Mohon tunggu...
Muhamad Zidan Alfarizi
Muhamad Zidan Alfarizi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa jurusan ilmu komunikasi, Universitas Terbuka

Berniat mengenal, berbagi cerita, lalu membekas.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hei Bung! Bergunalah Menjadi Pemuda Bangsa!

23 Juni 2023   00:23 Diperbarui: 23 Juni 2023   00:33 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Merujuk pada tema yang diangkat dengan kalimat "peran cendikiawan muslim untuk umat" . Saya ingin mengulas dikalangan pemuda. Membuat saya memiliki semangat dan harapan kuat untuk menulis artikel ini.

Mengapa demikian? Letak kepemudaan saat ini adalah sebuah penentu harapan masa depan bangsa, negara dan agama. Seperti kutipan hadits "Syubbanul yaum rijalul ghod" bila di terjemahkan adalah; pemuda hari ini adalah pemimpin hari esok.

Jiwa pemuda yang memiliki semangat tinggi, fisik dan tenaga yang kuat, akal dan pikiran yang cerdas merupakan senjata kuat yang harus terus dikuatkan untuk peranan masa depan bangsa, negara dan agama.

Bila dilihat menggunakan kacamata kondisi saat ini, wadah untuk mengukur dan melatih pemuda saat ini memiliki banyak peluang dan potensi. Bila di spesifikasi-an, wadah untuk pembelajaran pemuda memiliki dua kategori peranan, yaitu peranan untuk duniawi dan untuk akhirat. 

Wadah untuk peranan duniawi bisa kita lihat melalui pendidikan umum seperti Sekolah Dasar, Sekolah menengah pertama, Sekolah menengah atas dan sekolah tinggi umum. Lalu bila wadah untuk peranan akhirat bisa kita lihat melalui pendidikan umum keagamaan Islam seperti Madrasah ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah, dan Sekolah tinggi Islam. 

Kedua wadah tersebut memiliki tujuan dan peranan penting. Dari keduanya pun harus dapat dikolaborasikan dengan baik. Karena sinergitas tanpa egoisme pribadi adalah jalan terbaik untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Konsep Agama dan Nasional harus terus dipertahankan dan dikuatkan. 

Bila kedua wadah tersebut dapat dikolaborasikan dengan baik dan maksimal, maka terciptalah pemuda yang diharapkan bangsa, bahkan pengganti para pemimpin saat ini.

Namun sangat disayangkan, era saat ini letak kepemudaan sangat dianggap remeh dan sebelah mata oleh bangsa negara kita sendiri. Kasus kepemimpinan negara saat ini yang terus-menerus menjadi komentar publik dan budaya menjinjing, sehingga menjadikan turunnya mental anak muda sampai saat ini. 

Budaya barat yang terus-menerus masuk kedalam negara Indonesia selalu menjadi favorit bahkan hobi yang merusak nilai luhur dan moral pemuda saat ini.

Sebetulnya memang tidak ada salahnya bila saat ini banyak budaya asing masuk kedalam negara Indonesia. Seiring perkembangan zaman, akal manusia terus-menerus mengeluarkan ide dan inovasi baru. Akan tetapi bagaimana sikap pemuda yang harus dapat memforsir mana yang baik dan mana yang buruk. Atau lebih baiknya, pemuda dapat menyesuaikan dan memberi inovasi baru melalui budaya yang terus-menerus datang. Menyebarkan inovasi kepada khalayak masyarakat agar tidak terhasut mudah mengikuti gaya tren budaya barat saat ini.

Sebagai contoh, bila kita lirik akun media sosial Instagram @pandawaragroup. Mereka adalah sebuah grup pemuda yang giat menyadarkan masyarakat tentang dampak buruknya membuang sampah sembarangan. Dengan gaya tren budaya barat yang mereka pakai, namun mereka tetap memberikan inovasi untuk mengelola limbah yang ada dan menampilkannya melalui jejaring media sosial guna menyadarkan masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun