik bernama Andreas dan Aprillia. Bermarkas di sebuah rumah dome, mereka berbagi bersama anak-anak di sekitar. Mulai dari bermain, hingga membuat prakarya sederhana menjadi menu mereka bersama anak-anak yang ada di sekitar lingkungan tempat tinggal mas andre dan lia. Walau hanya berdua, dan dibantu beberapa teman, tetapi Mas Andre dan Lia tetap semangat dalam menjalankan komunitas ini demi sebuah senyum di wajah anak-anak yang masih polos tersebut.
Sore itu Kolam bebek yang baru saja merayakan setahun berdirinya komunitas ini, mengadakan sebuah acara pesta kebun bagi anak-anak “kolam bebek”. Pesta kebun yang bertempat di halaman depan rumah dome yang menjadi basecamp dari kolam bebek. Dengan background ladang tebu dan dinaungi pepohonan, maka jadilah pesta kebun ini serasa benar-benar di kebun.
Sore itu saya dengan dua teman lainnya, yaitu mas gugun dan yula, berangkat ke Kolam bebek untuk memenuhi undangan pesta kebun mereka. Walau melewati jarak yang cukup jauh, tetapi semua terbayar lunas saat berada di antara anak-anak yang ada di kolam bebek. Seuntai keceriaan menyambut kami yang baru saja memasuki halaman rumah tempat pesta kebun di laksanakan. Sebuah sambutan hangat kami terima dari mereka, walaupun kami hanya bertiga, tetapi mereka menghargai kami layaknya sebuah rombongan tamu.
Sesampai di sana, kami sudah disambut dengan anak-anak yang seddang sibuk membakar sate. Ternyata pesta kebun kali ini dimeriahkan dengan bakar sate bersama. Hmm...sepertinya enak. Itulah yang sepertinya ada di pikiran kami. Hehehe. Akan tetapi, pada akhirnya mas gugun dan yula sedikit geregetan karena sate yang sedang di masak tidak matang, karena memasak nya menggunakan kompor gas. Nah, di sinilah kami sedikit mencoba berinisiatif ikutan membakar sate bersama mereka, tetapi dengan cara yang lebih tradisional. Dengan menggunakan arang. Dan hasilnya, tawa sumringah mengembang di wajah-wajah lugu anak-anak tersebut. Dengan bercanda, mereka seolah berupaya melariskan salah satu “tukang sate” yang ada di sana. Tukang sate modern dan tukang sate tradisional. Hehehe.
Setelah selesai bakar membakar, ternyata kolam bebek mengadakan semacam perlombaan selama ini. Mulai dari perlombaan siapa yang paling banyak membaca, hingga sebuah kuis tebak-tebakan yang memperebutkan hadiah-hadiah kecil yang tentunya sangat berarti bagi anak-anak tersebut. Selain itu, pada saat yang bersamaan dilakukan pula serah terima kunci basecamp rumah bebek kepada lia dari mas andre. Karena memang lia yang diproyeksikan menggantikan mas andre mengurus komunitas kolam bebek ini.
Sebelum kami semua pulang, ternyata masih ada kejutan lain. Kali ini untuk 1000 Burung Kertas. Salah seorang teman dari mas Andre yang berasal dari Polandia memberikan beberapak buah buku untuk disumbangkan ke studio biru. Betapa sebuah kejutan yang menyenangkan dan sangat membantu untuk perpustakaan studio biru.
[caption id="attachment_92376" align="aligncenter" width="300" caption="penyerahan buku utk studio biru"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H