Mohon tunggu...
Muzhidah
Muzhidah Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya adalah guru pembelajar dan guru merdeka. Guru merdeka yang selalu selamat dan bahagia agar selalu bisa berbagi kebahagiaan kepada semua orang melalui tulisan dan konten yang menginspirasi. Guru itu Ing Ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa dan Tut wuri handayani. Guru juga tetap belajar. Karna guru adalah pembelajar sejati. Salam Guru Merdeka

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi-Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1

28 Maret 2024   11:15 Diperbarui: 28 Maret 2024   16:34 2654
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

KONEKSI ANTAR MATERI – KESIMPULAN DAN REFLEKSI MODUL 1.1

Salam Guru Penggerak

Perkenalkan nama saya Muzhidah EWN Laila, S.Pd. Saya adalah calon guru penggerak Angkatan 10. Kelas 270A. Wilayah Jombang 8. Saya adalah salah satu guru di SMA Budi Utomo Perak.

Dari materi tentang pemikiran Ki Hajar Dewantara mengenai Pendidikan berpusat pada murid. Banyak pembelajaran yang saya dapatkan tentang seorang anak itu memiliki kodrat alam dan kodrat zaman. Anak juga bukanlah tabula rasa, tiap anak memiliki potensi lahir yang berbeda-beda, guru tinggal menebalkan garis putus-putus menjadi garis yang tebal sesuai dengan kodrat alamnya. Dalam proses kita menebalkan garis putus-putus tersebut kita dapat memdukan kodrat zaman yaitu menuntun anak sesuai dengan zaman. Bahkan dari pemikiran ini saya mulai meraba-raba bahwa ternyata selama ini saya pun belajar dari anak. Melalui kodrat zaman kita jadi menyesuaikan pembelajaran dengan zaman yang berkembang sehingga kita bisa menuntun anak dengan berjalan seimbang.

Dalam filosofi Ki Hajar Dewantara, beliau menyebutkan bahwa guru ibarat petani yang menggarap lahan. Sebagai seorang petani, harus mengenal tanah lahan yang akan ditanami, benih yang akan ditanam, pengairannya, dan pupuk yang sesuai agar nanti menghasilkan panen yang maksimal. Demikian juga guru, guru harus memahami dan mengenal muridnya secara utuh. Dari mana latar belakang keluarganya, apa bakatnya, kelebihan apa yang dimiliki, minat belajarnya seperti apa dan juga gaya belajar yang dia sukai. Dengan mengenal dan memahami murid secara utuh, maka kita jadi bisa memberikan pembelajaran yang sesuai dengan kodrat alam murid. Sehingga akan menghasilkan murid-murid yang berkualitas dan bermanfaat baik bagi dirinya maupun Masyarakat.

Semboyan Ki hajar Dewantara yang selalu teringat dalam pikiran saya untuk seorang pendidik adalah tiga semboyan, yaitu: Ing ngarsa sung tuladha, in madya mangun karsa dan tut wuri handayani. Dari semboyan ini saya belajar bahwa guru benar-benar harus menuntun dan membersamai muridnya dari segala sisi. Sebagai contoh, penyemangat dan fasilatator pendukung untuk keberhasilan muridnya.


Refleksi dari materi modul 1.1

  • Apa yang anda percaya tentang murid dan pembelajaran di kelas sebelum anda mempelajari modul 1.1?
  • Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku anda setelah mempelajari modul ini?
  • Apa yang dapat segera anda terapkan lebih baik agar kelas anda mencerminkan KHD?

Refleksi saya dari masalah diatas

  • Saya percaya bahwa anak berangkat ke sekolah itu seperti gelas kosong. Jadi guru yang akan mengisi gelas kosong tersebut. Siswa hanya cukup menerima saja apapun yang kita ajarkan walaupun itu bukan kemauan mereka. Sehingga saya masih memberikan pembelajaran dengan model ceramah. Jadi kita menyiapkan materi dan murid hanya mendengarkan kita menjelaskan materi yang saya sampaikan sambil mencatat. Saya tidak peduli mereka suka atau tidak, tapi saya menuntut mereka untuk menulis apapun yang sudah saya sampaikan saat itu. Jika mereka tidak mau mencatat, saya ancam mereka bahwa nilai nya akan saya kurangi.
  • Setelah saya mempelajari modul 1.1. Saya menyadari, ternyata pembelajaran yang saya berikan salah besar. Saya sedih ternyata saya menganiaya murid saya dengan memaksakan kehendak guru tanpa memperhatikan kodrat alam anak. Saya sadar ternyata anak bukan tabula rasa. Mereka bukan kertas putih yang bisa kita Lukis semau kita. Namun mereka sudah memiliki bakat terpendam dari kodrat alamnya. Kita hanya perlu menebalkannya dan menghiasinya dengan indah. Guru sebagaimana petani, murid sebagai lahannya. Jika kita mengenali lahan kita maka kitab isa menanam benih yang sesuai dan bisa memberikan pengairan, puput dan perawatan yang sesuai pula. Demikian juga dengan murid. Jika kita mengenal bakat minat dan potensi anak, maka kitab isa berikan pembelajaran yang sesuai dengan bakat, minat dan potensi anak. Sehingga anak akan tumbuh dan berkembang sesuai dengan kodrat alam nya.
  • Saya akan menerapkan perencanaan pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan bakat minat dan gaya belajar anak. Saya akan mulai belajar menggunakan teknologi dalam pembelajaran agar pembelajaran bisa inovatif dan kreatif. Saya sudah membelajari teknology Canva, Quizziz dan Word wall. Semoga saya bisa konsisten dengan hal ini.

Demikianlah refleksi ini saya buat. Akhir kata terima kasih atas semua ilmu yang sudah diberikan pada kami di PGP Angkatan 10. Salam Guru Penggerak. Guru Bergerak Indonesia Maju

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun