Mohon tunggu...
Muzilatul Isma
Muzilatul Isma Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - mahasisiwi

mahasisiwi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Inovatif, Hadirnya SMP Terbuka (SMP T) sebagai Solusi Pendidikan Alternatif

2 Desember 2021   06:21 Diperbarui: 2 Desember 2021   06:48 2079
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Lahirnya SMP Terbuka

Layanan SMP terbuka telah dimulai sejak tahun 1979/1980, pada awalnya SMP terbuka ini dilakukan uji coba pada 5 provinsi, yaitu di SMP Negeri kalianda di lampung, smp negeri plumbon di jawa barat, SMP Negeri Adiwerna di Jawa Tengah, SMP Negeri Kalisat di Jawa Timur dan SMP Negeri Terara di Nusa Tenggara Barat. Kemudian pada tahun 1999/2000-an, SMP terbuka telah dilaksanakan mencapai 3.483 lokasi yang tersebar di 289 daerah kabupaten/kota.

Hasil pendataan oleh direktur SMP pada tahun 2019/2020, menampakkan bahwa SMP T, yang masih aktif menyelenggarakan pendidikan yaitu sebanyak 611 sekolah, yangmana 611 sekolah tersebut terdiri dari 610 SMP T di Indonesia, dengan jumlah  peserta didik 43.963, serta 1 SMP T yang terdapat di Luar Neger yaitu di Malaysia.

Konsep pelaksanaan SMP Terbuka

SMP T merupakan pendidikan formal yang alternative untuk memberukan layanan pendidikan bagi siswa/anak usia 13 tahun hingga 15 tahun dan maksimal 18 tahun, yang tidak bias ataupun tidak dapat mengikuti pembaelajan SMP regular dikarenakan berbagaimacam kendala. Dalam penerapannya SMP T memiliki beberapa keluwesan semisal keluwesan dalam memilih tempat kegiatan belajar, menentukan waktu belajar, dan melaksanakan proses pembelajaran serta melaksanakan evaluasi.

Kegiatan pembelajaran pada SMP T dilaksanakan sesuai  dengan adanya dukungan dan lingkungan belajar yang ada, dengan memanfaatkan teknologi luar jaringan (luring/offline) ataupun dalam jaringan (daring/online)

Kegiatan pembelajaran di SMP T dilaksanakan dengan metode berikut:

  • Siswa belajar mandiri atau berkelompok sekurang-kurangnya 16 jam pelajaran dalam satu minggu yang dibimbing oleh guru pamong di Tempat Kegiatan Belajar (TKB)
  • Siswa belajar secara tatap muka di kelas pada Sekolah induk sekurang-kurangnya 12 jam pelajaran dalam satu minggu yang dibimbing oleh Guru bina.

Adapun tenaga pendidikannya:

  • Kepala sekolah; pada SMP Terbuka, untuk kepala sekolahnya berasal dari sekolah induk.
  • Guru bina; guru bina biasabya ialah seorang guru yang dari sekolah induk yang diperintahkan untuk mengajar di SMP Terbuka.
  • Guru pamog; guru pamog ial;ah pembimbing belajar mandiri siswa, yaitu seperti anggota masyarakat yang peduli akan pendidikan. Tentunya dengan bebrapa ketentuan, dengan ketentuan tersebut diantaranya; pendidikan minimal SMA, dan berada di lingkungan sekitar tempat kegiatan belajar.

Tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran

Tempat terjadinya/ pelaksanna SMP T ini tentunya dengan tempat yang memadai untuk sebuah kegiatan pembelajaran secara berkelompok. Tempatnya bias di sekolah, mushalla, tempat pengajian, maupun tempat-tempat lainnya.

Sekolah induk

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun