Mohon tunggu...
Muzeliati Muzeliati
Muzeliati Muzeliati Mohon Tunggu... Guru - SMA Negeri 2 Tambang

Guru penggerak angkatan 3 Kab Kampar dan Mahasiswa S2 Magister Pedagogi Universitas Lancang Kuning

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Gimana Sih Cara Mengelola Sekolah di Korea? Yuk, Intip Rahasia Dibalik Prestasi Gemilang Mereka!

19 Juni 2024   21:37 Diperbarui: 19 Juni 2024   22:17 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Manajemen satuan pendidikan adalah konsep penting yang melibatkan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan seluruh aktivitas di lembaga pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan secara optimal. Studi komparatif tentang manajemen satuan pendidikan di Korea menunjukkan bahwa keberhasilan sistem pendidikan di sana sangat dipengaruhi oleh manajemen yang efisien dan terstruktur. Konsep dasar manajemen di Korea mencakup beberapa elemen utama:

  • Perencanaan Strategis: Korea fokus pada perencanaan jangka panjang yang selaras dengan perkembangan global dan teknologi. Ini termasuk pengembangan kurikulum yang relevan dan modern, pelatihan berkelanjutan untuk guru, serta pengembangan fasilitas pendidikan yang maju.
  • Pengorganisasian Efektif: Struktur organisasi pendidikan di Korea dirancang untuk mendukung efektivitas dan efisiensi. Setiap level pendidikan memiliki tanggung jawab dan wewenang yang jelas, mulai dari kementerian pendidikan hingga sekolah-sekolah individual.
  • Kepemimpinan Berbasis Kinerja: Kepala sekolah dan administrator pendidikan di Korea sering dipilih berdasarkan kinerja dan kapabilitas mereka. Mereka diharapkan mampu memimpin dan menginspirasi guru serta siswa untuk mencapai hasil belajar yang tinggi.
  • Pengawasan dan Evaluasi Berkala: Pengawasan dan evaluasi di Korea dilakukan secara berkala untuk memastikan kualitas pendidikan tetap tinggi. Evaluasi mencakup kinerja siswa, kinerja guru, serta efektivitas program pendidikan.
  • Inovasi dan Adaptasi: Korea sangat mendorong inovasi dalam pendidikan. Penggunaan teknologi dalam pembelajaran, pengembangan metode pengajaran baru, dan penyesuaian terhadap kebutuhan pasar kerja adalah beberapa aspek yang terus diperbarui.

Berdasarkan laporan peringkat rata-rata skor PISA (Programme for International Student Assessment), Korea Selatan berada di posisi ke-7 dengan skor membaca 514, matematika 526, dan sains 519. Ini merupakan pencapaian luar biasa bagi negara yang baru membangun sistem pendidikannya di akhir abad ke-20. Bahkan, artikel dari MBC Times yang berjudul "20 Best Education System In The World" menyatakan bahwa sistem pendidikan Korea Selatan berada di peringkat lima besar, bersama dengan Jepang, Singapura, Hong Kong, dan Finlandia.

Yuk Simak tujuh fakta menarik tentang sistem pendidikan di Korea Selatan di bawah ini:

  • Lama Belajar yang Sangat Menguras Waktu Para pelajar di Korea Selatan belajar di sekolah selama 16 jam sehari atau 50 jam seminggu. Mereka menjalani pendidikan dari pagi hingga malam, termasuk mengikuti bimbingan belajar (bimbel) hingga pukul 22.00. Belajar juga dilakukan dari Senin hingga Sabtu, dengan libur pada hari libur nasional dan semester. Dampak positifnya adalah pelajar terhindar dari kegiatan anarkis karena kelelahan belajar, namun banyak pelajar yang berkacamata karena intensitas belajar yang tinggi.
  • Standar Kurikulum Pendidikan yang Disiplin dan Terstruktur Kurikulum di Korea Selatan sangat mencerminkan keterampilan abad 21, dengan fokus pada kompetensi untuk dunia kerja dan persiapan jenjang pendidikan berikutnya. Contohnya, kegiatan Pembelajaran Eksperimen Kreatif (CEL) yang mencakup partisipasi dalam organisasi, menjadi sukarelawan, dan eksplorasi karier. Bahkan, di sekolah menengah pertama, satu jam per minggu dikhususkan untuk eksplorasi karier guna memahami dan mengembangkan potensi individu.
  • Lima Mata Pelajaran Wajib Menurut KICE (Korea Institute of Curriculum and Evaluation), terdapat lima subjek utama yang diwajibkan di dunia pendidikan Korea Selatan: Bahasa Inggris, Bahasa Korea, Matematika, Sains, dan Studi Sosial. Di sekolah dasar, ada pelajaran khusus tentang kehidupan, sementara di sekolah menengah atas, ditambahkan pelajaran tentang teknologi, ekonomi rumah tangga, aksara Cina, bahasa asing kedua, dan seni liberal. Tujuannya adalah untuk memudahkan pelajar dalam memilih jurusan yang sesuai dengan minat dan bakat mereka di jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
  • Budaya Menjadi yang Terbaik yang Sangat Menonjol Di Korea Selatan, ada anggapan bahwa bakat tidak terlalu penting, melainkan kerja keras dan ketekunan yang utama. Budaya ini mendorong pelajar untuk mencetak prestasi tanpa alasan untuk gagal atau tidak bisa. Budaya akademis ini berpengaruh besar pada masa depan pelajar, dengan dukungan dari keluarga yang berdoa untuk keberhasilan anak-anak mereka dan pemerintah yang melarang operasi pesawat di atas lokasi ujian. Budaya ini membantu menempatkan Korea Selatan sebagai salah satu negara terdepan dalam pendidikan.
  • Tingkat Literasi Mencapai 100% Salah satu pencapaian mengagumkan dari sistem pendidikan di Korea Selatan adalah tingkat literasi, tes analisa, dan kemampuan berpikir kritis yang mencapai 100%. Hal ini berkaitan dengan intensitas waktu yang dihabiskan di sekolah untuk membaca dan tingginya kualifikasi tenaga pendidik. Tidak heran jika profesi tenaga pendidik dianggap sangat mulia dan dihormati seperti pahlawan.
  • Fasilitas Pendidikan yang Super Lengkap Fasilitas pendidikan di Korea Selatan sangat memadai, dengan teknologi yang diintegrasikan kedalam kurikulum sekolah. Setiap sekolah memiliki akses internet dengan kecepatan hingga 10 Gbps, memungkinkan pelajar mengakses informasi secara cepat dan tidak terbatas.
  • Penghargaan Besar Terhadap Profesi Tenaga Pendidik Pelajar di Korea Selatan sangat menghormati guru mereka, yang dikenal sebagai pribadi disiplin, keras, dan tegas dalam mendidik. Kualifikasi sebagai tenaga pendidik sangat tinggi, dengan beberapa guru bahkan menggunakan hukuman fisik untuk memastikan pelajar memahami materi dengan baik.

Pendapat Muzeliati : Penjelasan di atas memberikan pandangan yang sangat mendetail tentang sistem pendidikan di Korea Selatan. Saya terkesan dengan seberapa serius negara ini menekankan pendidikan, mulai dari jam belajar yang sangat panjang hingga standar kurikulum yang disiplin dan terstruktur. Ini menunjukkan dedikasi luar biasa baik dari siswa maupun guru. Kurikulum yang dirancang untuk mengembangkan keterampilan abad 21, dengan fokus pada eksplorasi karier dan pembelajaran kreatif, sangat relevan dengan tuntutan masa depan. Ini menunjukkan bahwa Korea Selatan tidak hanya fokus pada pencapaian akademis, tetapi juga pada pengembangan kompetensi yang diperlukan di dunia kerja.

Adapun literatur yang saya temukan dimana (Mesra & Tuerah, 2024) melakukan penelitian studi komperatif yang menghasilkan tentang praktik baik sistem pendidikan Korea Selatan mencakup : 

  • Korea selatan mengimplementasikan kurikulum pendidikan yang menekankan pada pemberian bekal kompetensi  agar  peserta  didiknya  siap  untuk  terjun  ke  dalam  dunia  kerja  dan  mempersiapkan pengetahuan dan keterampilan untuk melanjutkan kejenjang berikutnya.
  • Sistem kenaikan kelas di Korea pada jenjang pendidikan SD dimulai dari  kelas satu sampai kelas enam tidak terlalu rumit, asalkan tidak ada hal yang khusus setiap siswa setiap tahunnya bisa naik kelas. Apabila peserta didik sudah lulus SMA, maka bisa langsung bekerja atau masuk perguruan tinggi
  • Di Korea Selatan sekolah diberi keleluasaan untuk menambah kurikulum lokal sesuai minat siswa dan kondisi wilayah masing-masing

Secara keseluruhan, saya merasa sistem pendidikan Korea Selatan adalah salah satu yang paling maju di dunia, tetapi tantangannya adalah menemukan keseimbangan antara pencapaian akademis dan kesejahteraan siswa.

Pendapat Helen Martanilova: Kinerja guru di Korea Selatan dikenal sangat tinggi dan merupakan salah satu faktor kunci yang berkontribusi terhadap keberhasilan sistem pendidikan negara tersebut. Kinerja guru di Korea Selatan dicirikan oleh profesionalisme tinggi, dedikasi, pendidikan dan kualifikasi yang solid, serta kemampuan dalam manajemen kelas dan penggunaan teknologi. Meskipun menghadapi tekanan tinggi, mereka mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan mendukung perkembangan akademis serta karakter siswa. Kombinasi dari berbagai karakteristik ini menjadikan guru sebagai salah satu elemen paling penting dalam kesuksesan sistem pendidikan Korea Selatan.

Hal ini sejalan dengan pendapat Chun.S, dkk (2023) dalam hasil penelitian mereka yang mengungkapkan bahwa komponen kunci dari pendidikan guru dan kebijakan di Korea Selatan yang berkontribusi pada kualitas kekuatan pengajarannya meliputi:

  • Pelatihan Guru Pra-Layanan yang Ketat: Korea Selatan memiliki sistem yang kompetitif dalam memilih kandidat untuk institusi pendidikan guru. Masuk ke program pendidikan dan ujian rekrutmen guru sangat kompetitif, menarik kandidat berkualitas tinggi. Proses seleksi yang ketat ini memastikan bahwa hanya lulusan sekolah menengah terbaik yang masuk ke profesi pengajaran, menetapkan standar tinggi untuk kualitas guru.
  • Sistem Pelatihan Guru yang Terbangun dengan Baik: Sistem pelatihan guru Korea memiliki sistem pelatihan guru yang terbangun dengan baik yang telah berkembang selama bertahun-tahun. Institusi pelatihan guru telah berperan dalam menghasilkan kekuatan pengajar yang terampil. Inisiatif pemerintah untuk menarik generasi muda ke profesi pengajaran, seperti membebaskan mereka dari wajib militer dan membayar uang kuliah mereka, telah membantu dalam merekrut guru yang berkualifikasi.
  • Status Sosial Ekonomi yang Tinggi bagi Guru: Guru di Korea Selatan menikmati status sosial ekonomi yang tinggi, termasuk gaji yang baik, stabilitas pekerjaan, dan penghargaan sosial. Manfaat yang menarik dan prestise yang terkait dengan pengajaran sebagai profesi telah berkontribusi pada kualitas tinggi kekuatan pengajar di negara tersebut.
  • Pengawasan di Dalam dan di Luar Sekolah: Pengawasan dan dukungan yang berkelanjutan bagi guru, baik di dalam sekolah maupun di luar, memainkan peran penting dalam meningkatkan kompetensi guru. Mekanisme pengawasan yang efektif membantu guru meningkatkan keterampilan mereka dan menjaga standar pengajaran yang tinggi.
  • Administrasi Personal yang Efisien bagi Guru: Kebijakan seperti penugasan guru wali kelas, promosi kepala sekolah dari guru kelas, penerapan rotasi guru, memberikan gaji yang baik, dan menjamin keamanan kerja jangka panjang berkontribusi pada kesejahteraan dan profesionalisme guru di Korea Selatan. Praktik administrasi ini membantu menciptakan lingkungan yang kondusif bagi guru untuk unggul dalam peran mereka.

Dengan fokus pada komponen-komponen ini dari pendidikan guru dan kebijakan, menurut saya Korea Selatan telah mampu mempertahankan tingkat kualitas pengajaran yang tinggi dan memberdayakan kekuatan pengajarnya untuk memberikan pendidikan yang efektif kepada siswa.

Pendapat Perlian Erlangga : Kebijakan pendidikan di Korea Selatan dilakukan melalui dua hal utama yakni kurikulum dan metode pengajaran yang menggabungkan guru dan siswa sebagai pusat pembelajaran yang didukung oleh kepercayaan dan faktor sosial budaya. Standar kurikulum pendidikan yang diterapkan di Korea Selatan sangat mencerminkan keterampilan di abad 21 yang berimbas pada kompetensi menuju dunia kerja dan persiapan diri menuju jenjang ke yang lebih tinggi. Kita ambil contoh, kurikulum yang diterapkan di sekolah dasar dan menengah yang mencakup kegiatan Pembelajaran Eksperimen Kreatif (CEL) atau aktivitas langsung seperti partisipasi di dalam organisasi, menjadi volunteer dan mengeksplorasi karir. Dan yang menarik disana eksplorasi karir dilakukan di sekolah menengah pertama setiap satu jam per minggu. Dan fakta menarik yang didapatkan di korea selatan yaitu terdapat anggapan bahwa bakat tidak terlalu penting sehingga para murid diajarkan untuk bekerja keras dan tekun mencetak prestasi. sehingga tidak ada alasan untuk gagal atau tidak bisa dalam kamus orang korea.

Dari sini saya berpendapat bahwa sekolah sangat perlu menyiapkan peserta didiknya untuk masuk ke dunia kerja. Di sekolah peserta didik dipersiapkan untuk selalu bekerja keras tidak melulu harus sesuai bakat. seperti pepatah bijak mengatakan " sukses adalah berjalan dari kegagalan ke kegagalan tanpa kehilangan semangat" ini menunjukkan bahwa orang akan sukses tidak patah kehilangan semangat dan selalu bekerja keras.

Pendapat Emeraldina Darmidjas: Secara umum, kurikulum pendidikan di Korea Selatan memiliki standar akademis yang tinggi. Sistem pendidikan di Korea Selatan sangat kompetitif dan fokus pada prestasi akademis. Murid dituntut untuk lebih banyak menghabiskan waktu di sekolah, diikuti dengan les tambahan dan belajar mandiri. Penggunaan teknologi dalam pendidikan sangat maju. Sekolah-sekolah di Korea Selatan termasuk terdepan dalam menggunakan alat-alat digital dan metode pengajaran yang inovatif. Kurikulum pendidikannya dirancang dengan standar yang sangat tinggi, terutama dalam aspek seperti sains, matematika, dan literasi.

Namun dampak dari tingginya tingkat kompetisi ini mengakibatkan tingginya tingkat stres dan tekanan mental yang dialami siswa. Tekanan pendidikan yang diperoleh pelajar di Korea Selatan menjadikan mereka sebagai pelajar paling tidak bahagia di antara negara-negara maju lainnya (Wulandari, Ardeni, Hilmin, & Novianti, 2023). Pelajar di Korea Selatan kerap kali tidak memperoleh kebebasan dalam menentukan pilihannya dalam menempuh pendidikan. Selain itu, ketidakpuasan orang tua terhadap hasil belajar anaknya juga menyebabkan banyaknya tindakan kekerasan dan hukuman yang mengancam kesehatan psikis dan mental anak-anak. Tuntutan untuk selalu menjadi sempurna ini kemudian membawa mereka pada tingkat stress yang tinggi sehingga tingkat bunuh diri di Korea Selatan termasuk yang tertinggi di dunia. Pada paruh pertama 2023, 197 remaja bunuh diri yang menandai peningkatan sebanyak 18 persen dari tahun sebelumnya, menurut data yang dirilis oleh Yayasan Pencegahan Bunuh Diri Korea. Di antara kasus-kasus tersebut, 108 diantaranya merupakan pelajar perempuan, yang menunjukkan lonjakan 48 persen dibandingkan dengan periode sama pada tahun sebelumnya, dimana 73 pelajar perempuan bunuh diri.

Selain berdampak pada kesehatan mental, keinginan orang tua untuk membantu anak-anaknya mendapatkan pendidikan dan pekerjaan yang baik juga berdampak pada banyak kasus kecurangan, penyuapan, pemalsuan ijazah, dan kasus lainnya. Sepertinya Korea Selatan masih memiliki PR untuk membenahi sistem dan mekanisme terkait kesejahteraan mental siswa didiknya dengan menerapkan sistem pencegahan dan penanggulangan yang lebih komprehensif,

Dilihat dari aspek kesejahteraan, guru di Korea Selatan mendapatkan gaji yang lebih tinggi dan status sosial yang lebih baik dibandingkan dengan banyak negara lain. Dikutip dari sebuah artikel yang diterbitkan oleh Yayasan Bangun Kesejahteraan Bangsa (2023), gaji guru di Korea Selatan sekitar $60,185. Angka yang terbilang tinggi ini mencerminkan prioritas yang diberikan oleh pemerintah Korea Selatan terhadap kesejahteraan dan penghargaan terhadap peran guru dalam sistem pendidikan yang sangat kompetitif. Dengan standar akademik yang tinggi dan persaingan ketat di dunia pendidikan, gaji guru yang signifikan ini dapat dianggap sebagai strategi untuk menjaga dan meningkatkan kualitas pengajaran di negara tersebut. Angka ini menyoroti nilai tinggi yang diberikan pada profesi pendidikan dalam mendorong kemajuan pendidikan di Korea Selatan.

Pendapat Usi Juwita Heryani : Korea Selatan merasa bahwa pendidikan adalah hal yang utama agar sistem sosial masyarakatnya dapat terbentuk dengan optimal. Usaha untuk mencapai status sosial tertentu sangat terlihat dari bagaimana masyarakat di sana bersaing untuk mendapatkannya. Negara Korea Selatan sangat terobsesi dengan pendidikan. Pendidikan sangat ditekankan keras kepada para pelajar sehingga seperti orang gila. Selama bertahun-tahun para pelajar pergi ke sekolah sejak pukul 7 pagi sampai lewat tengah malam. Hal ini terjadi disebabkan seusai  sekolah, pelajar wajib mengikuti pendidikan khusus guna meningkatkan kinerja akademis para pelajar. Para pelajar diprioritaskan untuk mempersiapkan diri mengikuti ujian masuk perguruan tinggi yang sangat ketat seleksinya, guna mendukung masa depan pelajar. Sekolah-sekolah di Korea Selatan juga sangat memprioritaskan penggunaan bahasa asing, seperti Inggris, Jerman, Cina, Spanyol, dan lain-lain. Oleh karena itu, setelah lulus sekolah, banyak dari mereka yang menuntut ilmu di universitas-universitas ternama di seluruh dunia. 

Kebanyakan orang tua dan juga para guru di Korea Selatan menganjurkan anak-anak mereka untuk berprofesi sebagai insinyur atau dokter. Posisi atau jabatan tertentu dapat menunjukkan sebuah status yang lebih baik dalam masyarakat Korea Selatan. Budaya Korea Selatan adalah salah satu hal yang membuat sistem pendidikan di Korea Selatan seperti saat ini. Menariknya, pertimbangan yang penting bagi seorang pimpinan adalah di universitas mana mereka menempuh pendidikan, bukanlah kepribadian atau pengalaman kerjanya. Berdasarkan alasan itulah, lulusan-lulusan SMA di Korea Selatan akan berusaha yang terbaik untuk masuk dan juga lulus di universitas-universitas terbaik di negeri itu, sekalipun peluangnya tidak besar. Ini menjadi alasan mereka mau untuk belajar mati-matian dengan jam belajar yang sangat lama ketika masih duduk di bangku sekolah. 

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan pendidikan di korea selatan  dapat menjadi bukti bahwa Korea Selatan juga menggunakan sektor pendidikan sebagai bagian dari upaya diplomasi negaranya ke dunia internasional. salah satu tujuan pendidikan di Korea Selatan adalah untuk menanamkan pada setiap orang rasa identitas nasional dan penghargaan terhadap kedaulatan nasional, serta menanamkan sifat patriotisme. Jika tidak jadi manusia yang unggul, kami akan mati. Itulah prinsip yang dipegang bangsa Korea Selatan. Tidak heran bangsa ini dapat maju karena kebijakan pemerintahnya fokus mengembangkan dunia pendidikan. 

Daftar Pustaka

Mesra, R., & Tuerah, P. R. (2024). Studi Komparatif Sistem Pendidikan di Korea Selatan dengan Indonesia. COMTE: Journal of Sociology Research and Education, 1(1), 17-25.

Chun, S., Lee, O., & Kim, D. J. (2023). An Explanation of the ICALT Instrument's Measurement of Teaching Quality in Relation to Teacher Education and Policy in South Korea. In Effective Teaching Around the World: Theoretical, Empirical, Methodological and Practical Insights (pp. 299-315). Cham: Springer International Publishing.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun